x

Ilustrasi Limbah Medis. Foto Risyal Hidayat/Antara

Iklan

alvita lizora

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 28 Januari 2022

Jumat, 28 Januari 2022 17:45 WIB

Limbah Medis Menggunung Akibat Pandemi Covid-19

akibat pandemi covid-19 limbah medis menggunung

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Seluruh negara termasuk Indonesia saat ini sedang berusaha menangani pandemi yang disebabkan oleh penyebaran virus Covid-19. Negara melakukan banyak hal untuk mengatasi pandemi ini antara lain dengan menetapkan berbagai kebijakan untuk mencegah penularan, melakukan pembatasan, bahkan penutupan. Hal tersebut sangat berdampak pada kehidupan bermasyarakat, kebiasaan beraktivitas, perekonomian masyarakat, dan masih banyak lagi.

Kini semua orang dituntut melakukan kebiasaan baru agar tidak terpapar virus Covid-19, yaitu dengan menerapkan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, dan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, menerapkan 5M (menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, mengurangi mobilitas, dan menjauhi kerumunan). Kenyataannya dengan kebiasaan baru ini menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan yaitu dengan menimbunnya limbah medis. Limbah medis juga merupakan media penyebaran virus jika tidak di kelola dengan baik dan benar. Di seluruh dunia, diperkirakan sedikitnya 5,2 juta orang, termasuk 4 juta anak-anak, meninggal setiap tahun karena penyakit yang berkaitan dengan limbah medis yang tidak terkelola dengan baik.

“Limbah medis tersebut berasal dari fasilitas layanan kesehatan, rumah sakit darurat, tempat isolasi, karantina mandiri, uji deteksi dan kegiatan vaksinasi. Limbah yang termasuk limbah medis B3 di antaranya seperti infus bekas, masker, botol vaksin, jarum suntik, face shield, perban, hazmat, alat pelindung diri (APD), pakaian medis, sarung tangan, alat PCR dan antigen, serta alkohol pembersih swab,” kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya melalui konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (28/7). Proyeksi Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), memperkirakan jumlah limbah medis bisa mencapai 493 ton per hari.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pengelolaan limbah medis kini masih terkonsentrasi di pulau Jawa. Presiden Joko Widodo meminta jajarannya untuk memberikan perhatian kepada pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) medis Covid-19 secara sistematis. Presiden juga meminta agar dana yang tersedia diintensifkan untuk membuat sarana pengolahan limbah medis yang jumlahnya meningkat selama pandemi Covid-19.

Tidak hanya pemerintah daerah saja yang perlu memperhatikan pengelolaan limbah medis, tetapi masyarakat umum juga perlu diberikan sosialisasi mengenai bagaimana cara untuk menyimpan dan membuang limbah medis khususnya masker dengan baik dan benar. Dikarenakan masih banyak masyarakat yang membuang masker bekas pakai begitu saja. Dengan adanya sosialisasi tersebut masyarakat dapat meminimalisir bahkan memutus rantai penyebaran virus covid-19.

Ikuti tulisan menarik alvita lizora lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler