x

Iklan

Sulthan Rafli

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 28 Januari 2022

Sabtu, 29 Januari 2022 06:33 WIB

Tanggung Jawab Sebagai Mahasiswa Universitas Trilogi

Tanggung Jawab Sebagai Mahasiswa Universitas Trilogi

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Definisi Mahasiswa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi. Sementara itu, Sarwono berpendapat bahwa mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya, karena adanya ikatan dengan suatu perguruan tinggi.Berdasarkan 2 pengertian di atas, dapat kita pahami bersama bahwa mahasiswa adalah sekelompok orang dalam sebuah masyarakat yang memperoleh predikatnya karena belajar di sebuah perguruan tinggi. Perguruan tinggi disini sendiri beragam, dari mulai universitas, institut, politeknik, sekolah tinggi, dan lain-lain.

Sebagai sebuah kelompok yang cukup terpandang dalam sebuah lapisan masyarakat akibat jenjang pendidikan yang tinggi, mahasiswa diharapkan menjadi calon-calon cendekiawan dan aktor-aktor intelektual yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat di masa depan, Oleh karena itu, terdapat beberapa peran dan tanggung jawab yang melekat pada diri tiap-tiap mahasiswa itu sendiri.

Peran Mahasiswa

Setidaknya terdapat 4 peran utama yang harus dilakoni oleh tiap-tiap orang ketika menyandang status sebagai seorang mahasiswa. Ke 4 peran itu terbagi menjadi peran moral, peran sosial, peran akademik, dan peran politik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

1. Peran Moral

Seorang mahasiswa harus melakukan tindakan-tindakan yang bermoral dan menghindari tindakan-tindakan immoral atau amoral di tengah-tengah masyarakat. Sebagai contoh, seorang mahasiswa harus senantiasa mengedepankan sikap jujur dalam kehidupan bermasyarakat. Sikap-sikap kecil seperti jujur yang dilakukan oleh mahasiswa dapat berdampak positif kepada masyarakat, karena posisi mahasiswa yang cukup terpandang dapat membuat masyarakat meniru apa yang dilakukan. Sebaliknya, apabila mahasiswa melakukan tindakan-tindakan immoral atau amoral, hal itu dapat menimbulkan efek yang cukup besar. Tidak hanya menjadi contoh yang buruk bagi masyarakat, hal itu juga menunjukkan kehancuran suatu generasi intelektual muda yang direpresentasikan oleh mahasiswa itu sendiri.

2. Peran Sosial

Seorang mahasiswa tidak boleh menjadi menara gading. Ia harus membaur dan menyatu dengan masyarakat untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang berkembang. Salah satu poin dalam Tri Dharma Perguruan tinggi sendiri adalah pengabdian terhadap masyarakat. Oleh kampus, hal ini biasanya diwujudkan dalam bentuk kuliah kerja nyata (KKN) yang menjadi salah satu syarat kelulusan bagi mahasiswa. Ketika KKN, tiap kelompok mahasiswa diwajibkan untuk menjalankan program-program kerja yang bermanfaat dan bernilai sosial bagi masyarakat. Sementara oleh pemerintah, dalam beberapa tahun belakangan telah dilaksanakan program kreativitas mahasiswa (PKM) yang bertujuan untuk mendukung kreativitas dan inovasi mahasiswa dalam mengentaskan persoalan masyarakat.

Selain dengan mengikuti program yang dirancang oleh kampus/pemerintah, ada banyak jalur lain bagi mahasiswa untuk memainkan peran sosial. Hal ini dari mulai mengikuti organisasi-organisasi kampus hingga kegiatan-kegiatan kerelawanan di luar kampus. Aktivitas yang dapat diikuti pun beragam, dari mulai aktivitas sosial kecil-kecilan seperti penggalangan dana hingga yang lebih besar seperti pengabdian masyarakat. Semuanya memiliki tujuan yang sama: yaitu berbuat baik dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.

3. Peran Akademik

Selain kedua peran di atas, tiap-tiap mahasiswa juga memiliki peran akademik. Meskipun tidak seluruh mahasiswa berminat untuk menjadi seorang akademisi atau berkarir di bidang akademik, namun tiap mahasiswa tetap memiliki peran akademik. Hal ini tidak terlepas dari fakta bahwa mahasiswa adalah sekelompok orang yang berkesempatan untuk menikmati jenjang pendidikan tinggi. Kesempatan yang diperoleh itu harus mampu dimanfaatkan untuk memperoleh Ilmu yang sebanyak-banyaknya di bangku kuliah. Apalagi, pasti tiap mahasiswa memiliki tanggung jawab tersendiri terhadap orang tua dan keluarga. Seluruh orang tua pasti berharap anaknya menempuh perkuliahan dengan baik dan maksimal agar memiliki masa depan yang lebih baik.Mahasiswa juga bertanggungjawab untuk berprestasi di kampus, regional, nasional hingga internasional untuk tetap bisa meningkatkan akreditasi kampusnya.Selain itu mahasiswa juga dituntut untuk menyelesaikan pendidikannya secara tepat waktu dengan IP yang baik.

4. Peran Politik

Peran terakhir ini mungkin yang paling sensitif dan berbahaya, sobat. Peran itu adalah peran politik. Sebagai pemegang tampuk kepemimpinan bangsa di masa yang akan datang, seorang mahasiswa juga harus turut peduli terhadap kondisi politik dalam negeri. Berbeda dengan politik praktis, peran politik yang dimainkan oleh mahasiswa harus sepenuhnya dilandaskan oleh dorongan moral dan semangat untuk mengusung aspirasi rakyat.

Predikat kelompok intelektual yang disandang oleh mahasiswa membuat mahasiswa memiliki beragam cara untuk menyampaikan pesan politiknya, dari mulai lobi, audiensi, hingga aksi demonstrasi. Kapasitas mahasiswa sebagai salah satu kekuatan politik juga tidak boleh diragukan. Dalam sejarah bangsa Indonesia sendiri, sudah dua kali terjadi pergantian rezim dan tatanan politik yang dimotori oleh mahasiswa, yaitu pada tahun 1966 dan 1998.

Tanggung Jawab Mahasiswa

1.    Agent of Change

Pertama, mahasiswa bertanggung jawab sebagai agent of change atau agen perubahan. Sebagai agen perubahan, mahasiswa bertanggung jawab untuk menjadi tonggak bagi perubahan dan kebangkitan bangsa ke arah yang lebih baik.Sepanjang sejarah, telah dua kali terjadi perubahan fundamental dalam kehidupan bangsa yang dimotori oleh mahasiswa, yaitu pada masa perubahan Orde Lama ke Orde Baru di tahun 1966 dan kelahiran Reformasi di tahun 1998.Berkat kebebasan yang telah kita peroleh pada hari ini, peran mahasiswa sebagai agen perubahan tidak terbatas pada aksi-aksi demonstrasi.

Ada banyak cara untuk menciptakan perubahan di masyarakat, seperti berinovasi menciptakan teknologi baru yang bermanfaat, berwirausaha untuk membuka lapangan pekerjaan, melakukan kampanye sosial, dan lain-lain.

2. Iron Stock

Status sebagai kelompok terpelajar membuat mahasiswa menjadi dilihat spesial oleh lapisan masyarakat lainnya. Mahasiswa sering dianggap sebagai generasi emas yang akan meneruskan estafet kepemimpinan bangsa dengan lebih baik dari ilmu dan pengalaman yang diperoleh selama menempuh pendidikan. Regenerasi kepemimpinan bangsa sangat bergantung pada kualitas kelompok terpelajar bangsa itu sendiri, maka dari itu sebagai iron stock, mahasiswa bertanggung jawab untuk menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas. Mahasiswa harus mempunyai kecerdasan intelektual maupun emosional.

3. Moral Force

Mahasiswa juga memiliki tanggung jawab untuk menjadi moral force di tengah-tengah masyarakat. Maksud dari moral force atau pasukan moral disini adalah mahasiswa harus menjadi representasi bagi moral yang baik kepada masyarakat. Mahasiswa harus menjadi role model di masyarakat dalam berperilaku, berpenampilan, maupun perkataan. Menjaga masyarakat untuk menjauhi tindakan-tindakan immoral dan amoral termasuk dari tanggung jawab mahasiswa.

4. Agent of Social Control

Tanggung jawab mahasiswa selanjutnya adalah mahasiswa sebagai social control. Hal ini terkait erat dengan salah satu tujuan dari pendidikan pada perguruan tinggi sendiri, yaitu untuk mengabdi kepada masyarakat. Mahasiswa harus mau membaur menjadi bagian dari masyarakat dan menjadi pemecah masalah (problem solver) bagi berbagai persoalan di masyarakat.

Selain itu, mahasiswa juga berperan sebagai penghubung komunikasi pemerintah dengan masyarakat maupun masyarakat kepada pemerintah. Mahasiswa dapat mensosialisasikan kebijakan-kebijakan pemerintah dan informasi kepada masyarakat juga menyalurkan aspirasi masarakat kepada pemerintah.

5. Fungsi Mahasiswa Sebagai Gerakan Moral

Fungsi mahasiswa yang mungkin sudah familiar bagi kaum mahasiswa sebagai gerakan moral. Gerakan moral dalam realisasinya sudah cukup baik. Tampak dari beberapa kesempatan kawula muda sudah menggerakan moral force tersebut. namun tahukah kamu jika gerakan moral sebenarnya berperan untuk menjaga stabilitas lingkungan masyarakat. Maka dari itu, mahasiswa pun memiliki tanggungjawab yang besar. Mahasiswa setidaknya juga dituntut juga untuk memiliki moral yang baik. Tanpa memiliki moral yang baik, sulit rasanya mengerakan sebuah gerakan moral untuk lingkungan.

6. Sebagai Guardian of Value

Tidak dapat dipungkiri juga jika fungsi mahasiswa juga bisa menjadi guardian of value. Jadi masyarakat mengandalkan kemapadan dan intelektual mahasiswa untuk melahirkan solusi. Tentu saja masyarakat mengharapkan mahasiswa tidak merusak nilai luhur yang ada, dan ikut serta dalam melindungi nilai leluhur yang telah ada. Masyarakat itu sendiri pun tidak melarang kawula muda berintelektual itu menemukan nilai baru. Asal tidak merusak nilai yang telah ada. intinya hanya satu, bisa menjaga nilai dan hak kewajiban warga Negara yang telah ada. Selain menjaga nilai luhur, mahasiswa juga diharapkan mampu menjaga nilai yang berasal dari kebenaran secara ilmiah. Sebagai kaum intelektual, fungsi mahasiswa pun juga dituntut untuk bisa menemukan terobosan dan mendaptkan kebenaran atas permasalahan yang tengah terjadi di dalam masyarakat.

7. Menyambung Aspirasi Masyarakat Pemerintah

Fungsi mahasiswa yang sepele tetapi sangat berdampak ternyata fungsi mahasiswa sebagai menyambung aspirasi masyarakat ke pemerintah. Tidak dapang dipungkiri, salah satu jembatan penyampaian pendapat dan suara masyarakat selain melalui Dewan Perwakilan Rakyat adalah lewat kekuatan mahasiswa. Sayangnya kini kepercayaan masyarakat terhadap Dewan Perwakilan Rakyat mulai surut karena banyak kasus pemimpin yang tidak amanah terhadap rakyat.

Setidaknya lewat kekuataan mahasiswa, mampu mengubah keputusan petinggi. Salah satu mahasiswa memiliki kekuatan mengubah elite penguasa, karena kekuatan besar mahasiswa untuk melakukan demo besar-besaran. Meskipun secara pribadi saya tidak suka dengan aksi demo, setidaknya dengan kekuatan mahasiswa mampu menggetarkan para penguasa.

Salah satu kasusnya adalah demo “Gejayan Memanggil” dari sana tampak kekuatan masa besar-besaran. Tidak hanya mahasiswa dari Yogyakarta saja. Setiap daerah pun juga ada yang melakukan aksi demonya. Terlebih dari demo ditunggagi kepentingan atau tidak, di sana ada satu hal yang kita pelajari bahwa kekuatan mahasiswa memiliki power dalam mensugesti dan cara memandang permasalahan.

Itulah beberapa fungsi mahasiswa yang sebenarnya perlu di lestarikan. Jadi menjadi mahasiswa itu bukan perkara mudah. Bukan sekedar datang ke kampus, belajar, ujian, mendapatkan nilai dan lulus begitu saja. Tetapi juga memiliki beban dan tanggungjawab moral. Menjadi mahasiswa yang biasa-biasa saja mungkin sudah biasa-biasa saja. Tetapi menjadi mahasiswa yang luar biasa itu yang lebih penting. Jadi, tugas kita saat ini tidak sekedar fokus menjadi mahasiswa atau lulus di jurusan dari perguruan tinggi besar. Tetapi fokus pada hal baik apa yang bisa kita berikan kepada masyarakat dan Negara.

Antara Peran dan Tanggung Jawab Mahasiwa

Status sosial yang melekat pada diri setiap Mahasiswa selalu menggiring kita yang pernah dan sedang berada didunia kampus seakan memiliki segala sesuatu yang seakan diatas status sosial masyarakat pada umumnya. Tidak tau faktor apa yang menjadi penyebab hal tersebut dapat terjadi, semua seolah datang dengan sendirinya karena budaya yang muncul secara otodidak. Hal ini terlihat dari pandangan umum yang sering menganggap bahwa Mahasiswa merupakan kaum intelektual yang punya pola fikir dan sudut pandang yang berbeda dalam menanggapi satu masalah yang muncul ditengah dinamika kehidupan bermasyarakat. Beragam ungkapan melekat pada diri Mahasiswa yang semakin mempertegas peran Mahasiswa itu sendiri sebagai elemen yang vital dalam kehidupan.

Mulai dari agent of change yang menempatkan Mahasiswa sebagai pelopor perubahan yang menjadi titik tolak berubahnya orientasi kehidupan kearah yang lebih baik. Ada juga yang beranggapan bahwa Mahasiswa merupakan agent of social control, dimana peran aktif Mahasiswa dalam mengawal berbagai bentuk kehidupan dan permasalahanya sangat dituntut karena ada pandangan bahwa Mahasiswalah kaum yang netral dan belum terkontaminasi dengan berbagai kepentingan yang berjalan seiring dengan permasalahan terutama yang menyangkut kebijakan publik.

Tidak salah juga bila ungkapan yang menyatakan Mahasiswa merupakan iron stock, muncul sebagai harapan yang dititipkan kepada kaum pembaharuan dan sosok-sosok penerus peradaban dimasa yang akan datang. Sehingga pada diri Mahasiswalah kepercayaan untuk memangku dan menjalankan tatanan hidup bangsa kedepannya disematkan.

Kontradiksi Dengan Tanggung Jawab Moral

Tidak ada atau hanya segelintir orang tua yang menginginkan anaknya sebagai aktivis Mahasiswa jika kelak duduk dibangku perguruan tinggi untuk menempah ilmu yang lebih optimal sebagai lanjutan dari jenjang pendidikan sebelumnya.

Tanggung jawab moral seorang anak kepada orang tuanya apabila memasuki dunia kampus adalah menyelesaikan studi dengan baik tanpa harus mengalami kendala yang berarti apalagi yang datang dari diri sendiri. Sebab disinilah peran aktif seorang peserta didik dipertaruhkan. Bila waktu duduk dibangku Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah, seorang guru memiliki peran yang lebih optimal dalam memancing minat belajar siswanya. Namun di perguruan tinggi pola tersebut diubah 180 derajat, dimana peserta didik yang kemudian disebut Mahasiswa, yang harus berperan aktif untuk mendapatkan ilmu yang maksimal, sementara sang dosen lebih berperan sebagai fasilitator transformasi ilmu yang sedang ditimbah.

Apapun hasil yang didapat oleh Mahasiswa, semua berpulang pada pribadi masing-masing dalam mengaktualisasikan diri sesuai pola transformasi yang diterapkan dosen.

Sehingga dengan cara yang seperti ini tanggung jawab akademisi secara awamharus lebih dikedepankan oleh setiap Mahasiswa agar tidak blunder dikala masa studi berakhir. Mahasiswa seakan dituntut untuk tidak memfokuskan diri pada hal lain kecuali mata kuliah yang mereka hadapi agar konsentrasi yang dimiliki tidak terpecah dan semua ilmu yang diberi mampu diterima secara optimal.

Ikuti tulisan menarik Sulthan Rafli lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler