x

cover buku Ferry Sonneville

Iklan

Handoko Widagdo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 12 Februari 2022 13:49 WIB

Ferry Sonneville - Wakil Gubernur Bank Indonesia yang Juga Pesohor Bulutangkis

Kita mengenal Ferry Sonnevile sebagai seorang jawara bulutangkis. Padahal ia mempunyai karir lain yang sangat hebat. Ferry Sonneville pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur Bank Indonesia dimasa Yusuf Musa Dalam sebagai Gubernur Bank Indonesia.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Judul: Ferry Sonneville – Karya dan Pengabdiannya

Penulis: Wisnu Subagyo

Tahun Terbit: 1985

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penerbit: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Tebal: xiii + 148

ISBN:

 

Mereka yang hidup di era 1950 – 1990 pasti mengenal nama Ferry Sonneville. Kemunculan Indonesia secara tiba-tiba di ajang bulutangkis dunia membuat semua orang mengenal nama-nama Ferry Sonnevile, Tan Joe Hok, Eddy Jusuf, Lie Po Djian, Tan King Gwan, Njoo Kiem Bie, Tio Tjoe Djen dan Tan Thiam Beng, serta kemudian nama-nama Rudy Hartono. Nama-nama itu menjadi buah bibir masyarakat Indonesia dan tetap dikenang sampai kini.

Meski mereka-mereka adalah orang-orang yang beken, namun siapa mereka sebenarnya tidaklah terlalu diketahui. Kita tahunya mereka adalah juara tepok bulu tingkat dunia. Para jawara bulutangkis yang mengharumkan bangsa. Padahal mengenal mereka secara lebih mendalam akan membuat kita semakin mengagumi dan bisa meneladani kerja keras yang telah dilakukan sehingga mereka menjadi pesohor.

Buku “Ferry Sonneville – Karya dan Pengabdiannya” adalah salah satu buku yang memberikan informasi lebih mendalam tentang sosok yang sudah mengharumkan nama bangsa tersebut.

Buku ini memberikan informasi bahwa Ferry Sonneville ternyata bukan hanya hebat dari sisi bulutangkis. Pemuda yang dilahirkan pada tanggal 3 Januari 1931 di Jakarta adalah putera tunggal dari Dirk Jan Sonneville. Ibunya adalah seorang Indo Belanda bernama Leoni Elisabeth. Nama lengkap Ferry Sonneville adalah Ferdinan Alexander Sonneville.

Ferry Sonnevile mengenal permainan bulutangkis dari ibunya. Ibunyalah yang punya hobi bermain bulutangkis. Sedangkan ayahnya lebih suka bermain tenis. Ibunya pernah menjadi juara bulutangkis tingkat Jakarta (hal. 6). Kedekatan dengan sang ibu ini terjadi karena orangtuanya bercerai saat Ferry Sonneville masih sangat muda. Ferry berada dalam asuhan ibunya.

Ferry pernah kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (hal. 8). Sayang kuliahnya tersebut tidak berlanjut karena kesibukannya yang luar biasa. Ferry kemudian memilih untuk kuliah ekonomi di Nederlandse Economische Hoogeschool di Roterdam Negeri Belanda (hal. 15). Berbekal pengetahuannya di bidang ekonomi inilah pada tahun 1963 ia diterima di Bank Indonesia. Bahkan ia diangkat sebagai Wakil Gubernur Bank Indonesia. Ia menjadi wakil dari Yusuf Muda Dalam yang saat itu menjadi Gubernur Bank Indonesia (hal. 22). Ferry mengundurkan diri dari Bank Indonesia pada tahun 1967 karena kesibukan. Selanjutnya ia menekuni bisnis property.

Selain berkarier di perbankan, Ferry juga aktif membina Universitas Atma Jaya Jakarta dan Universitas Trisakti. Di Universitas Trisakti Ferry pernah menjadi Ketua Yayasan sekaligus dosen ekonomi.

Karir bulutangkis Ferry sudah dimulai sejak ia SMP. Ia sangat aktif dalam olahraga tepok bulu ini. Pada tahun 1949 ia telah berkali-kali menjadi juara bulutangkis di Jakarta dan kota-kota lainnya (hal. 13). Pada tahun 1954 ia sudah menjadi juara di Selangor – Malaya dan tahun berikutnya menjadi juara di Kejuaraan Bulutangkis Malaya. Antara tahun 1956 -1961 ia menjuarai berbagai kejuaraan bulutangkis di Eropa. Pada tahun 1958 Ferry menjadi salah satu anggota Tim Thomas Indonesia yang berlaga di Singapura. Saat itulah Indonesia pertama kali memenangi Piala Thomas. Selanjutnya Ferry terus menjadi bagian Tim Thomas Indonesia sampai tahun 1967.

Karir Ferry Sonneville di bulutangkis sangat lengkap. Selain sebagai pemain, Ferry Sonneville juga aktif dalam kepengurusan bulutangkis Indonesia. Pada tahun 1953-1959 Ferry sudah menjadi Pengurus PBSI Jakarta Raya (hal. 14). Pada tahun 1961, saat kuliah di Negeri Belanda, ia menjadi anggota dewan organisasi International Badminton Federation (IBF) sebagai wakil Indonesia (hal. 22). Pada tahun 1972-1975 Ferry Sonneville diangkat menjadi Presiden IBF. Pada tahun 1981 ia diangkat menjadi Ketua PBSI (hal. 24). Suami dari Ivonne Theresia ini juga pernah menulis buku tentang bulutangkis dengan judul “Bulutangkis Bermutu” yang terbit di Negeri Belanda tahun 1957 dan kemudian diterbitkan ulang di Indonesia tahun 1963 (hal. 109).

Seperti telah saya singgung di atas, buku ini memberikan banyak informasi tentang sosok Ferry Sonnevile, kegigihannya dalam dunia bulutangkis dan keberhasilannya di bidang lain dan keluarga. Kita bisa meneladani bagaimana keseriusannya berlatih bulutangkis di sela-sela kesibukannya belajar di sekolah. Sebagai seorang ekonom, ia berhasil menjabat sebagai Wakil Gubernur Bank Indonesia. Sebagai seorang manager ia memberi sumbangan di Universitas Atma Jaya, Universitas Trisakti dan Rumah Sakit Fatmawati. Ia juga sukses di bidang usaha property bahkan sempat menjabat sebagai anggota dewan Real Estate Indonesia (REI).

Ferry Sonneville adalah seorang yang sukses di semua bidang yang ditekuninya. Kesuksesan tersebut tentu tidak datang begitu saja. Ia berhasil karena kerja keras. Kerja keras dan ketekunannya inilah yang patut kita teladani. 656

Ikuti tulisan menarik Handoko Widagdo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Establishment

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Rabu, 10 April 2024 09:18 WIB

Terkini

Terpopuler

Establishment

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Rabu, 10 April 2024 09:18 WIB