Semua orang tua pasti ingin memberi warisan sebanyak banyaknya kepada anak anaknya. Biasanya yang mereka wariskan adalah harta berupa rumah, uang, mobil dan lain-lain. Tidak ada yang salah dengan itu. Meskipun demikian ada titik lemahnya juga. Jika anak anaknya tidak pandai mengelola maka warisan yang banyak bisa berdampak buruk atau bahkan habis. Maka timbul pertanyaan adakah warisan yang lebih baik daripada itu? Atau bagaimana agar hal buruk tersebut tidak terjadi?
Mari kita belajar dari seorang cendekiawan Jerman bernama Johann Wolfgang von Goethe. Dia punya sebuah quote terkenal berikut ini. There are only two lasting bequests we can hope to give our children. One of these is roots, the other, wings. Artinya, hanya ada dua warisan yang awet yang bisa kita berikan kepada anak anak kita. Salah satunya akar dan lainnya adalah sayap. Saya yakin memakai kiasan di sini.
Akar adalah identitas sosial budaya keluarga. Setiap orang pasti memiliki akar budayanya. Saya adalah seorang Muslim Jawa. Nilai nilai budaya Jawa dan Islam itulah yang saya wariskan kepada anak anak saya dengan memberi contoh, tindakan dan juga omongan. Nilai nilai itulah yang akan membentuk karakter dan kepribadian anak anak saya. Tentu saja saya merancang agar nilai nilai positif saja yang membentuk mereka. Keimanan, keuletan, pro aktif, berinisiatif, bekerja keras, dll. Karakter ini adalah salah satu faktor terpenting dalam keberhasilan orang. Karakter terbentuk di dalam keluarga. Faktor agama dan kebudayaan orang tua memiliki pengaruh kuat dalam pembentukan karakter. Dan karakter ini akan melekat selama hidup. Jadi itulah warisan yang awet.
Warisan yang kedua adalah sayap. Saya yakin ini adalah kiasan dari kompetensi atau kemampuan. Faktor ini dibentuk di dalam pendidikan formal, meskipun orang tua bisa juga ikut serta memberi kemampuan tertentu kepada anak anaknya. Karakter yang sudah terbentuk di keluarga sangat menentukan keberhasilan pendidikan formal anak anaknya. Peran orang tua selain membiayai adalah juga mengamati potensi anak anaknya. Minat dan bakat mestinya sudah terlihat ketika remaja. Tugas orang tua adalah memotivasi, mengarahkan, memberi wawasan kepada anak anaknya agar potensi mereka berkembang maksimal. Kompetensi itulah ‘sayap’ anak anaknya. Ketika mereka sudah memiliki ‘sayap’ yang kuat maka mereka sudah siap ‘terbang’ alias bekerja.
Demikianlah tafsir saya atas quote Goethe. Secara singkat orang tua bisa memberikan warisan barupa akar dan sayap. Akar adalah kiasan dari budaya berupa nilai nilai agama dan budaya yang membentuk karakter positif. Sayap adalah kiasan dari kompetensi yang akan membuat anak anak bisa ‘terbang’.
Semoga kita semua mampu memberikan akar dan sayap untuk anak anak kita.
Bambang Udoyobo, penulis buku.
Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.