Baiklah yang punya mulut berbicara
Berbicara kepada Allah kita
Sebab Allah kita mahakuasa
Berserulah kepada-Nya agar engkau tidak binasa.
Bukannya engkau dijadikan-Nya
Dijadikan-Nya dalam rahim ibu kita
Dia membentuk kita begitu rupa
Sebagai ciptaan-Nya yang begitu mulia.
Jika engkau mendengar janji-Nya
Itu melebihi emas dan permata
Emas dan permata yang sedikit guna
Tiada banding dengan firman-Nya.
Hai, anak manusia yang selalu berdosa
Kapankah engkau memandang kepada Bapa kita
Bukankah Ia yang selalu memandangmu dari sorga
Menanti kapan hatimu berkata, aku datang ya, Bapa.
Ingatlah bahwa engkau debu dan nafas Allah
Yang memiliki waktu hanya sementara
Selagi engkau masih dapat bersuara
Bertobat dan percayalah segera.
Hatimu yang keras itu mungkin berkata
Ah, Tuhan Yesus tidak bersuara kepada saya
Mengapa aku harus datang kepada-Nya
Bukankah aku bisa hidup tanpa Dia.
Hai, orang berdosa
Ingatlah bahwa engkau bukan siapa-siapa
Debu tanah menjadi bahan engkau ada
Tapi lihatlah engkau jadi berharga.
Maukah engkau mengakuinya
Bahwa debu tanah menjadi bahan engkau ada
Sebelum harimu tiba, berserulah
Saat nafasmu sudah tiada, tiada kesempatan kedua.
Ikuti tulisan menarik Monang Simamora lainnya di sini.