x

ilustr: Good News Network

Iklan

Bambang Udoyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Maret 2022

Rabu, 16 Maret 2022 07:11 WIB

Kebudayaan Ibarat Rem dan Mesin

Kebudayan memengaruhi perilaku masyarakat. Ia bisa menjadi pendorong tapi juga bisa menjadi penghambat. Sadarkah Anda bahwa masyarakat kita masih terbelenggu oleh adat dan budaya?  Saya yakin sebagian besar orang tidak menyadari mereka terbelenggu oleh kebudayaan mereka sendiri. 

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh: Bambang Udoyono, Penulis buku

Kebudayaan  bisa melejitkan kemampuan orang tapi bisa juga membatasi kemampuan orang.  Sadarkah Anda bahwa masyarakat kita masih terbelenggu oleh adat dan budaya?  Saya yakin bahwa sebagian besar orang tidak menyadari bahwa mereka terbelenggu oleh kebudayaan mereka sendiri. 

Ng Aik Kwan menulis buku berjudul Why Asians are less creative than Westerners (Mengapa orang Asia kalah kreatif daripada orang Barat).  Roy Chua, pakar Singapura juga menulis artikel senada berjudul Can Asians think? (Bisakah orang Asia berpikir?).  Koentjaraningrat dalam bukunya Kebudayaan, mentalitet dan pembangunan  juga memiliki thesis senada. Intinya manusia dipengaruhi oleh kebudayaannya.  Kebudayaan bisa memengaruhi masyarakat menjadi maju atau sebaliknya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pertanyaanya, bagaimana cara kita membebaskan diri dari belenggu budaya agar semua potensi kita berkembang maksimal?  Jangan kuatir, di balik kesulitan ada kemudahan.  Demikian juga masalah ini.  Ada cara yang bisa diterapkan di tingkat individu, keluarga, perusahaan dan bahkan nasional. 

Kebudayaan Indonesia juga memiliki banyak aspek negatif yang menjadi kendala kepada kreativitas anak anak muda.  Tidak heran kalau para penemu, para orang kreatif bukanlah orang Indonesia tapi kebanyakan orang Barat.  Orang Asia, termasuk Indonesia,  baru sedikit sekali yang kreativitasnya sudah menggapai kelas dunia.

Oleh karena itulah sejatinya kebudayaan bisa direkayasa untuk melejitkan potensi anak. Di tingkat keluarga, idealnya (calon) pasangan suami istri membahas juga faktor kebudayaan ini ketika membentuk garis besar haluan keluarga.  Dengan kata lain (calon) orang tua sebaiknya memilih dan memilah kebudayaan mana yang masih layak dipertahankan dan mana yang sudah harus ditinggalkan.  Unsur kebudayaan apa yang harus ditinggalkan dan apa yang bisa terus dipakai untuk melejitkan potensi anak? 

Tata krama adalah salah satunya.  Kemudian nilai nilai yang terkandung dalam pepatah dan peribahasa berbagai suku juga masih layak dipertahankan.  Misalnya seperti filosofi kehidupan orang Jawa dll.  Pepatah seperti gemi, nastiti, ngati atiurip ming mampir ngombe, melik nggendong lali dsb masih layak dipertahankan.  Sedangkan unsur yang seharusnya ditinggalkan adalah feodalisme dan klenik.

Aspek positif kebudayaan Indonesia tidak lagi menjadi rem tapi menjadi mesin pendorong. Ini sangat berguna untuk membantu orang tua mengembangkan kreativitas anak anak mereka.   Hal ini sangat penting karena kreativitas adalah akar dari inovasi.  Sedangkan situasi dunia saat ini membutuhkan kemampuan inovasi. Saking pentingnya kemampuan ini sampai ada yang mengatakan inovasi atau mati.  Memang benar.  Silahkan lihat perusahaan yang tidak mampu berinovasi.  Tamat dilibas pesaingnya.  Lihat negara yang tak mampu berinovasi.  Masih ada sih, tapi dieksploitasi negara yang lebih inovatif.

Jadi sekali lagi untuk para pasutri silahkan memilih dan memilah kebudayaan.  Pilih yang baik agar jadi mesin pendorong kemajuan anak anak. Buang yang jelek agar tidak jadi belenggu. Semoga anak anak kita bisa berkembang kreativitasnya seperti di masyarakat Barat.

Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB