x

Aplikasi Puasa Ramadhan

Iklan

Anis Rahayu

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 8 November 2020

Senin, 28 Maret 2022 07:15 WIB

Wanita yang Tidak Berpuasa tapi Tetap Mendapat Pahala

Amalan bagi wanita haid di bulan Ramadhan

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tidak terasa bulan suci Ramadhan sudah di pelupuk mata, hanya tersisa beberapa hari lagi kita akan bertemu dengan bulan yang agung itu. Sudahkah kita bersiap untuk menyambutnya? Untuk totalitas beribadah di bulan yang agung itu? Apakah kita sudah memurajaah Kembali bab tentang puasa Ramadhan? Semoga kita selalu bisa untuk asaling mengingatkan tentang keaguangan bulan Ramadhan ini, kemuliaan, keberkahan serta amalan-amalan yang harus kaita perbanyak di bulan tersebut.

            Kita sebagai umat muslim tentu sangat menanti-nanti bulan yang penuh berkah ini, dengan sangat antusias kita menyambutnya karena bulan ini begit special dan berbeda dengan sebelas bulan lainnya, maka kita tak heran jika salfu shalih terdahulu mempersiapkan diri untuk menyambut Ramadhan dari jauh-jauh hari bahkan enam bulan sebelum kedatangannya. Sebagian ulama salaf mengatakan,

كَانُوا يَدْعُوْنَ اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يُبَلِّغَهُمْ شَهْرَ رَمَضَانَ ثُمَّ يَدْعُوْنَ اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يَتَقَبَّلَهُ مِنْهُمْ

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

”Mereka (para sahabat) berdo’a kepada Allah selama 6 bulan agar mereka dapat menjumpai bulan Ramadlan.”[3]

            Bagi kita yang sudah ada di depan pintu gerbang Ramadhan ini mestinya sudah tau tentang keutamaan bulan ini, setiap amalan yang kita lakukan akan Allah lipat gandakan, baik itu amalan sehari-hari seperti shalat, tilawah Al-Quran, sedekah, dzikir atau amalan yang bias kita jumpai di bulan suci, seperti sahur, tarawih, i’tikaf, dll. Semua amalan tersebut akan Allah catat pahalanya serta dilipat gandakan jika dikerjakan dengan ikhlas yang hanya mangharapkan ridha-Nya.

Berlipatnya pahala amalan di bulan Ramadhan ini mutlak untuk amalan apa saja sebagaimana diterangkan oleh Syaikh Ibrahim Ar Ruhaili dalam kitabnya Tajridul Ittiba’. Kita dapat pula melihat dari perkataan para salaf berikut. Guru-guru dari Abu Bakr bin Maryam rahimahumullah pernah mengatakan, “Jika tiba bulan Ramadhan, bersemangatlah untuk bersedekah. Karena bersedekah di bulan tersebut lebih berlipat pahalanya seperti seseorang sedekah di jalan Allah (fii sabilillah). Pahala bacaaan tasbih (berdzikir “subhanallah”) lebih afdhol dari seribu bacaan tasbih di bulan lainnya.”

An Nakho’i rahimahullah mengatakan, “Puasa sehari di bulan Ramadhan lebih afdhol dari puasa di seribu hari lainnya. Begitu pula satu bacaan tasbih (berdzikir “subhanallah”) di bulan Ramadhan lebih afdhol dari seribu bacaan tasbih di hari lainnya. Begitu juga pahala satu raka’at shalat di bulan Ramadhan lebih baik dari seribu raka’at di bulan lainnya.”

Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah mengatakan, “Sebagaimana pahala amalan puasa akan berlipat-lipat dibanding amalan lainnya, maka puasa di bulan Ramadhan lebih berlipat pahalanya dibanding puasa di bulan lainnya. Ini semua bisa terjadi karena mulianya bulan Ramadhan dan puasa yang dilakukan adalah puasa yang diwajibkan oleh Allah pada hamba-Nya. Allah pun menjadikan puasa di bulan Ramadhan sebagai bagian dari rukun Islam, tiang penegak Islam.”

Intinya, di antara pahala suatu amalan bisa berlipat-lipat karena amalan tersebut dilaksanakan di waktu yang mulia yaitu seperti pada bulan Ramadhan.

            Dibulan Ramadhan ini mewajibkan seluruh umat muslim untuk berpuasa selama sebulan penuh dari terbit fajar hingga tenggelam matahari, tentunya dengan hati yang sudah diniatkan untuk berpuasa saat malam hari, namun banyak dari kalangan kaum hawa yang masih cemas dan khawatir karena tidak bisa berpuasa selama satu bulan full mereka takut tidak mendapatkan pahala selama datangnya masa haid. Hal ini menjadi dugaan yang salah karena islam adalah agama yang sempurna dengan segala kemudahan dan kasih sayang-Nya, bagi Wanita yang mendapati halangan untuk berpuasa di bulan Ramadhan tentu masih bisa mendapatkan pahala layaknya seorang yang sedang berpuasa, dengan melakukan amalan-amalan seperti, menyiapkan makanan untuk orang yang hendak berbuka. Kita bisa lihat hadits berikut:

Dari Zaid bin Khalid Al-Juhani radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5: 192. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)

 

Kita tidak bisa meremehkan ibu-ibu, saudara, kakak atau anak perempuan yang sedang dalam halangan untuk berpuasa hanya memasak dan menyiapkan makanan untuk kita yang sedang puasa, karean di sisi Allah ta’ala dicatat sebagai pahala yang sama seperti orang yang berpuasa tersebut tanpa menguranginya sedikitpun. Selain itu juga dia bisa meperbanyak sedekahnya dibulan yang suci ini karena pahalanya sudah sangat jelas yang terdapat dalam sebuah hadits berikut:

 

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُلُّ امْرِئٍ فِى ظِلِّ صَدَقَتِهِ حَتَّى يُفْصَلَ بَيْنَ النَّاسِ

Setiap orang akan berada di naungan amalan sedekahnya hingga ia mendapatkan keputusan di tengah-tengah manusia.” (HR. Ahmad, 4: 147. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

 

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَيُّمَا مُسْلِمٍ كَسَا مُسْلِمًا ثَوْبًا عَلَى عُرْىٍ كَسَاهُ اللَّهُ مِنْ خُضْرِ الْجَنَّةِ وَأَيُّمَا مُسْلِمٍ أَطْعَمَ مُسْلِمًا عَلَى جُوعٍ أَطْعَمَهُ اللَّهُ مِنْ ثِمَارِ الْجَنَّةِ وَأَيُّمَا مُسْلِمٍ سَقَى مُسْلِمًا عَلَى ظَمَإٍ سَقَاهُ اللَّهُ مِنَ الرَّحِيقِ الْمَخْتُومِ

Muslim mana saja yang memberi pakaian orang Islam lain yang tidak memiliki pakaian, niscaya Allah akan memberinya pakaian dari hijaunya surga. Muslim mana saja yang memberi makan orang Islam yang kelaparan, niscaya Allah akan memberinya makanan dari buah-buahan di surga. Lalu muslim mana saja yang memberi minum orang yang kehausan, niscaya Allah akan memberinya minuman Ar-Rahiq Al-Makhtum (khamr yang dilak).”

(HR. Abu Daud, no. 1682; Tirmidzi, no. 2449. Al-Hafizh Abu Thahir menyatakan bahwa sanad hadits ini dha’if dikarenakan dalam sanadnya terdapat perawi yang dikenal mudallis[1] yaitu Abu Khalid Ad-Daalani. Hadits ini punya penguat yang juga dha’if sekali dalam riwayat Tirmidzi).

Meskipun hadits diatas dhoif tapi punya makna yang benar, yaitu setiap orang yang beramal akan dibalas dengan semisalnya pada hari kiamat. Hadits di atas didukung makna shahihnya dalam ayat,

جَزَاءً مِنْ رَبِّكَ عَطَاءً حِسَابًا

Sebagai pembalasan dari Rabbmu dan pemberian yang cukup banyak.” (QS. An-Naba’: 36)

هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ

Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” (QS. Ar-Rahman: 60)

Dianjurkan pula untuk memperbanyak dzikir dan mendengarkan tilawah Al-Quran, karena masih terdapat ikhtilaf dikalangan para ulama dalam bolehnya menyentuh mushaf  dan membacanya dalam rangka ibadah dan takorub bagi wanita haid . Inilah pendapat para ulama empat madzhab. Dalil dari hal ini adalah firman Allah Ta’ala,

لَا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ

“Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan” (QS. Al Waqi’ah: 79)

Dalil lainnya adalah sabda Nabi ‘alaihish shalaatu was salaam,

لاَ تَمُسُّ القُرْآن إِلاَّ وَأَنْتَ طَاهِرٌ

“Tidak boleh menyentuh Al Qur’an kecuali engkau dalam keadaan suci.” (HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya, beliau mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

Terkhair perbanyaklah berdoa dan beristigfar dibulan yang suci ini, karena keberkahan dan keaguangan bulan ini akan semakin mudah doa kita dikabuklkan-Nya

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ

Rabb kita tabaraka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Allah berfirman, “Siapa saja yang berdo’a kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari, no. 1145 dan Muslim, no. 758). Ibnu Hajar juga menjelaskan hadits di atas dengan berkata, “Do’a dan istighfar di waktu sahur mudah dikabulkan.” (Fath Al-Bari, 3: 32).


Referensi:
https://rumaysho.com/11185-tiga-waktu-terkabulnya-doa-di-bulan-ramadhan.html
https://konsultasisyariah.com/18741-amalan-wanita-haid.html

https://rumaysho.com/1199-berlipatnya-pahala-amalan-di-bulan-ramadhan.html

https://rumaysho.com/15838-8-keutamaan-memberi-makan-buka-puasa.html

Ikuti tulisan menarik Anis Rahayu lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler