x

Gibran Rakabuming dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di Jakarta, Rabu 12 Agustus 2020. Tempo/Fikri Arigi.

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Rabu, 30 Maret 2022 14:34 WIB

Ketua Partai pun Ramai-ramai Sowan ke Gibran

Para ketua umum partai politik itu, berurutan datang ke Solo di bulan Maret ini. Mereka mungkin saja sama-sama memperoleh ilham dari langit bahwa Gibran adalah sosok yang bakal mencorong di masa depan. Karena itu, investasi politik mesti segera ditanam.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Bagi sebagian elite politik, Gibran Rakabuming, yang saat ini menjabat Walikota Solo, merupakan sosok yang penting untuk di-sowan-i. Dalam kultur Jawa, sowan itu bermakna mengunjungi orang yang dihormati oleh yang berkunjung. Biasanya, kunjungan anak-anak muda kepada orang yang lebih tua—bahkan jauh lebih tua—sering disebut sowan. Contohnya sowan kepada eyang, sowan kepada kiai, sowan kepada guru.

Dalam politik, rupanya kultur itu dimodifikasi sesuai kebutuhan dan kepentingan. Dalam hal ini, sowan masih dapat dimaknai mengunjungi orang yang dihormati dalam konteks politik. Namun, berbeda dengan makna kulturan sowan yang orisinal tadi, dalam hal ini yang mengunjungi adalah yang lebih tua dari segi usia dan pengalaman berpolitik. Betapa tidak? Ada Zulkifli Hasan, Ketua Umum PAN, pada 28 Maret 2022, dan Hary Tanoesoedibjo, Ketua Partai Perindo, pada 27 Maret 2022, menemui Gibran. Airlangga Hartarto, Ketua Umum Golkar, juga bertemu Gibran di Solo. Agar tidak mengesankan Airlangga sowan kepada Gibran, digelar acara peresmian Sentra Wedangan Demang Toenthoer di Solo, 24 Maret 2022. Di acara inilah, mereka berdua berjumpa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mereka, para ketua umum partai politik itu, secara berurutan datang ke Solo—walaupun kemudian Hary akhirnya bertemu Gibran di Jogja—pada bulan Maret ini. Mereka mungkin saja sama-sama memperoleh ilham dari langit bahwa Gibran adalah sosok yang bakal mencorong di masa depan. Karena itu, aktivitas pedekate penting dilakukan sejak sekarang, walaupun dibandingkan dengan Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB, mereka bertiga agak telat. Muhaimin sudah sowan kepada Gibran pada 4 Juni tahun lalu dan, menurut pemberitaan media massa, memuji-muji putra Presiden itu sebagai pemimpin hebat dan walikota inspiratif serta inovatif.

Mirip-mirip gaya pedekate Muhaimin, Hary Tanoe dikutip media telah berkata bahwa ia menemui Gibran karena beliau [Gibran, maksudnya] dapat memberi petunjuk untuk membesarkan Perindo. “Beliau ini tokoh masa depan,” ujar Hary seperti dikutip media. Para politisi mungkin memiliki kewaskitaan dalam menerawang masa depan negeri ini, mampu meramal siapa yang bakal jadi pemimpin bagi bangsa ini, dan tahu bagaimana melakukan pedekate sebagai bentuk investasi politik masa sekarang untuk keuntungan masa mendatang.

Tidak heran bila kemudian banyak netizen yang bertanya-tanya: Mengapa Walikota Gibran sering disowani para tokoh nasional? Apa resepnya ya? Ini pertanyaan kepo, entah kepo beneran atau bagaimana. Tapi memang, untuk pejabat setingkat walikota atau bupati, Gibran terbilang paling sering dikunjungi elite politik nasional maupun pejabat tinggi negara. Bandingkan saja dengan bupati dan walikota lain, mana ada elite politik nasional yang mengunjungi mereka selain bertemu di luar acara resmi seperti peresmian proyek tertentu—itupun para bupati dan walikota yang menyambut? Mana ada bupati dan walikota yang digadang-gadang oleh elite nasional sekaligus ketua umum partai sebagai calon pemimpin hebat masa depan?

Jika dilihat-lihat, siapakah sebenarnya yang ingin dibuat senang oleh para elite nasional ini? Menariknya pula, selain Hary Tanoe, ketua umum partai yang menemui Gibran adalah politisi yang beberapa pekan lalu bikin heboh dengan usul penundaan penyelenggaraan pemilu. >>

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler