Bersyukurlah Agar Bahagia
Senin, 4 April 2022 08:13 WIBSebagian orang mengira kebahagiaan identik dengan kemakmuran. Sedangkan bersyukur adalah kuncinya. Tanpa bersyukur kemakmuran tidak akan membawa kebahagiaan.
Oleh: Bambang Udoyono, penulis buku
Gratitude is the wine for the soul. Go on. Get drunk. Maulana Jalaludin Rumi) Bersyukur adalah anggur untuk jiwa. Lanjutkan. Mabuklah. Demikian kira kira terjemahan harafiah kalimat mutiara dari sang sufi Maulana Jalaludin Rumi. Tentu saja dia tidak sedang menganjurkan kita mabuk beneran. Kalimat itu adalah metafora. Mari kita otak atik.
Dalam Al Qur’an surat Ibrahim ayat 7 Allah berfirman:” Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."
Saya bukan ulama jadi saya tidak memiliki kompetensi untuk menafsirkan Al Qur’an. Saya hanya memperkirakan maksud Rumi dalam kalimatnya di atas. Allah berjanji akan menambah nikmat buat orang yang bersyukur. Saya kira kalimat Rumi ada hubungannya dengan ayat di atas. Rumi mengibaratkan tambahnya kenikmatan akibat bersyukur itu sebagai anggur. Mungkin yang dimaksud adalah semangkin meningkatnya kegembiraan akibat bertambahnya nikmat itu. Karena itu Rumi menganjurkan kita untuk melanjutkan bersyukur itu.
Memang benar sekali kata Rumi. Jadi bersyukur ini ibarat cash flow yang positif. Semangkin lama semangkin bertambah. Mungkin istilah peningkatan eksponensial bisa dengan tepat menggambarkannya.
Lantas apa hubungannya dengan parenting? Demikian mungkin anda bertanya.
Ternyata bersyukur adalah salah satu unsur pokok dari kebahagiaan. Tentu saja sebagai orang tua kita mengingini anak anak kita juga bisa menjadi orang orang yang bersyukur agar mereka juga mendapatkan kenikmatan eksponensial ini. Cara terbaik adalah memberi contoh, bukan hanya mengatakan. Show, don’t tell, demikian kata wong Londo. Orang tua harus memberi contoh bersyukur untuk setiap kenikmatan sekecil apapun.
Bagaimana cara bersyukur? Mengucapkan hamdalah tentu benar. Tapi itu saja tidak cukup. Saya ingat kata kata Imadudin Abdurrahim, ketika mengatakan bersyukur adalah memakai pemberian itu sebagaimana seharusnya. Kalau kita diberi peci, misalnya, ya pakailah di kepala. Jangan dipakai untuk lainnya. Maka orang yang memberi akan puas dan akan memberi lagi. Kalau kita memakainya dengan tidak sepatutnya maka si pemberi akan kecewa. Akibatnya dia kapok, tidak mau memberi lagi.
Demikian juga pemberian Allah Swt. Harta, ilmu, jabatan, dll harus dipakai sesuai dengan perintah Allah swt. Kalau tidak menuruti perintahNya artinya tidak bersyukur. Dalam ayat di atas Allah swt memberi ancaman untuk orang yang tidak mau bersyukur.
Pilihannya sudah jelas. Mana yang anda pilih, terserah anda. Anda bebas memilih , tapi tidak bebas dari konsekwensinya.
Itulah pentingnya bersyukur. Semoga bisa membantu anda mengajarkan syukur kepada keluarga Anda.
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Menuju Hidup Berkualitas
Sabtu, 22 Juni 2024 18:50 WIBResensi Novel The 100-Year-Old Man who Climbed Out of The Window and Disappear.
Senin, 20 Mei 2024 09:54 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler