x

Iklan

sucahyo adi swasono

Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang (PTS); Call Center: 0856 172 7474
Bergabung Sejak: 26 Maret 2022

Selasa, 5 April 2022 13:10 WIB

Puisi: Ramadhan dalam Getar Sains

Puisi ini mencoba mengungkap kabut tebal dalam salah satu ritual ibadah di ranah agama Islam. Yakni, antara konsepsi dengan realita fakta hidup yang mewujud sebagai kenyataan sosial budaya dan peradaban. Sebab, alam pikiran ini masih terngiang bahwa "Agama itu sejalan dengan Akal, dan Tiada Agama yang Tidak Sejalan dengan Akal". Karenanya, bagi saya, menerjemahkan Firman Tuhan, Ayat Allah, sudah seharusnya selaras dengan Sains yang dapat disaksikan dari kenyataan Alam, bukan Mitos-Mitos dan Indoktrinasi tanpa pembuktian berdasarkan logika rasional sebagai basis dari Sains dan Teknologi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

 

bagiku, tentang keseimbangan ciptaan Tuhan

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

sebab apapun ciptaan-Nya selalu dan selalu

mengarah pada keseimbangan, dan sempurna

 

puasa di saat Ramadhan pun

tak hanya sekedar ritual ibadah

yang dipertontonkan dan ditonjolkannya

menuju ke arah keseimbangan adalah seharusnya

bukan lagi meraih pahala bermakna imajiner

bukan lagi hanya demi menghapus dosa-dosa

di ranah penebusan dosa

 

pahala adalah nilai kebajikan universal

dan, dosa adalah keburukan berwujud perilaku

universal pula sudut memandangnya

keseimbangan di atas semuanya, tak lebih dan tak kurang, tegaknya nilai kebajikan robohnya keburukan

di sanalah keseimbangan tegak terjaga terpelihara

 

lantas, puasa ataupun shaum adakah selisih

dengan sebuah hibernasi pada setiap mahluk ciptaan-Nya, flora dan fauna di kenyataan pasti alam?

bilakah pula saatnya tiba dan aktualisasinya?

mungkinkah bertolak belakang, antara firman Tuhan, ayat Allah terhadap kenyataan alam yang terumus bernama sains?

Mungkinkah?

 

hibernasi adalah saat rehat, saat tidur pada flora, pada fauna, pun demikian pada diri kita manusia yang masih mau menghamba

kepada Tuhan Yang Maha Pencipta Segala

bilakah?

saat alam tak lagi produktif dengan musim dan cuacanya

lantaran alam sedang butuh rehat dan rehat, jangan dipacu, jangan dipicu dengan amarahnya

alam semesta pun ada tercipta berprinsipkan pada keseimbangan

 

begitulah seharusnya puasa di saat Ramadhan

jatuh tiba di musim paceklik di negeri ini

adalah selaras dengan kepastian alam

dan, seiring makna firman Tuhan, ayat Allah jua

tak perlu berselisih saat penetapan menyambut tiba

 

bilakah, bagiamanakah mengejawantahkannya?

merujuklah pada prinsip keseimbangan, bernilai universal dan menepis

suku, agama, ras dan antar golongan

sebagai realita sejarah yang tak mungkin dinafikan

 

semoga!

 

Kota Malang, April hari kelima, Dua ribu dua puluh dua.

"Kala menanti saat keseimbangan Alam Semesta mewujud dalam budaya dan peradaban pada Bangsa dan Negeri ini ..."

 

 

Ikuti tulisan menarik sucahyo adi swasono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB