x

Ilustrasi Aksi Mahasiswa. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Iklan

Reszky Fajarmahendra Riadi

Guru Sekolah Dasar & Pecandu Belajar
Bergabung Sejak: 4 September 2020

Rabu, 6 April 2022 06:12 WIB

Melawan Stigma Partisipasi Organisasi Mahasiswa Nirfaedah di Tiktok dan Instagram

Organisasi mahasiswa melatih kepemimpinan, dan kepemimpinan identik dengan membuat keputusan yang cepat dan berani. Dan itu kelak berguna ketika masuk ke dunia nyata. Organisasi mahasiswa juga cara melatih untuk memainkan banyak peran dan melakukan multitasking. Hal itu akan berguna ketika masuk dunia nyata kelak. Jadi organisasi mahasiswa melatih dayatahanan kita terhadap peran-peran yang kita jalani.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

"Akhirnya bisa berambut gondrong", terdengar suara orang di samping saya ketika masuk masa orientasi perkuliahan. Dengan mimik muka yang sumringah sambil sesekali membelai rambut ikalnya dengan jari dia memandangi area di sekitar kampus. Perkuliahan memang diberikan kebebasan yang bertanggung jawab dibanding dengan sekolah-sekolah pada tingkat dasar dan menengah yang terkesan begitu "kaku" pada peraturan, atau bagi pandangan kritis sekolah diasosiasikan sebagai sebuah pabrik.

organisasi mahasiswa fkip uhamka

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di kampus banyak sekali perubahan, dari bagaimana sistem mendapat pengajaran, sosialisasi antar mahasiswa lintas fakultas, dan terakhir adalah organisasi mahasiswa yang cukup kontras jika kita bandingkan dengan OSIS pada tataran sekolah. Organisasi mahasiswa ditataran kampus banyak sekali serba-serbinya baik secara internal kampus, seperti BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), Senat, HIMPUNAN, dan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa). Selain internal organisasi eksternal di luaran kampus yang juga banyak bisa dipilih mahasiswa yang biasanya terafiliasi oleh partai politik.

Ada diskusi menarik mengenai tentang organisasi mahasiswa diberbagai saluran media sosial, yaitu mendiskreditkan organisasi mahasiswa yang menurutnya tidak menunjang karir. Selain itu argumen lainnya organisasi mahasiswa malah membuang-buang waktu untuk memikirkan mahasiswa lain dan program saja.  Para kontrarian organisasi mahasiswa tersebut mengajak para mahasiswa baru untuk memilih untuk fokus pada akademik saja. Tentu bicara mengenai hal tersebut adalah pilihan dari tiap individu, tapi menyasar bahwa organisasi tidak berdampak pada karir adalah argumen yang kurang tepat, karena dunia karir identik dengan kompetensi dan daya juang untuk bisa dipilih.

Potret perbincangan di kolom komentar di media sosial mengenai keorganisasian yaitu ketika para kader atau anggota organisasi melakukan kegiatan danus (dana usaha). Bagi yang belum tau danus adalah kegiatan mencari uang atau donasi yang dibutuhkan untuk membuat program kerja berjalan maksimal. Sewaktu danus saya kebetulan berjualan stiker, berjualan es,berjualan gorengan, serta audiensi dengan korporat ketika memberi proposal kegiatan. Ketika itu awalnya malu, tapi manfaat yang bisa diambil adalah kemampuan entrepreneur, kemampuan negosiasi (karena biasanya harga yang ditawarkan lebih tinggi) dan juga mental untuk menawarkannya. Inti dari danus adalah sikap dan mampu berkorban dalam mencapai tujuan bersama di dalam organisasi.  

Organisasi Mahasiswa Melatih Kedayatahanan

Sewaktu Najwa Shihab datang sebagai host dalam perkenalan mahasiswa baru di Universitas Indonesia, Anies Baswedan bertanya kepada Najwa Shihab apa yang sekiranya unik di dalam kampus. Najwa menjawab, "Ketika bertemu orang banyak. Ketika itu saya bergabung dengan ALSA (Asian Law Student Association) organisasi yang ada di fakultas saya. Ketika saya lulus kemudian mencari jejaring dan koneksi untuk kebutuhan jurnalis, saya pasti akan mengkontak anggota organisasi tersebut," papar Najwa. Pak Anies menambahkan bahwa di organisasi adalah cara kita melatih memainkan banyak peran dan melakukan multitasking.

Saat saya kuliah saya menjalankan peran menjadi mahasiswa, namun ketika saya berada di organisasi saya menjalankan peran menjadi anggota organisasi berikut tanggung jawab yang dipegang atau diamanahkan. Ketika lulus kita memang harus menjalankan banyak peran secara bersamaan seperti peran sebagai guru ketika saya bekerja, berperan sebagai orang tua dan suami di rumah, serta berperan sebagai anak ketika bertemu orang tua, serta menjadi pebisnis ketika menjalankan bisnis. Pada prinsipnya organisasi melatih kedayatahanan kita terhadap peran-peran yang kita jalani.

Senada dengan itu Angela Duckworth dalam buku nya GRIT: The Power of Passion and Perseverance menyatakan enthusiasm is common, endurance is rare. keantusiasan adalah hal yang biasa, daya tahan dan daya juang lah yang membuat rata-rata kesuksesan itu terjadi. Jadi bisa di asumsikan berpartisipasi dalam organsisasi dapat mempunyai kedayatahanan terhadap peran-peran tersebut sehingga membuat seorang individu berpotensi bisa mejadi  sukses.

 Organisasi Mahasiswa Melatih Kegemaran Membaca

Para pembaca boleh tidak sepakat dengan argumentasi sebelumnya dengan menyatakan bahwa beberapa kolega pembaca merupakan orang yang ikut organisasi tapi jalan hidupnya biasa saja dan banyak teman pembaca yang sukses bukan dari organisasi. Oke sebagai penulis saya sepakat bahwa tidak semua keanggotaan dari organisasi dapat mengambil hikmah atau manfaat dari keikutsertaannya, sehingga proses keorganisasian itu menjadi tidak matang. Bisa saya simpulkan dari pengalaman saya bahwa peran serta seorang mahasiswa di organisasi jika ingin matang mengikuti organisasi mahasiswa harus mengikuti sebuah rumus:  kedayatahanan x kecintaannya membaca x berdiskusi= karakter

Ketika saya masuk ke dalam organisasi dulu saya adalah pribadi yang tidak senang membaca, ketika itu melihat para teman-teman yang mempunyai background organisasi sebelumnya bicara, kemudian mengutip data untuk memperkuat argumennya menjadikan saya kagum. Saya beranikan membeli buku loakan di terminal Blok M dengan berbekal uang Rp 20 ribu satu buku yang saya ingat adalah Krisis Global Ilmu Pengetahuan dan Pemecahannya karya Hidayat Nataadmaja. Ketika itu saya tidak ingat mengapa saya mengambil buku itu, karena saat mencari saya hanya berpikiran saya harus membaca filsafat atau pemikiran karena di gelanggang universitas buku tersebut menjadi bekal yang sangat baik untuk melatih kemampuan berpikir kritis.

Dengan berbekal uang 20 ribu, Setelah membaca buku tersebut membuat pikiran saya terdekonstruksi habis-habisan, sehingga perlu bertanya dan diskusi kepada senior ataupun dosen mengenai tesis pertanyaan saya yang didapat dari buku tersebut. akhirnya dari 1 buku yang dibaca berlanjut menjadi puluhan atau ratusan buku yang mungkin saya sudah baca sewaktu di bangku perkuliahan.  Bacaan dan diskusi kita akan melatih konstruksi cara berpikir dalam menyelesaikan masalah dan cara berbicara kita terlatih untuk mempengaruhi atau mempertahankan argumen kita ketika di kelas, di masyarakat atau ketika rapat di organisasi.

Organisasi juga melatih kepemimpinan, kepemimpinan identik dengan membuat keputusan yang cepat dan berani, caranya adalah dengan input informasi yang kita punya, salah satunya didapat dengan membaca. Harry S. Truman mengatakan not all readers are leaders, but all leaders are readers. Semua pemimpin pasti pembaca yang baik, tidak satupun pemimpin yang tidak menyukai membaca menurutnya. Jadi saya bisa menjawab bagi pembaca artikel ini yang masih kontrarian dengan organisasi mahasiswa yang beranggapan tidak mempunyai dampak dalam karir dan menyandingkan satu atau dua contoh koleganya sebagai antitesis, saya bisa pastikan bahwa kolega kalian yang cemerlang tanpa ikut keorganisasian pasti mempunyai kesenangan dalam membaca atau menyerap informasi, serta kedayatahanannya terhadap situasi yang dilatih dari perjalanan kehidupannya yang mungkin keras.

Organisasi Membantu Kehidupan

Di dalam organisasi mahasiswa itu benar-benar kekeluargaan sekali, ketika misalnya kita memang tidak mempunyai uang, kita bisa ngariung untuk makan sama-sama di sekret lembaga yang biasanya menjadi budaya. Kehidupan ini cocok sekali bagi para mahasiswa yang merantau dari daerah-daerah yang kadang telat dalam menerima "kiriman" atau memang tidak dikirimi.

Saya ketika masih sekolah jarang sekali melakukan perjalan luar kota, ketika mahasiswa dan ikut keorganisasian mahasiswa saya bisa berkunjung ke luar kota yang kaitannya dengan program lembaga, dan itu gratis. Selain ke luar kota, banyak anak kelembagaan mahasiswa bisa pergi ke luar negeri dengan gratis dikarenakan kegiatan lembaganya.

Mengenal dosen, pimpinan Dekanat, Rektorat dan bagian akademik bisa menjadi poin  plus saat kita punya "kepentingan yang positif". Hal ini bisa menjadi salah satu privilege untuk meminta bantuannya. Sertifikat yang bisa kita dapatkan gratis tidak berbayar karena bagian dari penyelenggaranya. dan banyak lainnya.

Akhirnya, tulisan ini bertujuan sebagai argumen tandingan informasi yang selama ini beredar di media sosial mengenai organisasi mahasiswa.  Para mahasiswa baru, baik yang diterima di Universitas Negeri ataupun yang di swasta dapat menimbang informasi tandingan ini meski keikutsertaan di organisasi itu mutlak hak individu masing-masing. Namun yang perlu di perhatikan bahwa tidak semua aktivitas organisasi kemahasiswaan sesempit tayangan video tiktok atau instagram.

korespondensi bisa melalui: fajarreszky@gmail.com

Ikuti tulisan menarik Reszky Fajarmahendra Riadi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu