FBI dan Misteri Agen KGB Bersandi Dick
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIBMeski diburu selama lebih dari setengah abad, keberadaan agen KGB di dalam FBI itu masih menjadi misteri.
Buku Spy: The Inside Story of How the FBI's Robert Hanssen Betrayed America itu akhirnya tiba di meja saya, awal Mei 2014 lalu. Penulisnya adalah David Wise, wartawan New York Herald-Tribune tahun 1950-an, yang sudah menerbitkan cukup banyak banyak buku tentang intelijen. Buku yang diterbitkan pertama kali tahun 2002 itu bercerita soal pengkhianatan Robert Hansen, agen kontraintelijen FBI yang diam-diam ternyata bekerja untuk Uni Sovyet, musuh utama Amerika.
Saat menulis buku Spy itu, ternyata Wise mendapati informasi bahwa bukan hanya Hanssen yang menjadi mole (pegawai dinas intelijen yang bekerja untuk musuh) di dalam FBI. Hanssen akhirnya ditangkap pada 18 Februari 2001 setelah memata-matai untuk badan intelijen Uni Sovyet (kini Rusia), KGB, sejak 1979. Mata-mata satunya, yang namanya hanya diketahui sebagai Dick, belum ditemukan hingga akhir tahun lalu meski sudah diburu sejak setengah abad lalu. Misteri soal Dick ini ditulis Wise di www.smithsonianmag.com edisi Oktober 2013 lalu.
Kisah soal Dick ini bermula pada suatu malam di musim semi tahun 1962. Saat itu, seorang pria Rusia bertubuh pendek dan gempal masuk ke kantor FBI di Midtown, Manhattan, dan menawarkan jasanya sebagai mata-mata untuk AS. Namanya Aleksei Isidorovich Kulak, saat itu berusia 39 tahun. Ia adalah agen intelijen Sovyet, KGB, bekerja dengan menggunakan penyamaran sebagai ilmuwan di PBB.
Tindakan Kulak malam itu sebenarnya berisiko karena kantor FBI, yang berada di East 69th Street di Third Avenue, hanya tiga blok dari kantor misi Sovyet untuk PBB di Park Avenue 68th Street.
"Apakah kamu tidak khawatir mereka mungkin mengawasi gedung FBI?" tanya seorang agen FBI.
"Tidak," jawab Kulak. "Semua orang kami keluar memberikan perlindungan untuk sebuah pertemuan dengan orang Anda bernama Dick."
Pria Rusia itu jelas mengatakan bahwa KGB punya mole di dalam FBI. Tiga kata Kulak itu, "Your guy, Dick" menjadi gempa bagi FBI dan suaranya terus menggema selama beberapa dekade.
Kulak menjadi sumber nomor 10 FBI, dengan nama sandi Fedora. Atas informasi Kulak, FBI menugaskan agen untuk memburu Dick, yang diberi nama sandi UNSUB Dick. UNSUB singkatan dari "unknown subject (subyek yang tak diketahui)", merujuk kepada mata-mata seperti dikatakan Kulak bersembunyi di dalam FBI.
David Major, yang berkarir selama 24 tahun sebagai agen kontraintelijen FBI, menyebut operasi perburuan UNSUB Dick itu mengguncang fondasi FBI. Selama tiga dekade, ratusan agen hancur karirnya karena berada di bawah bayang-bayang penyelidikan kasus ini.
Dalam hal efek merusak, Major membandingkan perburuan terhadap UNSUB Dick ini dampaknya sama merusaknya seperti saat Kepala Kontraintelijen CIA tahun 1954 sampai 1975, James Yesus Angleton, memburu mata-mata KGB di dinas intelijen Central Intelligence Agency (CIA).
Perburuan Angleton melumpuhkan operasi CIA urusan Soviet dan menghancurkan atau merusak karir 50 perwira setia CIA, antara tahun 1961 dan 1974. "Nah, hal yang sama terjadi pada FBI. Dick merobek biro hingga tercerai berai. Tapi itu tidak pernah terbuka ke publik," kata Major.
Menurut Wise, awalnya sejumlah agen FBI, termasuk Major, menolak untuk bicara soal Dick ini. Seiring dengan berlalunya waktu, Major dan beberapa agen lainnya akhirnya setuju untuk membicarakan soal perburuan itu.
Setelah pengakuan Aleksei Kulak itu, FBI membentuk tim. Tantangan pertama biro adalah bagaimana memastikan bahwa yang ditugaskan untuk menemukan Dick adalah bukan Dick sendiri. Untuk mengurangi risiko itu, perburuan dipercayakan kepada dua agen kontraintelijen senior, Joseph J. Hengemuhle dan Joseph J. Palguta. Berbekal tak lebih dari hanya nama Dick, yang itu tidak pasti apakah nama asli atau nama sandi KGB, keduanya memulai perburuannya.
New York adalah kantor lapangan FBI terbesar, karena memiliki ribuan agen. "Ada sekitar enam atau tujuh regu yang bertugas mengawasi orang Soviet dengan masing-masing 20 atau 25 orang," kata eks agen kontraintelijen FBI di New York. Ditambah regu pengintai dan skuad pengawasan, lebih dari 300 agen yang mengawasi orang-orang Soviet. Semua orang di regu tersebut adalah tersangka potensial sebagai mata-mata seperti dimaksud Kulak. Jika ditambah agen FBI yang mengawasi target Eropa Timur, jumlah tersangka yang logis bisa berjumlah sekitar 500 orang.
Tentu saja, setiap orang yang bernama Dick harus diselidiki lebih dulu. "Dick McCarthy menjadi tersangka pertama karena namanya," kata Walter C. Gutheil, agen kontraintelijen FBI New York selama 26 tahun. Ia pensiun tahun 1978. Ternyata, Dick McCharty, yang nama lengkapnya adalah Richard F. McCarthy, yang bekerja pada skuad yang mengawasi intelijen militer Soviet (GRU), tidak pernah diwawancarai untuk penyelidikan ini.
Tim pemburu itu sebenarnya memiliki informasi awal yang minim. Satu-satunya hal lain yang para pemburu itu tahu adalah bahwa pada malam Kulak ke kantor FBI, Dick itu sedang keluar bertemu dengan agen KGB. Itu yang membuat Kulak yakin bahwa dia tidak berbicara dengan sang mata-mata Sovyet tersebut, tapi itu juga yang membuatnya tak mengetahui identitas dan penampilan Dick. Akibatnya, Kulak hanya memberi sedikit petunjuk bagi Hengemuhle dan Palguta. Keduanya lantas mencoba untuk mempersempit pencarian dengan mencari siapa agen FBI yang berada di jalanan saat Kulak ke FBI.
Meskipun Hengemuhle dan Palguta melaksanakan misi ini secara tertutup, tapi rumornya beredar luas. Untuk alasan keamanan, para pemburu mata-mata ini bekerja di ruang belakang tanpa jendela di kantor FBI New York, dipisahkan dari ruang utama. "Misi itu seharusnya rahasia, tapi semua orang tahu tentang perburuan ini," kata Major. James A. Holt, agen kontraintelijen di New York saat itu.
Salah satu alasan dari ketakutan para agen atas misi rahasia itu adalah bahwa beberapa di antara mereka khawatir penyelidikan itu mungkin mengungkap dosa-dosa lain, seperti masalah soal kebiasaan minum minuman keras, memiliki hubungan di luar nikah, dan semacamnya. FBI juga diyakini telah menyadap telpon dan komunikasi pegawainya, termasuk saluran komunikasi di kantor itu.
David Major mengetahui soal perburuan UNSUB Dick tersebut saat ia ditugaskan ke kantor FBI Newark, tahun 1972. Saat itu ia diberitahu agen yang sebelumnya bekerja di kantor New York. Agen itu sangat emosional karena ia dipindahkan ke Newark karena penyelidikan itu. Ia juga diberitahu oleh koleganya ini bahwa sejumlah besar agen dipindahkan dari New York karena perburuan terhadap UNSUB Dick.
Agen KGB kedua yang membelot ke AS, Valentin Lysov, tahun 1964 atau 1965, memperkuat dugaan Kulak soal adanya penyusupan di tubuh FBI. Hanya saja, Lysov juga tidak memberikan rincian lebih lanjut soal mole itu.
Karena penyelidikan tampaknya semakin tidak dekat dengan target, pemburu mata-mata ini pun memutuskan untuk mencoba sesuatu yang baru, melalui "operasi menjuntai." Teknisnya, mereka akan mengirim seorang agen FBI yang menyamar sebagai pembelot untuk menawarkan jasanya kepada KGB. Harapannya, setiap percakapan yang dihasilkan akan memunculkan beberapa petunjuk yang mengarahkan pada identitas UNSUB Dick.
Seorang agen FBI ditugaskan datang ke apartemen Boris Ivanov, rezident (kepala) KGB di New York. Saat itu Ivanov membanting pintu, tetapi sang agen sudah mengatakan ia ingin bertemu mereka pada tanggal tertentu dan di suatu tempat. Ivanov mendengar ucapan itu. Sebab, agen kontraintelijen KGB muncul pada waktu dan tempat yang ditentukan.
Operasi menjuntai itu berlangsung selama enam bulan, tapi tak berhasil. "Kami berharap pertanyaan mereka bisa membawa kita ke identitas Dick, pertanyaan-pertanyaan yang mereka tanyakan dan pertanyaan yang tak mereka tanyakan --karena itu akan menunjukkan apakah mereka memiliki sumber di area tersebut. Tapi KGB 'tidak pernah mengajukan pertanyaan yang tepat,' dan operasi itu terbukti sia-sia," kata agen itu.
Karena tak jelasnya hasil perburuan itu, keaslian informasi Aleksei Kulak sempat dipertanyakan. Sempat juga muncul kecurigaan, apakah dia benar-benar "agen lapangan" untuk FBI, atau justru agen ganda yang ditanam oleh KGB?
Kulak tiba di New York pada 28 November 1961, hanya beberapa bulan sebelum dia muncul di kantor FBI dan membawa berita soal Dick. Saat itu, agen KGB itu menggunakan penyamaran sebagai konsultan untuk sebuah komite PBB tentang efek radiasi nuklir, meski misi sebenarnya adalah untuk mengumpulkan informasi ilmiah dan teknis rahasia untuk KGB.
Februari 1963, penyamaran Kulak berganti sebagai ilmuwan di misi Soviet untuk PBB, dan kembali ke Moskow tahun 1967. Dia kembali ke misi Soviet di New York tahun 1971 dan tinggal enam tahun di kota ini sebelum pulang untuk selamanya ke Sovyet. Sejumlah agen mengatakan, Kulak memberi informasi kepada FBI selama sepuluh tahun.
Kulak secara berkala bertemu diam-diam dengan agen FBI. Rekaman video dari sesi pertemuan itu memperlihatkan ada sebotol Scotch di atas meja. Kulak peminum berat, dan botol itu dianggap sebagai pelumas yang diperlukan untuk mengorek keterangan darinya.
"Informasi yang dia berikan selama bertahun-tahun adalah sebagian bagus --dan masuk kategori sangat baik untuk mengidentifkasi petugas KGB lainnya," kata seorang mantan pejabat senior FBI, agen kontraintelijen di New York pada saat itu. Kulak, katanya, mengidentifikasi setiap orang KGB di New York, serta sumber-sumber mereka.
Dalam pandangan David Major, Kulak adalah "salah satu sumber yang paling penting yang dimiliki FBI" dan "perwira pertama KGB yang pernah dipekerjakan oleh FBI". Dia yakin Kulak bukan agen ganda karena "KGB tidak akan pernah mengirim seorang perwira sebagai pembelot palsu."
Kulak, menurut agen ini, mengatakan bahwa Dick telah memberitahu kepada KGB soal sandi pengawasan FBI, kode rahasia pengintaian FBI yang digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama agen saat mengintai pergerakan agen dan diplomat Soviet.
CIA juga sempat mempertanyakan keaslian Kulak itu. James Angleton, kepala kontra-intelijen, tidak pernah percaya bahwa Kulak dia adalah sumber tulen. Setelah Angleton dipecat dari CIA, penggantinya menyimpulkan bahwa Kulak adalah sumber yang valid, dan dua spesialis kontraintelijen CIA yang ditugaskan untuk meninjau file FBI setuju dengan penilaian itu.
Tapi, kecurigaan terhadap Kulak bukan tanpa alasan. Meski bekerja sebagai mata-mata AS, ia tak dieksekusi saat kembali ke Moskow tahun 1976. Ini berbeda dengan nasib agen GRU Dmitri Fedorovich Polyakov yang menjadi mata-mata untuk CIA dan FBI selama 18 tahun. Identitas Dmitri terbuka karena dibocorkan oleh Aldrich Ames, agen CIA yang menajdi mata-mata Sovyet.
Laporan media AS sempat menulis bahwa FBI memiliki sumber di dalam KGB di New York. Dalam buku tahun 1978 berjudul Legend: The Secret World of Lee Harvey Oswald, penulis Edward Jay Epstein mempublikasikan adanya agen dengan nama sandi Fedora dan menggambarkan dia sebagai perwira KGB yang bekerja menyamar di PBB dan mengkhususkan diri dalam "ilmu pengetahuan dan teknologi." Tapi, Kulak tak dieksekusi saat pulang ke negaranya.
Pengungkapan identitas Fedora dalam buku Edward Jay Epstein itu sempat membuat FBI khawatir. Ia pun menawarkan kepada Kulak untuk mengeluarkannya dari Moskow, tapi ditolak. Kulak tidak pernah ditangkap seperti pembelot lainnya, dan FBI akhirnya menerima kabar bahwa dia meninggal karena penyebab alami pada awal tahun 1980.
Oleg Kalugin, mayor jenderal KGB yang mengasingkan diri ke Amerika Serikat tahun 1995, mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa Soviet sebenarnya mencurigai Kulak, "Tetapi mereka tidak memiliki cukup bukti." Kalugin mengatakan, Kulak berjasa bagi Sovyet selama Perang Dunia II dan itulah yang memberi Kulak semacam jubah kekebalan.
Saat ditanya soal informasi Kulak, Kalugin mengatakan bahwa ia pernah memberikan bayaran kepada orang yang disebut sebagai Dick itu "lebih dari sekali dan secara langsung". Tapi, ia tidak tahu nama aslinya.
FBI membayar Kulak US$ 100.000 lebih selama 15 tahun. Seorang agen lainnya mengatakan, Kulak khawatir bahwa UNSUB Dick akan mengetahui bahwa dia menjadi mata-mata FBI. Kulak, kata agen itu, "Terus mengatakan kepada biro untuk menemukan (Dick)."
Namun seiring waktu, perburuan terhadap Dick itu memudar. Palguta pensiun tahun 1976, Hengemuhle pensiun tahun 1987. Pada periode itu, prioritas lain mengambil alih fokus FBI.
Pada 1985, FBI melakukan banyak penangkapan mata-mata sehingga tahun itu dikenal sebagai Tahun Mata-Mata. Agen asing yang ditangkap antara lain kepala jaringan mata-mata Angkatan Laut AS, John A. Walker; analis Angkatan Laut yang memata-matai untuk Israel, Jonathan J. Pollard; dan mantan pegawai National Security Agency (NSA) yang memberikan informasi rahasia kepada Soviet, Ronald W. Pelton.
Mole pertama FBI yang ditemukan, Richard Miller dari kantor Los Angeles, ditangkap pada tahun 1984 dan dihukum karena menjadi mata-mata Soviet serta dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Pada tahun 1996, Earl Edwin Pitts menjadi orang kedua, dan ia pun dikirim ke penjara selama 27 tahun. Hanssen, mole Soviet paling terkenal di FBI, tidak tertangkap sampai tahun 2001. Ia akhirnya dijatuhi hukuman seumur hidup.
Meskipun jejak ke UNSUB Dick sudah dingin, FBI sepertinya tidak ingin melupakan kasus ini. Pada pertengahan 1980-an, seorang analis FBI bernama Robert H. King menyimpulkan bahwa ia telah mengidentifikasi UNSUB Dick. King telah bekerja di CIA sebelum ia bergabung dengan FBI tahun 1980. Dia dan koleganya di FBI James P. Milburn memiliki tugas khusus mendeteksi penyusupan di biro.
King mengeksplorasi dua potong informasi yang dipelajari melalui penugasan kedua Kulak ke AS. Pertama, KGB memiliki sumber yang telah pensiun dari FBI dan tinggal di Queens, sebuah kota kecil yang disukai oleh banyak agen FBI yang tidak sanggup membayar uang sewa yang mahal di Manhattan. Kedua, nama belakang sumber itu adalah alfabet Cyrillic huruf G, yang juga kode nama KGB-nya. King bertanya-tanya apakah sumber KGB di Queens adalah UNSUB Dick itu?
Dengan susah payah, ia memeriksa nama setiap agen FBI yang tinggal di Queens tahun 1960 dan menemukan bahwa salah satu dari mereka telah ditandai dalam pemeriksaan rutin oleh kantor New York. Agen itu tidak bekerja di kontra intelijen, tetapi pada keamanan internal dan investigasi terkait Partai Komunis. Kinerja agen itu dikenal buruk dan memiliki sejumlah masalah lain, termasuk penyalahgunaan alkohol yang bisa membuatnya menjadi target untuk direkrut oleh KGB. Dia pensiun karena alasan medis sekitar tahun 1964, ketika ia berusia pertengahan 30-an.
King, yang bisa berbicara bahasa Rusia, menerjemahkan surat dengan huruf Cyrillic menjadi Romawi dan tidak cocok dengan inisal terakhir mantan agen itu. Kemudian ia menyadari bahwa surat Romawi yang ditransliterasikan ke dalam Cyrillic dapat kembali diterjemahkan ke huruf Romawi yang berbeda. Setelah hampir seperempat abad, FBI akhirnya memiliki tersangka layak pertama soal UNSUB Dick.
Seorang agen FBI dikirim ke Queens untuk mewawancarai agen yang jadi calon tersangka itu. Tapi dia membantah ia adalah mata-mata. King dan Milburn mewawancarainya lagi, dan ia kembali menyangkal. Dua agen kontraintelijen FBI berpengalaman mewawancarainya untuk ketiga kalinya. Keduanya punya kesimpulan berbeda. Satu agen cenderung percaya atas bantahan pria itu, lainnya tidak.
King tetap yakin bahwa ia telah menemukan UNSUB Dick dan keyakinannya tampaknya didukung oleh file KGB. Pada tahun 1973, Oleg Kalugin berada di Moskow, menjabat sebagai kepala kontra intelijen KGB. Karena penasaran, ia meninjau beberapa file. "Ada satu file dari orang kami di FBI," kata Kalugin. "Dia sudah pensiun dan tinggal di Queens."
Tapi, itu juga bukan bukti yang cukup valid buat FBI. Tanpa pengakuan tersangka, FBI tidak bisa secara resmi menerima pandangan King dan tak bisa mengambil tindakan hukum terhadap mantan agen itu. "Spionase adalah kejahatan yang sangat sulit untuk dibuktikan," kata Patrick Watson, agen kontraintelijen di New York pada saat itu dan kemudian menjadi asisten wakil direktur FBI untuk operasi intelijen. "Kecuali tersangka mengaku atau tertangkap dalam tindakan memberikan informasi kepada pihak asing, penangkapan dan penuntutan tidak mungkin dilakukan."
Sampai Oktober 2013 lalu, FBI tak mau memberikan komentar soal perburuan terhadap mata-mata misterius itu.
Jurnalis yang tertarik mengamati isu jurnalisme, pertahanan, dan intelijen. Blog: abdulmanan.net, email [email protected]
0 Pengikut
Ribut Vonis Kebiri buat Pemerkosa: Kenapa Hukuman ala Jokowi Ini Kuno?
Kamis, 29 Agustus 2019 16:48 WIBKhaled Mashal dan Misi Gagal Mossad di Yordania
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler