x

Iklan

Elsa Ratna Wulandari

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 10 April 2022

Senin, 11 April 2022 16:07 WIB

Pentingnya Sastra dalam Dunia Pendidikan

Sastra merupakan sebuah bentuk dan hasil karya manusia yang memiliki nilai estetis yang menggunakan bahasa sebagai alat pengantarnya. Sastra juga merupakan wadah bagi manusia untuk berekspresi sesuai dengan kenginannya, manusia menjadi peran yang sangat penting dalam hal ini. Siapa pun dan kapan pun bisa menghasilkan karya sastra, Sastra akan berkembang bila manusia mempunyai daya kreatif yang tinggi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sastra merupakan sebuah bentuk dan hasil karya manusia yang memiliki nilai estetis yang menggunakan bahasa sebagai alat pengantarnya. Sastra juga merupakan wadah bagi manusia untuk berekspresi sesuai dengan kenginannya, manusia menjadi peran yang sangat penting dalam hal ini. Siapa pun dan kapan pun bisa menghasilkan karya sastra, Sastra akan berkembang bila manusia mempunyai daya kreatif yang tinggi.

Sastra merupakan bagian pelajaran bahasa Indonesia yang harus dipelajari di sekolah. Dengan adanya pelajaran bahasa Indonesia khususnya sastra, peserta didik dapat belajar tentang drama, puisi, pantun, dsb. Namun, pembelajaran sastra di Indonesia dari dulu hingga sekarang selalu menjadi permasalahan. Hal ini terjadi karena adanya beberapa faktor: Pertama, kurangnya pengajar yang menguasai di bidang sastra. Jika pengajar memiliki strategi yang tepat untuk dijadikan alternatif maka tidak perlu dipermasalahkan. Kedua, peserta didik yang kurang minat membaca buku. Pada zaman sekarang ini sangat jarang peserta didik yang menghabiskan waktunya untuk membaca, mereka lebih memilih untuk bermain game online. Ketiga, kurangnya buku-buku sebagai penunjang untuk membaca.

Tarigan (1995: 10) berpendapat bahwa sastra sangat berperan dalam pendidikan anak, yaitu dalam perkembangan bahasa, perkembangan kognitif, perkembangan kepribadian dan perkembangan sosial. Dengan begitu, anak-anak secara tidak langsung kosakata mereka bertambah setelah membaca atau menyimak karya sastra. Melalui membaca karya sastra dapat memotivasi peserta didik untuk mengekspresikan emosinya, menunjang perkembangan kognitif atau penalaran peserta didik. Hal ini dapat meningkatkan keterampilan berbahasa peserta didik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sastra sebagai media pembelajaran dapat dimanfaatkan seacara reseptif (bersifat menerima) dan ekspresif (kemampuan mengungkapan) dalam pendidikan.  Pemanfaatan secara reseptif karya sastra sebagai media pendidikan dilakukan dengan dua langkah yaitu pemilihan bahan ajar dan pengelolaan proses pembelajaran. Bahan ajar karya sastra yang diberikan kepada peserta didik harus berkualitas, mengandung nilai-nilai yang mendidik peserta didik menjadi orang baik. Hal ini dilakukan supaya peserta didik tidak hanya mendapat sekedar teori saja, namun peserta didik juga mampu menerapkannya di kehidupan nyata. Adapun pemanfaatan secara ekspresif karya sastra sebagai media kemampuan mengungkapkan dengan cara mengelola emosi, perasaan, semangat, pemikiran, ide dan gagasan dapat diaktuaisasikan ke dalam bentuk kreativitas menulis karya sastra dan bermain drama, teater atau film.

Jacob Sumardjo dalam bukunya Sastra Budaya tahun 1984 mengemukakan bahwa pengajaran sastra yang benar, dapat menjembatani permasalahan yang ada. Hal tersebut juga membuktikan bahwa masalah ini sudah ada sejak lama dan belum terselesaikan. Seorang pengajar harus mempunyai kemampuan, bukan hanya dalam mengajar, tetapi menciptakan suasana yang menyenangkan dengan cara membuat acara-acara sastra yang kreatif untuk meningkatkan minat peserta didik terhadap pelajaran sastra.

 

 

Ikuti tulisan menarik Elsa Ratna Wulandari lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler