x

image: Medical News Today

Iklan

Ismi Nur 'Aliya

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 16 April 2022

Senin, 18 April 2022 07:00 WIB

Pendekatan Teori Psikologis Terhadap Karya Sastra Puisi

Karya sastra dianggap sebagai hasil aktivitas penulis yang dikaitkan dengan gejala-gejala kejiwaan, seperti obsesi, kontemplasi, kompensasi, sublimasi, bahkan neurosi. Pendekatan psikologis kontemporer, sebagaimana dilakukan para ilmuwan, mulai memberikan perhatian pada interaksi antar-individu sebagai interaksi simbolis, sehingga disebutkan sebagai analisis psikologi sosial. Apakah manfaat mempelajari teori psikologis dalam menciptakan sebuah karya puisi?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sebagai penikmat karya sastra mungkin kita melihat unsur keindahan puisi hanya dengan melihat kandungan isinya. Misalnya, bagaimana diksi, majas yang digunakan, dan pesan tersirat yang disampaikan. Sedangkan para peneliti sastra akan mengkaji lebih dalam sebuah puisi berdasarkan teori sastra. Pandangan atau penilaian kita yang hanya sebagai pembaca dan penikmat dengan para peneliti akan sangat berbeda, bukan?

Para peneliti menilai sebuah karya berdasarkan teori sastra yang ada, salah satunya teori psikologis. Psikologi berasal dari kata Yunani, yaitu psyche yang berarti jiwa, dan logos yang berarti ilmu. Jadi psikologi berarti ilmu jiwa atau ilmu yang menyelidiki dan mempelajari tingkah laku manusia (Atkinson, 1996:7).

Menurut Endraswara (2008: 12-15), sastra dengan psikologi memiliki hubungan simbiosis, keduanya memiliki peranan sangat penting. Psikologi sastra berperan mengkaji lebih dalam aspek perwatakan, yakni memberi umpan-balik kepada peneliti masalah perawatakan yang dikembangkan. Selain itu juga sangat membantu dalam menganalisis karya sastra yang sarat masalah-masalah psikologis.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Karya sastra dianggap sebagai hasil aktivitas penulis yang sering dikaitkan dengan gejala-gejala kejiwaan, seperti obsesi, kontemplasi, kompensasi, sublimasi, bahkan sebagai neurosi. Oleh karena itu karya sastra disebut sebagai salah satu gejala (penyakit) kejiwaan. Pendekatan psikologis kontemporer, sebagaimana dilakukan oleh Mead, Cooley, Lewin, Skinner (Schellenberg, 1997), mulai memberikan perhatian pada interaksi antar-individu sebagai interaksi simbolis, sehingga disebutkan sebagai analisis psikologi sosial.

Intesitas terhadap gejala-gejala individual di satu pihak, dominasi psike di pihak lain, menyebabkan pendekatan psikologis lebih banyak memberikan aspek-aspek penokohan, kecenderungan timbulnya aliran-aliran seperti romantisme, ekspresionisme, absurditas, dan sebagainya. Oleh karena itu, dalam penelitian selanjutnya teori-teori psikologis perlu di perluas ke dalam wilayah sosiopsikologi dalam behaviorisme sosial sebagaimana dikembangkan kemudian oleh Freud sendiri, khususnya oleh Mead.

Menurut Koswara (1991:4), karya-karya sastra, sejarah, dan agama bisa memberikan informasi berharga mengenai tingkah laku manusia. Setiap manusia mempunyai kepribadian berbeda-beda yang mengacu pada pola karakteristik perilaku dan pola pikir yang menentukan penilaian seseorang terhadap lingkungan.

Dalam psikologi terdapat aliran pemikiran, revolusi yang memengaruhi pemikiran personalogis modern. Pertama, psikoanalisis yang menghadirkan manusia sebagai bentukan dari naluri-naluri dan konflik-konflik struktur kepribadian. Konflik-konflik struktur kepribadian ialah konflik yang timbul dari pergumulan antara id, ego, dan superego. Kedua, behaviorisme mencirikan manusia sebagai korban yang fleksibel, pasif, dan penurut terhadap stimulus lingkungan.

Dan, ketiga, psikologi humastik adalah sebuah "gerakan" yang muncul yang menampilkan manusia yang berbeda dari gambaran psikoanalisis dan behaviorisme. Kita dapat menarik kesimpulan bahwa manusia digambarkan sebagai makhluk yang bebas dan bermartabat serta selalu bergerak ke arah pengungkapan segenap potensi yang dimilikinya apabila lingkungan memungkinkan.

Oleh karena itu, berbeda kepribadian berbeda pula ciri khas karya yang diciptakan. Dalam menciptakan sebuah karya sastra puisi tentu kita melibatkan unsur psikologis di dalam puisi tersebut. Ketika lisan tidak mampu diucapkan, maka menulis dalam bentuk sebuah karya adalah jalan keluar yang tepat.

Seorang penulis yang menciptakan sebuah karya puisi tidak hanya berisikan tentang pengalamannya ataupun perasaannya, namun bisa saja karya puisi tersebut terinsipirasi di sekelilingnya. Sebuah karya puisi adalah sebuah hasil dari rasa keresahan yang dialami oleh penulis. Hasil karya puisi yang didasarkan atas apa yang dialami dan dirasakan oleh penulis dibandingkan dengan hasil insiprasi di sekelilingnya akan sangat berbeda terutama dalam hal emosi yang disampaikan.

Ada sebuah kalimat yang mungkin saja semua penulis pasti pernah merasakannya. Kalimatnya seperti ini “Jika kamu ingin menulis sebuah karya (terutama puisi) dengan mudah dan lancar maka ada dua pilihan, kamu sedang merasakan jatuh cinta atau patah hati”. Kalimat ini belum dapat dibenarkan seutuhnya. Ketika kita sedang resah dengan gangguan emosi yang bercampur aduk dengan perasaan lainnya, maka dengan tidak sadar kita mampu memunculkan ide atau gagasan yang sangat mudah muncul di otak kita. Kita pasti menulis apa yang kita rasakan.

Dapat disimpulkan bahwa, sastra dengan psikologis sangat berkaitan. Karya sastra menyajikan situasi-situasi yang terkadang tidak masuk akal dan motif-motif yang terkadang fantastis. Seperti halnya tuntunan untuk menggambarkan realisme sosial dalam karya sastra, tuntunan kebenaran psikologis adalah standar yang tidak absah. Dalam karya sastra, kebenaran psikologis baru mempunyai nilai artistik jika ia menambahkan koherensi dan kompleksitas karya singkatnya, jika kebenaran psikologis itu sendiri merupakan suatu karya seni.

 

Referensi:

Minderop, Albertine. Psikologi sastra: karya, metode, teori, dan contoh kasus. Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2010.

Prof. Dr. Nyoman Kutha Ratna, S.U. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Pustaka Pelajar. 2010.

Renne Wellek, Austin Warren. Teori Kesustraan. PT Gramedia Pustaka Utama. 1989.

Ikuti tulisan menarik Ismi Nur 'Aliya lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler