x

Siswa SMPN 13 Surakarta sedang berolahraga

Iklan

Kun Suryani

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 28 November 2021

Minggu, 24 April 2022 07:58 WIB

Olahraga dan Peningkatan Kualitas Hidup

Olahraga memang bukan satu-satunya cara untuk memperbaiki kualitas hidup. Banyak cara untuk sampai kesana. Boleh jadi dengan pendidikan yang tinggi, orang semakin punya banyak peluang meraih kehidupan lebih baik, dengan ekonomi yang memadai orang semakin banyak memiliki pilihan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Akan tetapi tanpa kesehatan jasmani dan rohani, semua itu bukan apa-apa. Oleh karena itu, olahraga menjadi prasyarat dasar bagi pilihan kebutuhan lainnya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh : Kun Suryani, S.Pd.
Guru PJOK SMPN 13 Surakarta

Di negara kita tercinta secara umum masyarakat cenderung memahami olahraga dari satu segi, yaitu segi  prestasi. Kondisi ini dapat dimengerti dan dipahami, mengingat kita lebih banyak disibukkan dengan persoalan-persoalan olahraga dalam tatanan tertentu, misalnya bagaimana memenangkan sebuah pertandingan, bagaimana memperoleh medali sebanyak-banyaknya. Kita melupakan apa yang sebenarnya menjadi esensi dasar dari olahraga itu sendiri. Pembangunan olahraga yang semata-mata berorientasi pada prestasi atau medali ternyata tidak hanya kurang berhasil dalam mendapatkan prestasi tinggi, tetapi juga telah gagal menempatkan olahraga dalam bingkai pembangunan nasional secara keseluruhan. Survei menunjukkan bahwa anggota masyarakat yang melakukan olahraga untuk tujuan prestasi hanya sebesar 7,8%, dengan kata lain 92,2% anggota masyarakat melakukan olahraga bukan untuk tujuan prestasi. Kita sering melupakan yang 92,2% tersebut, meskipun juga berarti tidak berkomitmen pada yang 7,8%.

Pada tatanan internasional, muncul kesadaran baru bahwa olahraga merupakan instrumen penting bagi pembangunan. Koffi Annan ( Sekretaris Jenderal  PBB 2004 ) menyatakan bahwa nilai-nilai olahraga identik dengan nilai-nilai yang diusung PBB. Pernyataan tersebut dijadikan sebuah kesadaran dan komitmen yang konkret. Salah satu bentuk komitmen tersebut adalah diselenggarakannya Konferensi Internasional mengenai Olahraga dan Pembagunan ( Sport and Development ). Hasil penting dari konferensi tersebut adalah sebuah deklarasi yang diberi nama “ The Magglingen Declaratioan “. Salah satu butir penting dari deklarasi tersebut adalah Olahraga dinyatakan sebagai wahana peningkatan kualitas hidup.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu Majelis Umum PBB mengeluarkan resolusi 58/5 yang berjudul “ Sport as a means to Promote Educatiaon Health, Development Peace“. Tujuan utama resolusi ini adalah memberikan penegasan bahwa olahraga memiliki peran strategis dalam mancapai tujuan-tujuan pembangunan millenium. ( Millenium Development Goals) Pernyataan ini dipertegas oleh Koffi Annan yang pada intinya memasukkan olahraga sebagai salah satu usaha memperbaiki kualitas hidup masyarakat.

Olahraga tidak bisa dilihat dari satu segi saja, hendaknya kita bisa melakukan kajian yang lebih mendalam mengenai olahraga, misalnya       

  • Bagaimana olahraga mampu membangun karakter dan kepribadian seseorang?
  • Bagaimana olahraga mampu manjaga stabilitas emosi dan penguasaan diri ?
  • Bagaimana kegiatan olahraga mampu menjadi wahana proses sosialisasi dan integrasi ?

 

  • Bagaimana kegiatan olahraga berdampak pada kegiatan ekonomi masyarakat ?

Untuk itu perlu kita renungkan pertanyaan diatas, paling tidak kita harus membangkitkan kesadaran baru bahwa olahraga menjadi sesuatu yang urgen bagi upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan. Di beberapa negara seperti Denmark, Finlandia, Norwegia dan Jepang olahraga telah menjadi kebutuhan dan menjadi bagian dari gaya hidup.

Pada hari kesehatan,se dunia, Dirjen WHO menyatakan aktifitas fisik adalah sebuah gerakan menuju sehat. Tentu bukan tanpa alasan,. WHO melihat aktifitas fisik merupakan cara yang murah dan efektif untuk mencapai derajat kesehatan menuju kehidupan yang lebih baik.

Catatan penting dari WHO bahwa setiap tahun 2 juta orang meninggal dunia sebagai akibat penyakit yang timbul karena kurang gerak. Itu berarti setiap hari kurang lebih ada 5.479 orang meninggal dunia akibat kurang gerak. Tentu bukan jumlah yang sedikit, mengingat jika dikaji lebih mendalam, penyakit yang timbul akibat kurang gerak setidaknya dapat dicegah manakala gaya hidup dan kualitas hidup diperbaiki. Perbaikan kualitas hidup diyakini mampu meningkatkan angka harapan hidup ( Life Expectancy ).

Bagaimanapun, upaya untuk melakukan perbaikan kualitas hidup harus selalu diusahakan. Perbaikan kualitas hidup bisa dimulai dari memperbaiki gaya hidup. Apakah gaya hidup kita selama ini telah membawa kita pada kualitas hidup yang lebih baik ?. Hanya kita sendiri yang bisa menjawab. Penulis beranggapan bahwa olahraga sebagai bagian dari gaya hidup sepanjang hayat merupakan sarana yang efektif untuk meningkatkan kualitas hidup.

Olahraga memang bukan satu-satunya cara untuk memperbaiki kualitas hidup. Banyak cara untuk sampai kesana. Boleh jadi dengan pendidikan yang tinggi, orang semakin punya banyak peluang meraih kehidupan lebih baik, dengan ekonomi yang memadai orang semakin banyak memiliki pilihan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Akan tetapi tanpa kesehatan jasmani dan rohani, semua itu bukan apa-apa. Oleh karena itu, olahraga menjadi prasyarat dasar bagi pilihan kebutuhan lainnya.

Olahraga yang dilakukan secara sistematis, teratur dan terarah akan sangat membantu upaya kita menciptakan pola hidup yang sehat dan berkualitas. Umur seseorang merupakan suratan takdir dan hanya Yang Maha Kuasalah yang tahu. Akan tetapi kita diwajibkan berusaha dan ber-ihtiar.agar hidup ini panjang dan tentu saja lebih berkualitas.

 

 

Ikuti tulisan menarik Kun Suryani lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu