x

Iklan

Syarifudin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 April 2019

Selasa, 26 April 2022 06:13 WIB

Pegiat Literasi Dilarang Mager, Begini cara Hidupkan Taman Bacaan

Pegiat literasi dilarang mager (malas gerak), agar tradsi baca tetap tegak di era digital, Begni 7 tips untuk hidupkan taman bacaan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kebiasaan mager alias malas gerak sangat berbahaya. Karena mager bikin apa pun jadi minim aktivitas. Mager justru memupuk perilaku tidak produktif. Main gawai setiap waktu, menonton TV dan ngobrol ngalur-ngidul itu contoh dari kebiasaan orang yang mager.

 

Penyakit mager bisa merasuki siapa saja, tanpa terkecuali. Apalagi pegiat literasi di taman bacaan. Bahaya banget bila terinfeksi mager. Akibat mager, taman bacaan bisa tidak diurus, sepi pembaca, buku mini, bahkan aktivitas pun sepi. Sebagai kegiatan sosial, sudah sepatutnya pegiat literasi dilarang mager. Karena mager, bisa jadi taman bacaan seakan mati suri. Seakan ada tapi tiada. Hingga akhirnya lingkungan sekitar pun tidak peduli.   

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lalu apa yang bisa dikerjakan pegiat literasi agar tidak mager?

Tentu banyak yang bisa dilakukan, Paling minim, pegiat literasi harus mempublikasikan aktivitasnya di taman bacaan. 1 hari 1 kegiatan harusnya bisa dilakukan di taman bacaan. Apa pun yang bisa dikerjakan di taman bacaan. Mulai dari menata buku, klasifikasi buku, menemani anak-anak yang membaca, hingga bikin kesibukan untuk mempercantik taman bacaannnya. Intinya, hindari mager.

 

Nah cara untuk menghindari mager di taman bacaan, mungkin pegiat literasi dapat mengecek kembali 7 tips berikut ini:

  1. Kaji ulang fokus dan tujuan taman bacaan. Pasang di dinding taman bacaan agar mudah dibaca sambil membuat komitmen untuk bisa mencapai tujuan.
  2. Bikin strategi untuk memajukan taman bacaan. Caranya bisa dengan membuat visi dan misi yang ingin cipcai. Lalu tuangkan ke dalam program kerja yang akan dieksekusi.
  3. Kerjakan apa pun yang dapat dilakukan di taman bacaan. Mulai dari yang sederhana seperti mempercantik area baca, mengecat rak buku, atau menata koleksi buku-buku di rak.
  4. Jangan pernah tunda apa pun di taman bacaan. Bila perlu buat deadline atau batas waktu pekerjaan yang harus dirampungkan di taman bacaan, apa pun itu.
  5. Singkirkan hambatan dan gangguan di taman bacaan. Taman bacaan harus terus bergerak dan menujukkan eksistensinya melalui kegiatan-kegiatan yang dijadwalkan. Jangan beri atensi pada gangguan tapi tentukan skala prioritas yang harus dicapai taman bacaan.
  6. Bertindak realistis, jangan terbuai dengan rencana dan mimpi-mimpi. Hadapi dan lakukan yang harus dikerjakan di taman bacaan. Jangan terlalu banyak rencana atau diskusi. Karena taman bacaan hanya akan hidup dengan perbuatan, bukan pemikiran.
  7. Jaga konsistensi atau sikap istiqomah di taman bacaan. Sedikit demi sedikit pekerjaan di taman bacaan asal dilakukan dengan konsisten, insya Allah akan membuahkan hasil. Jangan berdiam diri di taman bacaan bila tidak ingin mager atau mati suriu.

Maka dilarang mager di taman bacaan. Pegiat literasi harus kreatif dan terus mencari apa pun yang harus dikerjakan. Karena sekali mager, maka taman bacaan bukan lagi mati suri tapi bisa mati beneran. Sekalipun taman bacaan bersifat sosial, harus ad acara untuk terus memompa semangat dan energi untuk menghidupkan taman bacaan dari waktu ke waktu.

 
Dan yang penting, pegiat literasi di taman bacaan harus bertindak apa adanya. Tetap menjaga objektivitas dan realistis saja, Jangan terlalu berlebihan dalam bikin rencana. Tetap menginjak di bumi. Agar taman bacaan di mana pun tetap eksis di tengah gempuran era digital. Salam literasi #PegiatLiterasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

Ikuti tulisan menarik Syarifudin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler