x

Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran adalah salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh para tenaga pendidik

Iklan

nur arif nurudin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 1 Desember 2021

Selasa, 26 April 2022 15:37 WIB

Mengambil Keputusan Adalah Sebuah Seni Dalam Kepemimpinan


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Filosofi Pratap Triloka tercipta dari sebuah pemikiran mendalam dari Bapak Pendidikan Indonesia. Hal itu terinspirasi bukan dari orang di luar kehidupan pribadinya, namun muncul ketika melihat kondisi yang dirasakan anak beliau Ni Sutapa Asti yang sakit. Hal ini kemudian memunculkan sebuah istilah menghamba pada anak (murid), sehingga dapat memenuhi seluruh kebutuhan anak (murid).

Dan dari kejadian tersebut dapat dilihat betapa dalamnya pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang tertuang dalam filosofi Pratap Triloka sebagai prinsip yang bisa digunakan dalam pengambilan keputusan sebagai seorang pembelajaran. Dan dalam pengambilan keputusan menjadi hal yang lumrah dan pasti biasa dilakukan oleh setiap orang. Namun kebanyakan keputusan yang diambil terkadang cenderung berbasis pada beberapa situasi seperti pada hasil akhir, berbasis peraturan dan rasa welas asih.

Alur berpikir yang berorientasi pada pada sebuah prinsip tentunya mengambil pengaruh yang sangat besar saat mengambi keputusan. Latar belakang terjadinya masalah menjadi tahapan awal yang akan mempengaruhi keputusan yang diambil. Begitu pula di saat seorang guru dihadapkan pada sebuah situasi dan harus memutuskan perihal situasi tersebut sebagai seorang pemimpin pembelajaran.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tentu langkah-langkah yang telah didapatkan dari modul 3.1 dalam Program Guru Penggerak (PGP) yang membahas terkait pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran menjadi alur tertulis yang bisa dijadikan sebagai kartu control saat memutuskan sesuatu. Tidak hanya itu, proses menuntun yang diyakini oleh Ki Hadjar Dewantara sebagai tahapan yang dilakukan oleh semua guru juga muncul dalam praktik coaching dan bisa digunakan untuk menuntun para murid atau rekan sejawat mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

Pengendalian diri dari segi sosial emosional menjadi bagian utama saat mempraktikkan coaching, karena rasa nyaman adalah hal pertama yang harus dihadirkan saat melakukan praktik coaching tersebut. Dan pengambilan keputusan yang dilandasi oleh rasa emosi sesaat akan mengakibatkan pada keputusan yang kurang baik. Dan sebetulnya pengolahan sosial dan emosional menjadi salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yaitu kompetensi kepribadian.

Lebih dari itu, ketika kompetensi kepridbadian sudah dikuasai dengan baik dan disokong dengan pengetahuan tentang cara pengolahan sosial dan emosional serta penguasaan langkah-langkah pengambilan sebagai pemimpin pembelajran maka seorang guru akan sangat bijak ketika dihadapkan pada sbuah situasi yang terfokus pada masalah moral atau etika. Kondisi ini akan sangat memungkinkan bagi seorang guru untuk mengambil sebuah keputusan yang tepat dan tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Tidak selamanya apa yang menjadi keputusan kita selalu didukung oleh rekan sejawat, dan sudut pandang menjadi hal mendasar atas munculnya fenomena seperti itu. Cara melihat sebuah masalah tentu akan selalu berbeda namun ketika sebuah lingkungan sudah memiliki budaya positif maka landasan nilai tersebut akan mengakomodir perbedaan-perdedaan dari sudut pandang akan sebuah masalah dan tentunya keputusan yang diambil pasti akan berpihak pada murid.

Guru bisa menjadi sosok inpiratif bagi pra muridnya, dan kelak para murid akan mengimitasi cara sang guru dalam bersikap dan mengambil keputusan. Ini adalah contoh konkret bahwa seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya. Dengan kata lain, mengambil sebuah keputusan adalah seni dalam memimpin. Dan dalam mengambil keputusan tentunya tidak diambil dalam keadaan yang tidak ideal baik secara fisik maupun psikis.

Sudut pandang yang diwariskan oleh Ki Hadjar Dewantara tentang menuntun murid akan sangat senada dengan proses coaching ataupun pengambilan keputusan yang berpihak pada murid dimana posisi guru adalah seornag pemimpin dalam pembelajaran. Dan ini semuanya tertuang pada “Ing ngarso suntulodho, Ing madyo mangun karso, Tut Wuri Handayani” Salam dan Bahagia

Ikuti tulisan menarik nur arif nurudin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler