x

mudik dilarang

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Minggu, 1 Mei 2022 08:02 WIB

Terjebak One Way? Kok Bisa? Ini Ceritanya ...

Kalau terjebak macet saat mudik, sudah biasa. Ini kejebak one way, bagaimana ceritanya? Karena tak ada pembatas jalan tol yang dibuka. Sengajakah?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Kalau terjebak macet saat mudik, sudah biasa. Ini kejebak one way, bagaimana ceritanya? Karena tak ada pembatas jalan tol yang dibuka. Sengajakah?

Lebaran 1443 Hijirah, satu hari lagi? Meski pemerintah bebaskan mudik dengan catatan tetap patuh pada protokol kesehatan ketat, sebagian besar masyarakat pun sudah berada di kampung halaman. Sementara sebagian besar lainnya, masih akan berjuang menembus kemacetan demi sampai kampung halaman atau tempat tujuan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bila cerita terjebak macet, adanya kecelakaan, adanya mobil mogok, dan lain sebagainya, selalu menghiasi suasana di setiap mudik, maka tak terkecuali, hal itu juga terjadi di suasana mudik kali ini.

Terlebih, mudik kali ini, banyak di sebut sebagai "mudik dendam" dan sangat dahsyat tentunya akibatnya. Bukan dendam negatif, tetapi dendam karena dua kali lebaran, masyarakat harus dipisahkan dengan sanak saudara dan kerabat karena corona. Jadi kali ini, masyarakat benar-benar memanfaatkan momentum untuk sekadar dapat mudik. Asal dapat bersua sanak suadara dan handai taulan. Tak harus memaksakan diri membawa buah tangan dan lainnya.

Seiring dengan itu, pemerintah pun melayani masyarakat dengan berbagai kebijakan mudik. Selain mudik bebas dengan tetap ada aturan protokol kesehatan seperti wajin vaksin booster, jalur mudik pun menjadi prioritas yang sangat-sangat diperhatikan.

Kebijakan lainnya, untuk mengantisipasi dan menyiapkan segala kemungkinan, maka khusus jalur tol bagi pemudik, dibuat aturan khusus. Ada sistem ganjil genap, ada pengaturan waktunya, hari dan tanggalnya, ada pengaturan contraflow, ada one way. Begitu pun untuk arus balik nanti.

Korban one way@@ Khusus untuk contraflow dan one way, ada kisah menarik. Dari kisah ini, wajib menjadi perhatian pemerintah dan stakeholder terkait. Mengapa? Sebab, asyik terhindar dari terjebak macet, maka banyak pemudik yang tanpa menyadari justru terseret arus one way hingga tak dapat ke luar di gerbang pintu ke luar tol yang seharusnya dituju.

Peristiwa ini, tentu membikin para pemudik yang jadi korban mengelus dada. Karena, sepanjang situasi one way, di jalur tol yang dilewati tak ada tulisan yang memberi informasi. Bahkan di media massa pun juga tak ada pemberitaannya.

"Saya cukup kaget dan lumayan panik, sih. Begitu kurang lebih dua km, mendekati pintu ke luar Tol Pemalang, ternyata tetap tak ditemukan adanya pembatas jalan yang dibuka, untuk pindah dari jalur one way, contraflow ke jalur normal," ujar pemudik yang sedang mengantri di POM bensin ke arah putar balik menuju Pemalang via jalur arteri/Pantura.

"Awalnya, saya dan keluarga pasrah untuk ikutan terjebak macet saat melintasi jalan tol menuju kampung halaman. Saya masuk dari pintu tol Cawang. Lalu, merayap demi dapat melintas tol layang MHZ. Lebih dari empat km, saya terus merayap. Begitu akhirnya masuk tol layang, ternyata kecepatan bisa stabil antara 70-80 km perjam. Artinya tak ada kemacetan. Begitu turun dari jalan layang, hanya merayap sekitar dua km, sebelum akhirnya masuk jalur contraflow untuk mengikuti aliran one way. Alhamdulillah, saat sahur tiba, saya dan keluarga sudah melintasi Cirebon," ujar pemudik itu, runtut.

Selanjutnya, pemudik itu melanjutkan cerita. Bahwa setelah sahur, tetap asyik di jalur contraflow. Begitu jelang pintu ke luar pintu tol Tegal, banyak kendaraan yang beralih ke jalur normal, sepertinya mereka akan ke luar di pintu tol Tegal, sebab ada pembatas tol yang dibuka.

Pemudik itu bilang, tadinya akan ikut pindah jalur, tapi diurungkan, karena yakin, nanti jelang pintu ke luar tol Pemalang, yakin ada pembatas jalan yang dibuka. Pengalaman lebaran sebelum corona, saat one way, jelang pintu tol Pemalang, pembatas jalan.juga dibuka.

Sayang, pemikiran pemudik itu, dan tentu juga ratusan bahkan mungkin ribuan pemudik akhirnya gigit jari, karena sampai melewati pintu ke luar tol Pemalang, tak ada satu pun pembatas jalan tol yang dibuka. Pemudik itu pun terus meluncur mencari pembatas jalan yang di buka hingga puluhan km.

"Saat saya melihat ada pintu ke luar tol ke arah pintu tol Pekalongan, saya pun balik arah dan menerobos masuk pintu ke luar tol yang ternyata telah dibongkar oleh pemudik lain. Saat itu, saya juga melihat banyak kendaraan yang akhirnya harus mengisi kartu e-tol karena saldo kurang," ujar pemudik antara lega dan kecewa.

Peristiwa tak diberikannya akses pindah ke jalur normal dari jalur contraflow akibat kebijakan one way, apakah sebelumnya pernah terjadi? Sepertinya kisah ini jarang saya dengar. Namun kisah yang diceritakan oleh pemudik pada Sabtu pagi (30/4/2022), seharusnya tidak terjadi.

Faktanya, kisah ini terjadi, pemudik pun tak dapat informasi dan sosialisasi dari pihak terkait mau pun media massa bahwa jalur one via jalur contraflow menjelang pintu ke luar tol.Pemalang, tak ada pembatas jalan yang dibuka. Apakah ada kejadian yang sama jelang pintu ke luar tol yang lain?

Yang pasti, skema one way atau satu arah di ruas jalan Tol Cikampek Km 47 hingga Tol Kalikangkung Km 414 pada Sabtu (30/4/2022) pagi, ada yang menjadi korban. Masyarakat yang hendak ke luar pintu tol Pemalang, harus merogoh kocek lagi demi membayar tagihan tol yang bertambah.

Apakah hal ini memang disengaja oleh stakeholder terkait demi tujuan mencari untung? Atau kejadiannya memang disengaja atau tak disengaja? Jelang ke luar pintu tol Tegal saja, ada pembatas jalan tol yang dibuka. Ini kok jelang pintu ke luar tol Pemalang, tak ada pembatas jalan tol yang dibuka?. Akibatnya ratusan, bahkan ribuan kendaraan terjebak dan harus ke luar tol yang pembatas jalannya dibuka.

Kasihan para pemudik yang jadi korban. Kasihan harus menambah biaya tol, dan harus membeli BBM tambahan lagi yang tak sedikit.

Semoga kejadian ini bukan hal yang disengaja. Mohon diperhatikan stakeholder terkait. Perhatikan pembatas jalan mengapa tak dibuka. Dan, mengapa tak ada tanda dan informasi untuk pemudik agar tak ada lagi korban.

Bagi para korban one way via jalur contraflow, yang harus menambah kocek bayar tol, beli BBM tambahan, dan menambah durasi waktu tempuh perjalanan, semoga peristiwa ini, menjadi hikmah dan berkah. Maafkanlah stakeholder yang telah membikin susah itu.

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler