x

Seorang petugas rukyat meneropong posisi hilal (bulan) di pos observasi Taman Wisata Pantai Loang Baloq, Ampenan, Mataram, NTB, Ahad, 5 Mei 2019. ANTARA/Ahmad Subaidi

Iklan

Indonesiana

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Minggu, 1 Mei 2022 08:36 WIB

Lebaran Tanggal 2 atau 3 Mei? Sore Ini Ditentukan

Hari ini kaum muslimin menunggu kepastian tanggal 1 Syawal 1443 akan bertepatan dengan tanggal 2 Mei atau 3 Mei 2022. Kementerian Agama (Kemenag) sore nanti akan menggelar sidang Isbat penentuan 1 Syawal. Jika 1 Syawal dinyatakan berpetapan dengan 2 Mei esok, maka seluruh umat Islam di Indonesia akan merayakan lebaran bersamaam. Pasalnya PP Muhammadiyah sudah menetapkan 1 Syawal jatuh pada 2 Mei. 

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Hari ini kaum muslimin menunggu kepastian tanggal 1 Syawal 1443 akan bertepatan dengan tanggal 2 Mei atau 3 Mei 2022. Kementerian Agama (Kemenag) sore nanti akan menggelar sidang Isbat penentuan 1 Syawal. Jika 1 Syawal dinyatakan berpetapan dengan 2 Mei esok, maka seluruh umat Islam di Indonesia akan merayakan lebaran bersamaam. Pasalnya PP Muhammadiyah sudah menetapkan 1 Syawal jatuh pada 2 Mei. 

Dalam kriteria baru MABIMAS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), hasil rukyat dianggap memenuhi syarat apabila posisi hilal mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat. Kriteria ini merupakan pembaruan dari kriteria sebelumnya, yakni ketinggian 2 derajat dengan sudut elongasi 3 derajat.

Peneliti dari Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Iniovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang, mengatakan berdasar pengamatan Sabtu, 30 April, pergantian bulan baru membutuhkan prasyarat terjadinya konjungsi atau ijtimak. Ini adalah peristiwa Bulan dan Matahari berada di bujur astronomis yang sama ketika diamati dari Bumi. Setelahnya barulah menghitung posisi Bulan saat Matahari terbenam (hilal)--juga posisi Bulan dari Matahari atau sudut elongasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut dia, untuk wilayah Eropa, Afrika dan sebagian Asia bagian barat-tengah mengalami konjungsi setelah Matahari terbenam pada Sabtu, 30 April 2022. Sedangkan Amerika Utara dan Selatan sudah mengalami konjungsi sebelum Matahari terbenam pada hari yang sama.

Sedangkan Asia Selatan, Asia Timur, Asia Tenggara, Australia dan Selandia Baru akan mengalami konjungsi keesokan harinya, pada Minggu 1 Mei 2022. Indonesia berada dalam kelompok ini. "Sehingga, menurut kriteria Kalender Islam Global atau Rekomendasi Istanbul 2016, 1 Syawal 1443 H jatuh pada Senin, 2 Mei 2022," kata dia seperti ditulis Tempo.co.

Dia mengatakan beberapa negara di Asia Tenggara dan Asia Selatan kemungkinan akan berhari raya berbeda dari dunia pada umumnya. Ini jika berpegang teguh syarat sesuai MABIMS bahwa elongasi geosentrik maupun toposentrik 6,4 derajat atau lebih.

Elongasi toposentrik di Indonesia, di wilayahnya yang paling barat sekalipun yakni Sabang, belum sampai 6,4 derajat saat Matahari terbenam pada Minggu 1 Mei 2022. Baru beberapa menit setelahnya, pada jendela waktu yang disebut sebagai saat pengamatan hilal terbaik, wilayah seperti Sabang, Banda Aceh dan Aceh Besar sudah memenuhi elongasi toposentrik 6,4 derajat.

Ketika Bulan terbenam, di periode pengamatan berikutnya, elongasi 6,4 derajat tercapai di Gunungsitoli, Sibolga hingga Tebingtinggi. "Sehingga seluruh provinsi Aceh dan sebagian besar provinsi Sumatera Utara (termasuk kota Medan) sudah memenuhi elongasi toposentrik saat Bulan terbenam," kata Andi.

Seluruh Asia Tenggara dapat berhari raya Idul Fitri pada Senin, 2 Mei 2022, sebagaimana di sebagian besar wilayah di dunia apabila hanya mengikuti elongasi geosentrik. Pada Minggu petang, 1 Mei 2022, elongasi geosentrik di wilayah ini sudah sekitar 7 derajat.

Sebelumnya ahli astronomi dan astrofisika Pusat Riset Antariksa BRIN Thomas Djamaluddin mengatakan posisi bulan pada 29 Ramadhan 1443 H atau 1 Mei 2022 di wilayah Indonesia sudah berada pada batas kriteria baru MABIMS, yaitu tingginya di atas 3 derajat dan elongasi sekitar 6,4 derajat. “Secara hisab, posisi bulan pada saat maghrib 1 Mei 2022 di wilayah Sumatera bagian utara dekat dengan batas kriteria elongasi 6,4 derajat,” ujar Thomas, dikutip dari Kompas.com, Kamis (21/4/2022).

Hisab kontemporer yang dilakukan Ibnu Zaid Abdo el-Moied juga menunjukkan beberapa wilayah di Sumatera sudah memenuhi kriteria elongasi 6,4 derajat dari MABIMS. Pada 1 Mei 2022, sebagian wilayah Indonesia saat maghrib juga berkemungkinan untuk dapat melihat hilal menggunakan alat optik seperti binokuler atau teleskop.

Tapi semua akan dipastikan pada Ahad (1/5/2022) sore ini dalam sidang isbat penentuan 1 Syawal 1443 Hijriah yang digelar Kementerian Agama (Kemenag). “Kami mengundang ormas Islam untuk mengikuti sidang isbat awal Syawal 1443 H yang akan digelar pada 1 Mei 2022,” ujar Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais dan Binsyar) Kemenag, Adib. "Kami juga undang juga duta besar negara-negara sahabat."

Ikuti tulisan menarik Indonesiana lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler