Misi Menghempaskan Tiga Lawan Tersisa dengan Skor Besar

Rabu, 11 Mei 2022 07:13 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Timnas sepakbola Indonesia digadang-gadang dapat meraih medali emas dalam Se Games kali ini. Setelah menelan kekalahan telak 3-0 atas tuan rumah Vietnam, peluang lolos babak selanjutnya masih terbuka. Catatannya, mereka harus mampu menyapu bersih tiga laga sisa di fase grup, yakni saat melawan Timor Leste, Filipina dan Myanmar, kalau bisa dengan skor besar. Timor Leste sudah ditaklukkan semalam.

Skor 3-0, itulah hasil Indonesia lawan Vietnam Jum'at lalu pada tanggal 6 Mei 2022. Entah apa yang sebenarnya terjadi dengan Timnas Sepakbola Indonesia, mereka seperti tim kemarin sore yang tidak tahu harus bermain seperti apa ketika bertemu dengan Vietnam.

Hasil ini tentu mengecewakan, disaat tim ini digadang-gadang sebagai salah satu kandidat juara untuk edisi Sea Games kali ini. Namun apa daya penampilan Rio Fahmi (Persija Jakarta), Marc Klok (Persib Bandung), dan Ronaldo Kwateh (Madura United) dirasa kurang memuaskan oleh banyak kalangan. Mereka menjadi sorotan karena diharapkan menjadi pelengkap kekurangan timnas selama ini.  Ditambah, penampilan pemain lain bisa dikatakan juga sebenarnya tidak bagus secara tim, yang sewajarnya bisa mengimbangi permainan agresif Vietnam.

Banyak kemungkinan kenapa Timnas Sepakbola Indonesia U23 mengecewakan. Bisa karena grogi disebabkan oleh banyaknya penonton tuan rumah, Vietnam, karena di Indonesia sendiri kompetisi satu tahun penuh tanpa penonton. Bisa juga karena pemahaman taktik yang buruk para pemain.

Tapi, kalau melihat dua pertemuan terakhir dengan Vietnam khusus di Sea Games sebenarnya Indonesia pun tidak pernah menang. Saat Sea Games 2019 Filippina, Indonesia bersua dua kali dan keduanya kalah, dengan skor masing-masing 2-1 di fase grup serta 3-0 di final. Artinya apa? Indonesia memang masih kesulitan ketika bertemu Vietnam dan perlu solusi yang harus dipecahkan oleh Shin Tae-yong selaku pelatih Timnas Indonesia.

Apalagi cabang olahraga sepakbola Indonesia sekarang ini benar-benar mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga dan PSSI selaku induk sepakbola nasional. Misalnya hal itu diwujudkan dengan latihan selama kurang lebih dua minggu di Korea Selatan seperti permintaan Shin Tae-yong serta jajaran pelatihnya. Dari dukungan itu, tekanan untuk mendapatkan medali emas cabang olahraga sepakbola di Sea Games 2021 (2022) Vietnam ini sudah selayaknya dibebankan. Ditambah pula penantian medali emas Sea Games ini sudah 31 tahun, setelah terakhir didapatkan pada tahun 1991, lama sekali. 

Untuk ke depan tentu publik sepakbola nasional ingin Timnas Indonesia mampu menyapu bersih tiga laga sisa melawan Timor Leste (10/5), Filipina (13/5), dan Myanmar (15/5). Akan lebih nyaman lagi apabila mampu memenangkan laga dengan selisih gol yang signifikan, karena kemungkinan untuk mendapatkan poin sama dengan kontestan lain masih mungkin terjadi bisa melihat klasemen sementara.

Harapan publik memang sudah terlanjur membuncah, karena melihat dari penampilan Piala AFF (2020) 2021 Singapura kemarin yang mampu menembus final AFF yang akhirnya melawan Thailand walaupun kalah, namun dengan skuad mayoritas masih muda dan minim pengalaman internasional, skuad lulusan Piala AFF inilah yang mayoritas mengisi skuad Sea Games (2021) 2022 Vietnam sekarang. Seperti Ricky Kambuaya, Witan Sulaeman, Egy Maulana Vikri serta Fachruddin Aryanto, tentu keyakinan itu semakin tinggi ekspektasinya.

Sudah enam bulan berlalu semenjak gelaran Piala AFF digelar, harapannya dengan kembali ke klub dan pengalaman yang lebih banyak tim sekarang mampu lebih kuat serta dewasa dalam menghadapi tekanan. Apalagi, Timnas Sepakbola Indonesia mampu berangkat ke Sea Games sekarang ini harus "menumbalkan" cabang olahraga lain yang tidak diberangkatkan ke Sea Games tahun ini. Seperti contohnya cabang olahraga futsal di sektor putri yang akhirnya tidak diberangkatkan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga karena tidak berpeluang meraih medali, berbeda dengan cabang olahraga sepakbola putra yang dianggap mampu mendapatkan medali. Sehingga, rasanya ada "utang" yang harus dibayarkan oleh cabang olahraga sepakbola putra kepada atlet-atlet lain bahwa pengorbanan mereka sewajarnya harus dibuktikan denga medali emas dan membuktikan perhitungan Kementerian Pemuda dan Olahraga tidak meleset. Sudah, lolos gruplah terlebih dahulu baru membicarakan kesempatan memperoleh medali emas.

Bagikan Artikel Ini
img-content
muhammad rizal

Pemula dan terus belajar

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terpopuler di Olahraga

Lihat semua