x

Iklan

Syarifudin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 April 2019

Kamis, 12 Mei 2022 20:53 WIB

Warung Ibu Eeh, Model Pemberdayaan Ekonomi Warga Versi Taman Bacaan

Ekonomi warga boleh terpuruk. Tapi harus ada ikhtiar untuk keluar dari masalah ekonomi. Warung Ibu Eeh, contoh praktik baik pemberdayaan ekonomi warga versi taman bacaan

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Warung Ibu Eeh, namina. Saya sempat menengoknya minggu lalu. Salah satu warung binaan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Lentera. Berbekal pinjaman Rp. 200.000 dari koperasi tahun lalu, Ibu Eeh merintisnya. Walau warung kecil-kecilan di rumahnya, setidaknya Ibu Eeh sudah berani ikhtiar untuk memulai usaha. Di samping mengisi waktu di hari tuanya dengan kegiatan yang positif dan mandiri. Apalagi belum lama ini, suaminya meninggal dunia. Turut berduka cita ya Bu, semoga almarhum husnul khotimaj, amiin.

 

Semangat Ibu Eeh patut jadi teladan. Selain sebagai anggota Koperasi lentera, Ibu Eeh pun bagian dari warga belajar Gerakan BERantas BUta aksaRA (GeBERBURA) dan JOMpo BInaan (JOMBI) di TBM Lentera Pustaka. Sekalipun usianya sudah melebih 66 tahun, Ibu Eeh punya kesadaran belajar yang bagus. Patut ditiru anak-anak bahakn orang tua pada umumnya. Tergolong rajin ke taman bacaan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Nah setelah setahun berjalan, Koperasi Lentera mulau Mei 2022 ini menaikkan nilai pinjaman menjadi Rp. 600.000 dengan masa angsurang 4 kali. Ibu Eeh pun meminjamnya untuk menambah modal warungnya. Istilahnya, biar kecil tapi lengkap item-item yang dijualnya. Keren banget kan. Patut diketahui, setiap anggota di Koperasi Lentera tidak boleh meminjam apabila masih ada angsuran pinjaman yang belum selesai. Bahkan sebulan sekali selalu ada “rapat anggota” (tiap Sabtu akhir bulan) sebagai edukasi keuangan kepada anggota, di samping pengajuan pinjaman baru yang baru bisa diambil minggu depannya (awal bulan).

 

Awalnya hanya ada 11 anggota saat didirikan. Tapi kini setelah 1 tahun berjalan, Koperasi Lentera sudah mengelola aset lebih dari Rp. 14 juta dengan 30 anggota kaum ibu. TBM Lentera Pustaka pun menyiapkan modal Rp. 3 juta. Tiap anggota setiap Sabtu sore menyetor iuran Rp. 10.000 per minggu. Makin bermanfaat, perlahan tapi pasti. Tiap kali meminjam, harus ada akad pinjaman dan tercatat di kartu pinjaman. Iuran pun tercatat dengan rapi. Kopetrasi ini tujuannya untuk mengatasi persoalan keuangan rumah tangga agar terhindar dari rentenir atau utang berbunga tinggi. Syukur-syukur bisa dijadikan usaha kecil-kecilan seperti Warung Ibu Eeh ini. Alhasil, semua berjalan lancer dan tidak ada kredit macet. Bahkan 70% dari anggota-nya pernah meminjam. 7 dari 10 anggota pernah meminjam. Itulah bukti bahwa Koperasi Lentera bermanfaat dan berjalan sesuai tujuannya.

 

Apa yang saya mau bilang dengan Warung Ibu Eeh? Inilah bukti pemberdayaan ekonomi yag dilakukan TBM Lentera Pustaka. Selain aktivitas taman bacaan dan literasi, TBM Lentera Pustaka merasa bertanggung jawab untuk “membebaskan” masyarakat dari bahaya rentenir atau utang berbunga tinggi. Apalagi dengan mata pencaharian atau penghasilan yang tidak pasti. Harus ada ikhtiar untuk merintis usaha dan mengelolanya dengan baik sekalipun kecil-kecilan. Warung Ibu Eeh adalah conton praktik baik pemberdayaan ekonomi masyarakat. Memang kecil tapi bermakna. Karena mampu mandiri dan berdiri di atas kaki sendiri.

 

Jadi sadarilah, tindakan baik sekecil apa pun jauh lebih penting daripada kata-kata. Apalagi hanya keluh-kesah atau gibah semata. Ubah niat baik jadi aksi nyata. Jangan hanya omong doang. Toh, Ibu Eeh melalui warungnya sudah membuktikannya. Selamat Ibu Eeh, semoga sehat dan berkah selalu, amiin. Salam literasi #KoperasiLentera #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

Ikuti tulisan menarik Syarifudin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler