x

Iklan

Ali Mufid

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 6 Maret 2022

Selasa, 24 Mei 2022 06:57 WIB

Sudah, Mari Berpuasa

-

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Lalu kubur belenggu gelisah hingga tak ada satu pun yang dikhawatirkan. Tak ada tanya atas bagaimana cara memulai, tak pula diskusi sana sini memilih kiat seperti apa jalan panjang agar sampai hingga tujuan. Ini soal keyakinan jika campur tangan Tuhan ada dimana-mana. Lantas untuk apa ada perasaan bimbang? Lisan kita tak dipaksa berucap seberapa banyak salah dan khilaf. Sang Pemberi Hidup (nampaknya) lebih berkenan jika kita mulai dengan hal baik dan benar.

Setelah itu, sesaat melangkah separuh jalan, seringkali perasaan tak pantas diri muncul. Tapi bukankah dimensi pengampunan berhak disinggahi siapapun makhluk bumi tak terkecuali? Wajar jika merasa tak pantas diri, lebih lagi saat ku tekuk ujung lembar buku lalu tepat mengarah ke tulisan 'manusia sejuta khilaf'. Kemudian bertanya dalam diri, sengaja atau tanpa disengaja kenapa mesti mengarah ke kalimat itu jika banyak pilihan kata lain yang lebih bersahabat atas situasi sulit?

Manusia memang unik, acapkali paham atas jalan tak benar tetapi sengaja ia lalui untuk (sementara) menjadi tak benar atau sebatas menjadi observasi diri sehingga menjadi benar seutuhnya. Sudahi saja jika sudah mengambil sikap. Bukankah setelah kata sudah tadi, masih ada yang sifatnya tak berkesudahan? Seperti amal ibadah yang selalu diyakini bahwa itu adalah amalan yang tak pernah terputus.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ikuti tulisan menarik Ali Mufid lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler