"Pasti!!, Pasti ada pemicu kala hujan ini terjadi!". Gertak hatimu yang tak pandai menipu.
Padahal dulu, raut wajahmu berseri menghadapi guntur-guntur yang menggores sanubari. "Lantas, kemana sang ahli sandiwara itu pergi?".
Engkau berhenti sejenak, menikmati iringan nada yang kau cipta sendiri, saut menyapa dengan setiap tetes air yang menghilang terusap jari.
Niat berhentipun kau urung kedalam hati. "Tidak!, Aku sudah tak kuat lagi!".
Hujanmu kian menderas, nadamu semakin kencang seolah tak terhentikan.
Ternyata... Ahli sandiwara itu pergi karena sanubari yang tak kuat lagi menerima hantaman yang bertubi-tubi.
Nampaknya, bendera putih telah kau kibarkan dipenghujung hari. Bersandar di sudut yang gelap nan sunyi. Engkaupun mencurahkan rasa sakit disetiap tetes air mata.
Malam ini, kau berharap pada pagi. Semoga, sakit ini menghilang tertelan sendawa hewan-hewan amfibi. Semoga, sakit ini terbentang jauh bagai bebintang dan bumi.
Ikuti tulisan menarik Nabil rifqi Rifqi lainnya di sini.