x

Sheila

Iklan

jihan ristiyanti

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 9 April 2022

Sabtu, 11 Juni 2022 11:25 WIB

Yang Tak Kau Dengar

Banyak kata-kata tak lahir dari ungkapan. Melainkan senyum kecil, tatapan mata, suasana canggung, sapaan hangat yang terkesan bodo amat. Atau sekadar obrolan receh. Barang kali, semua itu belum cukup. Membuatmu mengerti, apa yang tumbuh dan bersemayam di dalam hatiku.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tepat hari ulang tahun Maria, pesan singkat dari sudut ruang masuk ke layar gawainya. Tak ada yang spesial. Hanya pertanyaan apa kabar, yang seorang teman kirim dari balasan story whatsapp.

Teman yang baru saja ia kenal. Semasa   program KKN kampus beberapa bulan lalu. Arsyad namanya. Mereka tak begitu akrab. Hanya sesekali berbincang sekadaranya. Itu pun terkait keperluan program KKN mereka.

Iya, itulah yang orang lain tahu. Tapi siapa bisa menebak hati seseorang. Meski tampak acuh dan bodoh amat. Sebagai ketua tim, diam-diam Maria memperhatikan Arsyad. Dia menyukai caranya berfikir. Memandang suatu permasalahan meski tak jarang ia juga tak bersepakat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tapi benih kekaguman itu toh berakhir. Selaras dengan kepulangan mereka dari KKN. Tak ada obrolan singkat atau basa basi lagi. Beberapa pesan hanya sebuah   pertanyaan tentang persoalan A dan B.

Tapi, semuanya berubah. Pesan apa kabar lagi dari Arsyad. Yang Maria yakini sekadar keisengan pemuda saja. Berbuah pada pertemuan singkat di kota, tempat mereka mengenyam pendidikan. Perasaan yang sempat ia abaikan sewaktu KKN, entah kenapa tiba-tiba mulai bercampur aduk.

Namun bukan Maria. Jika, tak memasang muka datar seolah tak terjadi apa-apa dalam dirinya. Sesuatu yang berusaha ia sembunyikan.

Seyogyanya teman yang lama tidak bertemu. Keduanya mulai asik mengobrol. Sesekali diam tidak ada suara. Ada kecanggungan. Maria tahu penyebabnya. Tak lain karena perasaannya. Ia hanya berbincang berdua, dengan orang yang pernah ia kagumi.

Seusai pamit, Maria pulang. Tapi, berbeda saat kepulangannya KKN. Kali ini ia menyimpan asa untuk kembali bertemu. Berdua.

Pulang, artinya kembali pada rutinitas pekerjaan yang sudah siap menyambut. Dua bulan lalu Maria menyelesaikan bangku kuliahnya di Fakultas Hukum. Lalu diterima sebagai wartawati di salah-satu surat kabar harian Jawa Timur.

Pekerjaan yang selalu ia impikan, meski tak selalu selaras dengan bayangannya. Tapi itu memelihara debaran di hati nya. Maria percaya, dia harus melakukan sesuatu yang membuatnya terus berdebar, meski dengan sedikit rasa takut. Sebab, menurutnya, ketika dirinya tak lagi merasakan apapun akan sesuatu yang ia kerjakan. Artinya, ada yang salah. Sederhananya, ia ingin merawat jiwa muda dalam dirinya. Jiwa yang haus untuk belajar banyak hal.

Selang beberapa hari, tidak ada pesan masuk dari Arsyad. Hal itu Mulai mengganggu Maria. Ia ingin kembali bertemu dengan lelaki itu. Lelaki yang membuat jantungnya tak karuan. Membuat dirinya merasa seluruh gerak geriknya terawasi di depan mata sang lelaki.

Tapi siapa bisa membendung perasaan berkecamuk di dada. Pesan singkat, Maria kirimkan. Sekadar basa-basi dan menagih janji Arsyad pada pertemuan lalu. Barang kali, laki-laki itu pun tak merasa itu adalah janji. Hanya gurauan iseng yang mengajaknya pergi ke pantai. Di kota kesukaan Maria. Malang.

Hari dan jam bertemu telah disepakati. Maria tahu, tak seharusnya ia memupuk harap berlebih pada lelaki yang saat ini berada di bagian kemudi motor. Tapi apa daya, perasaannya tumbuh sangat pesat. Senyumannya tak lagi bisa dibendung. Ia senang, bisa menghabiskan waktu dengan lelaki yang ia suka. Ia telah lupa dengan rasa sakit patah hati beberapa tahun lalu. Perasaan yang selalu membuatnya memasang jarak dengan seseorang. Sepertinya, benteng yang ia pasang dengan sekuat hati runtuh di depan lelaki bernama Arsyad.

Bersambung,

Ikuti tulisan menarik jihan ristiyanti lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler