Oleh: Idha Karyati, SMKN 2 Tuban
Kalimat dari salam guru penggerak sangat mengetuk hati guru di Indonesia . Diawali dengan niat tergerak (niat ingsun atau niat hati yang paling dalam) bergerak dan menggerakkan untuk melakukan perubahan dalam pembelajaran.
Saya Idha Karyati sebagai salah satu calon guru penggerak angkatan V kelas 05-147B dari Kabupaten Tuban- Jatim, mengampu mapel Tata Boga di SMKN 2 Tuban. Dibawah arahan fasilitaor bpk Boby, didampingi PP Bpk M.Makhdum, bersama CGP Ronie dari SDN Penidon Plumpang, Adrea Rosie dari SMKN 2 Tuban, Subekti Wahono dari SMPN 1 Plumpang, Okta Ely dari SMAN1 Plumpang dan Vera dari SMPN 1 Plumpang. Sekalipun dalam kelompok saya tertua karena masuk usia sudah senja ke 51, namun tidak menyurutkan niat saya dalam mengabdi disegi pedidikan.
Panggilan jiwa sebagai seorang guru tidak hanya dibatasi dengan waktu mengajar selama 8 jam di kelas, namun setelah di rumah tetap melayani konsultasi siswa berkaitan dengan tugas siswa yang belum dikumpulkan sehingga jam kerja guru bisa hampir mencapai 24 jam. Hal ini dilakukan dengan iklhas sebagai wujud melayani siswa.
Bagi saya ada rasa senang, sukacita yang tidak bisa diukur oleh materi jika melihat siswa sudah memahami materi sesuai dengan kemampuannya. Semakin senang setelah mengikuti diklat guru penggerak bersama guru hebat karena ada banyak materi filosofi KHD yang dapat diterapkan dikelas agar siswa mempu bertanggung jawab dengan tugasnya sendiri.
Guru dengan sabar selalu mengingatkan pengumpulan tugas sekalipun waktu pengumpulan tugas melebihi waktu tenggat. Tidak ada hukuman bagi yang terlambat mengumpulkan, Yang ada adalah mengingatkan agar selalu ada upaya dan kemandirian dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru .
Guru berpijak pada kodrat alam bagi siswa yang memiliki kebutuhan khusus (tuna grahita ringan) dan kodrat zaman dalam proses pembelajaran dengan membuat variasi model belajar yang menyenangkan dengan pembuatan media pembelajaran mapel pengetahuan bahan makanan dengan teknik beryanyi sehingga siswa dibawa dalam suasana belajar sambil bermain dapat dilihat dilink youtube Idha Karyati dengan link https://www.youtube.com/watch?v=EljH-fbvlAI&t=2s. Seiring perkembangan zaman maka siswa juga dikenalkan dengan media yang inspiratif sehingga siswa merasa senang dan nyaman dan senantiasa merindukan kehadiran guru.
Pengalaman praktik baik yang paling menyenangkan bagi saya adalah saat mengajar siswa yang berkebutuhan khusus dengan materi daging. Dalam materi daging dikenalkan tentang macam ,ciri daging dan hasil olahnya. Ada daging sapi, kambing, domba, kerbau dan babi. Tiba-tiba Riko berkata,”Bu Idha, daging babi kan haram.” Betul Riko ,“Daging babi memang haram bagi yang beragama Islam, tetapi bagi masyarakat didaerah Bali, Toraja, Menado dan sebagian masyarakat yang selain beragama Islam, daging babi tidak haram. ‘Riko memahami penjelasan bu Idha?”. “Ya bu saya paham," jawab Riko.
Selama belajar bersama siswa yang berkebutuhan khusus saya berusaha menciptakan pmbelajaran yang menyenangkan dengan bernyanyi dan sesekali dengan bercanda. Dengan tujuan materi yang saya sampaikan bisa diterima tanpa adanya tekanan, dan siswa dengan senang hati mau mengerjakan tugas yang diberikan. Ada upaya menghafal materi pengenalan bahan makanan bagi siswa yang bernama Ival yang memiliki kebutuhan khusus dalam bentuk lagu di link youtube idha karyati: lhttps://www.youtube.com/shorts/-8pO2oiQpJo ink
Banyak tanggapan positif dari sesama rekan guru dan tenaga non kependidikan dengan adanya program guru penggerak. Salah satunya adalah bisa merubah sistem pembelajaran yang menyenangkan sesuai dengan kodrat alam , kearifan lokal dan perkembangan kodrat zaman. Bahkan siswa pun merasa bahagia dalam belajar. Adanya kerjasama yang baik antar rekan sejawat, terlebih mendapat dukungan penuh dari kepala SMKN 2 Tuban bahwa guru harus saling menggerakkan menuju Indonesia yang merdeka dalam belajar.
Salam guru penggerak.
Ikuti tulisan menarik MAMA IDHA lainnya di sini.