
Jumat, 3 Juni 2022 20:23 WIB
Mispersepsi Likuiditas Exchange Traded Fund (ETF), Ternyata Begini Faktanya
Ada anggapan keliru (mispersepsi) masyarakat investor terhadap produk ETF. Mereka menganggap ETF itu tidak likuid
Dibaca : 966 kali
Produk investasi Exchange Traded Fund (ETF) atau reksa dana yang diperjual-belikan layaknya saham ternyata masih menyisakan persoalan yang mungkin dianggap sepele namun justru membuat investor masih mengambil jarak.
Persoalan sepele tersebut adalah soal likuiditas. Ada anggapan keliru (mispersepsi) masyarakat investor terhadap produk ETF. Mereka menganggap ETF itu tidak likuid. Alhasil mereka masih enggan masuk dan mentransaksikannya.
Nyatanya ETF tersebut sangat likuid tak seperti anggapan yang masih diyakini sejumlah investor. Secara konkret masyarakat investor belum melihat dan menyimak secara seksama perbedaan mekanisme perdagangan ETF di pasa primer (primary market) dan pasar sekunder (secondary market).
Apalagi berkat inovasi Indo Premier Sekuritas yang mengintegrasikan platform transaksi ETF khusus untuk pasar primer di aplikasi IPOT, likuiditas ETF di pasar primer akan mudah dicermati secara langsung
Mari kita ulik secara lebih detail mekanisme ETF yang ada di pasar primer (primary market) dan pasar sekunder (secondary market) supaya lebih gamblang dalam melihat fakta likuiditasnya.
Pasar Primer (Primary Market)
Perdagangan ETF di pasar primer sebenarnya sangat likuid karena harganya jelas mencerminkan harga riil dari bid dan offer underlying saham yang membentuknya. Semisal saat klik ETF Premier LQ45 yang sudah ada platform ETF di aplikasi IPOT maka hanya dengan satu klik saja pembelian ETF akan langsung terjadi yakni dengan membeli semua saham yang tergabung dalam indeks LQ45 sesuai dengan bobot dan komposisi yang telah ditentukan.
Begitu juga saat ingin menjual ETF maka semua saham yang terangkum dalam ETF ini akan langsung terjual pada posisi bid saat jam bursa. Hanya saja perlu dicatat kalau transaksi ETF di pasar primer ini lebih untuk investor dengan modal gede atau institusi karena pembeliannya minimal 1 basket (unit creation) yang berisi 1.000 lot saham atau 100.000 lembar saham. Unit creation inilah yang membuat investor retail merasa terbentur dengan keterbatasan dana.
Pasar Sekunder (Secondary Market)
Perdagangan ETF di pasar sekunder yang mudah dilakukan seperti halnya transaksi saham di aplikasi IPOT memperlihatkan bahwa mekanisme perdagangannya sebenarnya didasarkan pada demand dan supply yang menyebabkan likuiditasnya sebatas nilai kapitalisasi unit ETF yang sudah dikreasi dengan nilai kapitalisasi pasar. Karena hal inilah investor lantas memandang ETF itu tidak likuid saat menatap order book dengan volume bid dan offer yang tidak merata.
Namun karena transaksi ETF di pasar sekunder ini pembeliannya minimal hanya 1 lot (100 lembar saham) tentu saja ini sangat terjangkau untuk investor retail yang secara dana memang terbatas. Dengan dana yang terbatas, investor retail pun bisa memiliki semua saham yang masuk dalam indeks ETF tersebut. Keterjangkauan ini jelas memperlihatkan likuiditas karena ETF ini nyata-nyata tidak membutuhkan modal yang gede.
Ikuti tulisan menarik Setyo lainnya di sini.
Suka dengan apa yang Anda baca?
Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.
1 hari lalu

Kelebihan Domain Berbayar vs Gratisan dalam Pembuatan Website yang Sebaiknya Kamu Tau
Dibaca : 58 kali
Senin, 27 Juni 2022 05:06 WIB

Mau Bangun Rumah 3 Lantai tapi Bingung Konsepnya? Simak Tulisan Ini
Dibaca : 370 kali
Minggu, 26 Juni 2022 12:08 WIB

Cara Membersihkan Thorttle Body pada Motor
Dibaca : 398 kali
Jumat, 24 Juni 2022 07:30 WIB

7 Alasan Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan Untuk Mobil Pribadi
Dibaca : 505 kali
Kamis, 23 Juni 2022 20:00 WIB

Mau Investasi Saham Biar Tajir Melintir Tapi Ogah Ribet Analisis?
Dibaca : 434 kali
Manajer Investasi sudah mengerjakannya. Investor tinggal mencari indeks acuan yang tepat.
Kamis, 23 Juni 2022 19:59 WIB

Berapa Lama Masa Pakai Busi Motor yang Efisien? Cek di Sini
Dibaca : 396 kali
Kamis, 23 Juni 2022 19:58 WIB

Mengenal Crypto Fear and Greed Index
Dibaca : 383 kali
18 jam lalu

Novela Seno Gumira Ajidarma: Suara Hati Seorang Pelacur
Dibaca : 1.675 kali
4 hari lalu

Apa Kata Dunia Andaikan Ganjar-Anies Diduetkan?
Dibaca : 1.077 kali
2 hari lalu

Apresiasi juga Dengki Iringi Kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia
Dibaca : 716 kali
2 hari lalu
