x

Pesepak bola Timnas Indonesia Pratama Arhan (kedua kanan) berusaha masuk ke pertahanan lawan dengan dibayangi pesepak bola Timnas Singapura Zulqarnaen Suzliman (kedua kiri) dalam pertandingan Semi Final Leg 2 Piala AFF 2020 di National Stadium, Singapura, Sabtu 25 Desember 2021. ANTARA FOTO/Humas PSSI/Handout

Iklan

muhammad rizal

Pemula dan terus belajar
Bergabung Sejak: 27 Maret 2022

Minggu, 5 Juni 2022 19:24 WIB

Lolos Piala Asia 2023 adalah Harga Mati

2007 adalah keikutsertaan terakhir Indonesia diajang Piala Asia untuk cabang olahraga sepakbola putra. Indonesia yang sejatinya sudah empat kali lolos Piala Asia, sudah selayaknya membuktikan diri bahwa Asia habitat asli sepakbola Indonesia.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Indonesia akan menghadapi ajang resmi FIFA-AFC yaitu Kualifikasi Piala Asia yang akan diadakan pada 8-14 Juni di negara Kuwait. Dalam grup A dimana Indonesia berada terdapat Kuwait selaku tuan rumah, ada pula Jordania dan Nepal. Secara peringkat masing-masing pun, Kuwait (143 FIFA) dan Jordania (90) jelas berada di atas Indonesia, berbeda dengan Nepal (167 FIFA) yang berada di bawah Indonesia. Dengan grup yang berat ini secara perhitungan Indonesia berada dalam keadaan yang sulit untuk memenuhi ambisi untuk mampu lolos lewat jalur kualifikasi di Piala Asia 2023 mendatang. Namun, waktu lawan Taiwan dibaba Play-off Kualifikasi Piala Asia 2023 pun waktu itu berperingkat di atas Indonesia yaitu 151 FIFA.

Jabeer Al-Ahmad Internasional Stadium yang berada di Al-Ardiya, Kuwait akan menjadi saksi apakah Indonesia mampu membuktikan bahwa cara Shin Tae-yong untuk memotong generasi terbukti ampuh. Stadion berkapasitas 64.000 penonton ini tentu bila dipenuhi oleh pendukung tuan rumah akan memberikan teror yang menguji mental pemain Indonesia, ditambah rekor Indonesia ketika bertemu tim-tim dari Timur Tengah bisa dikatakan tidak bagus. Seperti pertemuan kita dengan Kuwait, dalam enam kali pertemuan Indonesia hanya mampu menang satu kali, seri tiga kali, dan kalah dua kali. Pada pertemuan terakhir pada November 2009 pun Indonesia harus berbagi poin kepada Kuwait dengan skor akhir 1-1. Dengan Jordania kita bahkan tidak pernah memenangi pertandingan ketika bertemu negara ini, dengan rekor empat kali pertemuan Indonesia selalu kalah dengan negara Jordania. Pertemuan terakhir yang terjadi pada 11 Juni 2019 sebagai persiapan Kualifikasi Piala Dunia 2022 Qatar pun kita kalah dengan skor telak, 4-1.

Berbeda dengan kedua negara Timur Tengah, Kuwait dan Jordania, Indonesia baru sekali melawan Nepal dan berhasil memenangkan pertandingan denga skor 2-0 yang terjadi pada 25 Juni 2014. Rekor yang tidak mendukung seperti diatas tentu membuat publik Indonesia pesimis untuk bisa lolos ke Piala Asia 2023. Apalagi Indonesia akhirnya tidak dapat diperkuat Sandy Walsh dan Jordi Amat karena proses naturalisasi kedua pemain tersebut belum terselesaikan sampai sekarang walaupun sudah sempat latihan bersama Timnas Indonesia di Bandung beberapa saat lalu. Ditambah pada laga ujicoba pada 1 Juni 2022 beberapa hari lalu Indonesia lawan Bangladesh berakhir dengan skor 0-0. Hasil ini dirasa mengecewakan dan membuat publik sebagian besar meyakini bahwa target lolos Piala Asia 2023 membutuhkan sebuah keajaiban.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain Jordi dan Sandy, Egy Maulana Vikri, Irfan Jauhari, serta Evan Dimas resmi dicoret karena mengalami cedera padahal mereka adalah pemain kunci Shin Tae-yong yang biasanya selalu berada dalam skuad. Tapi diluar pesimistis pendukung Indonesia dan hasil ujicoba yang tidak memenuhi ekspektasi, Shin Tae-yong tidak mau menyerah begitu saja. Dirinya mengungkapkan bahwa Indonesia harus berjuang mati-matian agar mampu memenuhi target lolos Piala Asia 2023, tidak peduli bila harus memakai jalur runner-up terbaik sekalipun. Dengan keikusertaan terakhir pada 2007, dimana Indonesia menjadi tuan rumah bersama Thailand, Malaysia, dan Vietnam dirasa wajar apabila masih ada yang berharap Indonesia kembali kekancah Asia setelah hampir 16 tahun absen.

Ditanganinya Indonesia oleh Shin Tae-yong yang memliki berbagai pengalaman internasional dan dengan adanya Elkan Baggot, Pratama Arhan, Witan Sulaiman, Saddil Ramdani serta Asnawi Mangkualam yang bermain di luar negeri tentu harapan lolos Piala Asia 2023 masih dibumbung tinggi. Apalagi Shin Tae-yong sudah hampir 2,5 tahun melatih Timnas Indonesia dan sudah melakukan pemotongan regenerasi layaknya Shin Tae-yong sudah menemukan pemain-pemain terbaik dalam skuadnya. Kombinasi senior-junior dalam skuad ini layak mendapatkan semua dukungan para suporter Indonesia, diambang sikap ragu-ragu dan was-was yang menggeluti sebagian pendukung Indonesia. Karena sejujurnya, Indonesia butuh keajaiban untuk dapat menaklukan dua pertandingan awal, baru kita bisa meyakini bahwa lolos Piala Asia 2023 bukan kemustahilan.

Ikuti tulisan menarik muhammad rizal lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler