x

Silakan akses link/QR Code tersebut untuk menggunakan

Iklan

Jalu Rafli Ismail

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 6 Juni 2022

Senin, 6 Juni 2022 10:04 WIB

Pelajaran Geografi Tidak Menarik? Gunakan Media Web-GIS dalam Pembelajaran


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Minat, motivasi, dan aktivitas peserta didik kerap kali menjadi momok dalam kegiatan belajar mengajar. Sulitnya menciptakan iklim pembelajaran yang aktif berimbas pada suasana kelas yang jauh dari kata menyenangkan. Akhirnya, rasa bosan dan jenuh peserta didik lebih mendominasi daripada rasa ingin tahu-nya. Khusus untuk pembelajaran geografi, stigma seperti ini telah lama melekat. Pembelajaran geografi seringkali diasosiasikan dengan menghafal nama tempat dan lokasinya. Belum lagi, konten ilmu pasti (eksakta) didalamnya menjadikan pelajaran ini dianggap yang paling sulit dalam rumpun Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada pembelajaran di jenjang SMA. 

Salah satu faktor yang melatarbelakangi permasalahan ini adalah preferensi media pembelajaran yang bisa saja terlalu konvensional, kurang relevan, atau sulit digunakan. Misalnya, perangkat TIK yang semata digunakan untuk kegiatan browsing, streaming dan downloading. Tentunya ketika cara ini diaplikasikan pada seluruh mata pelajaran, yang sebenarnya memiliki ciri khas keilmuannya masing-masing, akan didapati bahwa penggunaan TIK menjadi kurang relevan dengan pembelajaran. Pembelajaran geografi erat kaitannya dengan teknologi geospasial. Pertanyaannya, apakah penggunaan teknologi geospasial itu cocok bagi pembelajaran jenjang SMA?

Pertama, mampu memahami proses pengolahan data spasial bahkan memproduksi data spasial itu sendiri sudah tertera sebagai kompetensi dalam pembelajaran. Dasarnya diatur pada Permendikbud No. 37 Tahun 2018 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013. Pada mata pelajaran geografi, sedikitnya terdapat satu Kompetensi Dasar (KD) dalam masing-masing jenjang kelas yang mencantumkan pembuatan peta sebagai sebuah capaian. Khususnya di jenjang kelas XI, lima dari tujuh KD memiliki capaian kompetensi dasar pembuatan tematik, diantaranya pemetaan sebaran flora fauna, sebaran sumberdaya alam, dan pemetaan budaya daerah. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kedua, harus diakui bahwa terdapat kebingungan ketika menghadapi capaian kompetensi dasar pembuatan peta. Guru pasti bertanya-tanya harus menggunakan media apa, bagaimana infrastruktur dan sarananya, bolehkah jika tidak dicapai atau direduksi saja. Hal ini didasarkan bahwa ketika guru geografi, terkhusus lulusan diatas tahun 2000, mengenal aplikasi pemetaan berbasis dekstop sebagai satu-satunya alat dalam membuat peta. Maka, akanjelas terbayang bagaimana sulitnya pengajaran membuat peta pada peserta didik. Terlebih lagi, tidak semua peserta didik memiliki perangkat komputer/laptop, tidak setiap sekolah pula dapat memenuhi kebutuhan itu. 

Media alternatif yang dapat digunakan dalam menghadapi masalah yang demikian adalah media berbasis web. Teknologi web memungkinkan terjadinya akses secara online pada fitur-fitur yang sebelumnya hanya terdapat dalam aplikasi yang terpasang (installed). Begitupula dengan aplikasi pemetaan. Apabila sebelumnya pengguna harus mengunduh dan memasang ArcGIS, ERMapper, atau QGIS untuk membuat peta, kini hanya dengan mengakses situs web seperti ArcGIS Online dan StoryMaps buatan ESRI, My Maps buatan Google, atau OpenStreetMap, aktivitas pemetaan sudah dapat dilakukan. Namun, tidak berarti aplikasi desktop dan web menyediakan fitur dan performa yang sama. Paling tidak, aplikasi pemetaan berbasis web mampu menjadi wahana untuk menampilkan data bereferensi geografis dalam visualisasi peta web. 

Dalam pembelajaran geografi, saat ini telah dikembangkan sebuah Lembar Kerja Web-GIS Google My Maps. Diharapkan lembar kerja tersebut menjadi panduan bagi guru geografi dalam melakukan pengajaran pembuatan peta mulai dari persiapan hingga evaluasinya. Peserta didik pula akan mengenal apa itu aplikasi web, bagaimana menggunakannya untuk membuat peta, dan tahapan langkah-langkah pembuatan peta. Lembar kerja yang dikembangkan ini memang dikhususkan pada pencapaian KD 3.6 dan 4.6 jenjang kelas XI dengan materi pokok keragaman budaya nasional. Namun demikian, penggunaan Web-GIS dengan langkah yang tertera pada lembar kerja dapat juga dilaksanakan untuk berbagai macam tema atau topik yang sesuai dengan KD lainnya. 

Untuk mengakses lembar kerja yang dimaksud dapat digunakan tautan https://bit.ly/LKWeb-GISMyMaps (QR Code tertera dalam gambar sampul). Penggunaan Lembar Kerja Web-GIS Google My Maps pada akhirnya diarahkan untuk meningkatkan minat, motivasi, dan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran geografi. Di sisi lain, kontekstualisasi pembelajaran geografi dengan perkembangan teknologi akan meningkatkan relevansi pengalaman belajar terhadap tantangan yang dihadapi peserta didik di era digital ini. Mari mulai gunakan teknologi informasi yang tepat dan terbaru dalam pembelajaran.  

Ikuti tulisan menarik Jalu Rafli Ismail lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler