x

STy

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Rabu, 8 Juni 2022 14:16 WIB

Versus Kuwait, Timnas Berjuang Atasi Kecerdasan dan Mentalitas Sendiri

Ayo, penggawa Timnas, publik sepak bola nasional menanti aksi kalian. Hibur Indonesia dengan permainan cantik, cerdas, penuh optimis, tak egois, tak individualistis, tak kampungan, hingga menang permainan dan gol atas Kuwait. Tunjukkan tak ada Evan dan Egy, yakin Timnas masih BERGIGI.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Memberdayakan apa yang ada dengan sikap optimis, otak cerdas, langkah benar, dan sepenuh hati, maka segala langkah tak sulit tergapai sesuai ekspetasi. Bila masih gagal, bangkit dan berjuang lagi sesuai hasil refleksi-instrospeksi. (Supartono JW.07052022)

Ditarget lolos ke Babak Final Piala Asia 2023 baik via jalur Juara Grup atau menjadi salah satu runner-up terbaik dalam Kualifikasi Piala Asia 2023, belum lagi berlaga, para pemain Timnas Indonesia malah sudah bikin publik sepak bola nasional tambah pesimis, Timnas Garuda akan mampu lolos.

Rasa pesimis publik sepak bola nasional bukan tanpa alasan. Malah, saya juga dapat banyak chat yang isinya kegeraman mereka yang menyuruh para pemain dipulangkan saja ke Indonesia daripada membuat kecewa dan malu, sebab sikap dan mental pemain Timnas yang Cemen (cetek mental) hingga membuat pelatih Shin Tae-yong (STy) marah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seharusnya, para pemain Timnas yang diharapkan mampu memberikan prestasi bagi sepak bola nasional, menunjukkan sikap optimis alias mental baja. Lalu, berjuang keras dengan otak yang cerdas, ditambah menampilkan teknik bermain bola yang ciamik, ditunjang fisik yang kuat.

Bila itu yang diperagakan oleh para Penggawa Garuda, sejak awal kedatangannya di Kuwait, sampai konsisten saat melakoni laga versus Kuwait, maka publik sepak bola nasional akan dapat terhibur. Kalau sudah ada sikap optomis, mental yang kuat, cerdas TIPS dalam meladeni Kuwait nanti, lalu bisa bermain cantik, menang permainan, tapi pada akhirnya kalah gol, publik pun tentu akan berpikir dan bersikap obyektif.

Ini, belum tampil saja sudah Cemen. Sikap cemennya sampai berhembus ke Indonesia dan menjadikan publik sepak bola nasional geram dan gerah atas sikap klasik pemain Indonesia. Padahal mereka punya tugas maha berat, wajib menang atas Kuwait yang ranking FIFAnya di atas Indonesia. Harus menang vs Yordania yang ranking FIFAnya jauh di atas Indonesia, dan wajib menang atas Nepal yang ranking FIFAnya di bawah Indonesia. Untuk menggapai juara Grup atau menjadi satu di antara lima runner-up terbaik.

Realistis dan optimis

Ibarat tak ada rotan akar pun jadi, tak idealnya pasukan Merah Putih yang kini dibawa STy ke Kuwait, saya melihat semua pemain seharusnya akan menjadi pemain yang menakutkan lawan saat diberikan kepercayaan turun gelanggang oleh STy. Sebab, ketiadaan Egy dan Evan Dimas yang tetap masih dianggap pemain pembeda bagi Timnas, justru menjadi kesempatan bagi pemain lain untuk dapat unjuk gigi.

STy dan publik sepak bola nasional wajib realistis dengan keberadaan pemain yang nanti akan bentrok dengan Kuwait. Realistis dengan keadaan dan sikap optimis, yakin akan menjadi senjata ampuh pasukan STy dapat meredam pasukan Kuwait yang lebih diunggulkan.

Realistis dan optimis juga menjadi senjata paling ampuh untuk mengalahkan prediksi berdasarkan catatan head to head, catatan matematis, dan catatan statistik.

Para pemain harus realistis dengan kemampuan TIPS individunya. Dengan sadar dan realistis atas keberadaan rapor TIPS individunya, maka akan mampu mengelola TIPSnya dalam permainan dengan cerdas otak dan mental, karena pondasinya ada optimis, mental kuat, mental baja, terhindar dari bermain individualis, egois, hingga kampungan, gaya tarkam.

Intinya, main saja dengan teknik yang benar, ikuti strategi pelatih, tak usah bertindak berusaha melebihi kemampuannya, sok-sok an, gaya-gaya an, tapi tetap konsentrasi dan tak berbuat bodoh yang merugikan diri sendiri dan tim.

Ingat, tim yang cerdas TIPS, tentu akan menggunakan segala cara demi timnya menang. Bila dengan cara bermain yang benar dan sportif, tetap sulit menggapai kemenangan, cara provokasi mental adalah skenario dari paket berikutnya.

Di Asia Tenggara, terutama Timnas Malaysia, Thailand, dan Vietnam adalah Tim-Tim yang sangat gemar meladeni Timnas Indonesia dengan strategi provokasi mental, emosi pemain. Sebab, mereka sangat hafal, para pemain Indonesia, hingga saat ini terkenal punya tabiat sangat mudah digoyang mentalnya dengan berbagai intrik, baik saat mereka belum menang atau saat mereka mempertahankan kemenangan dalam sebuah laga.

Inilah yang secara realistis juga wajib semakin dipahami STy dan wajib ada pendekatan psikologis khusus kepada pemain Indonesia yang terdeteksi masih lemah otak dan mental. Saya masih mencatat, ada beberapa pemain yang sering dipercaya STy turun, tapi terus menurunkan aksi tak cerdas otak dan tak cerdas mental, padahal tenaga teknik dan fisiknya vital dibutuhkan oleh Timnas Indonesia.

Tidak boleh ada pemain yang foya-foya bermain tak cerdas, hingga dirinya mudah mendapat kartu kuning/merah dari wasit, dan ini wajib disadari oleh setiap individu pemain, karena tugas mereka akan bermain dalam tiga laga hingga tercapai target lolos ke Piala Asia. Terlebih, di Kuwait, Timnas Indonesia bukan hanya wajib meladeni tim kuat, juga wajib meladeni cuaca panas, serta wajib menjinakkan dirinya sendiri. Sebab, musuh yang paling berbahaya adalah diri pemain sendiri bali tampil pesimis dan tak cerdas otak.

Jadi, meladeni Kuwait dalam pertandingan perdana grup A yang akan berlansung di Stadion Jaber Al Ahmad International Stadium Kuwait pukul 23.15 WIB musuh utama Timnas Indonesia adalah kecerdasan dan mental pemain sendiri. Bila, para pemain Timnas berhasil memenangi duel dengan dirinya sendiri hingga cerdas otak dan kuat mental, maka tidak mustahil Timnas akan menang permainan dan gol atas Kuwait.

Ayo, penggawa Timnas, publik sepak bola nasional menanti aksi kalian. Hibur Indonesia dengan permainan cantik, cerdas, penuh optimis, tak egois, tak individualistis, tak kampungan, hingga menang permainan dan gol atas Kuwait. Tunjukkan tak ada Evan dan Egy, yakin Timnas masih BERGIGI.

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu