x

Iklan

Naufal Syahfardan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 8 Juni 2022

Rabu, 8 Juni 2022 20:13 WIB

Sempat Rugi, Petani Jamur Desa Kwaluhan: Kami Berusaha Kembali

Setelah dihantam pandemi, para petani jamur akhirnya menanam bibit jamur kembali.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Seorang petani jamur sedang memeriksa bibit jamur, Temanggung, 24 April 2022. Indonesiana.id/Naufal Syahfardan

Sempat rugi akibat pandemi, petani jamur di Desa Kwaluhan, Kecamatan Temanggung, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah kembali menanam bibit jamur. Para petani akan terus berusaha memulihkan kembali pasar jamur seiring kondisi perekonomian yang kian membaik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut pebisnis jamur, Ajie, penanaman bibit jamur kembali dilakukan pada awal tahun 2022 kemarin. Hal ini, menurutnya, merupakan upaya untuk membangun kembali bisnis jamur yang sempat terhenti satu tahun yang lalu. Kendati demikian, Ajie belum dapat memastikan apakah hasil panen jamur nanti akan kembali mendapat pasar atau tidak.

“Saat ini kami belum sampai kepada tahap panen raya, sehingga kami belum dapat memastikan bagaimana potensi jamur kedepannya,” tutur Ajie, Minggu (24/4/22). Meski belum dapat dipastikan, Ajie tetap optimistis dan berusaha menambah kuantitas serta meningkatkan kualitas bibit jamur. Hal ini, menurutnya, dilakukan agar dapat memenuhi target yang terhenti selama satu tahun yang lalu.

Penambahan bibit jamur sebanyak 1000 log, Temanggung, 24 April 2022. Indonesiana.id/Naufal Syahfardan

Terhentinya target jual beli saat pandemi membuat petani jamur di Desa Kwaluhan mengalami banyak kerugian. “Jika dikalkulasi, saat pandemi kami mengalami kerugian hingga 32 juta rupiah,” kata Ajie, Minggu (24/4/22). Kerugian ini, menurutnya, belum ditambah dengan biaya renovasi tempat pembibitan dan biaya transportasi lain.

Kerugian akibat pandemi di bisnis jamur memang berantai dan berurutan. Jadi, tidak hanya petani jamur saja yang mengalami kerugian, akan tetapi dari sisi pengepul dan penjual juga mengalami kerugian yang sama. Sebagai seorang petani jamur, Prayoga memaparkan saat ini para petani bersama dengan pengepul dan penjual tengah berusaha memulihkan kembali roda perekonomian di bisnis jamur ini.

Menurut Prayoga, saat ini bahan-bahan dan keperluan lain untuk produksi jamur justru semakin murah karena banyak petani jamur yang mulai beralih ke usaha lain. “Kita dapat mengambil kesempatan disini untuk memulai atau tetap konsisten dalam membangun kembali usaha jamur,” ujar pria 21 tahun ini, Minggu (17/4/22).

Meski tampak menjadi potensi yang menjanjikan, para petani jamur tetap harus menunggu saat panen raya tiba untuk dapat mengetahui apakah permintaan pasar dapat kembali seperti sedia kala atau tidak. Jika saat panen raya tiba akan tetapi permintaan pasar menurun maka tidak menutup kemungkinan para petani jamur di Desa Kwaluhan akan mengalami kerugian yang sama atau bahkan lebih parah.

NSF

Ikuti tulisan menarik Naufal Syahfardan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler