(1)
kami berpesta di istana kemiskinan
menikmati kejelataan penuh keabadian
dibacakan sajak tentang pemulung yang berumah di gerobaknya
dinyanyikan sedendang tembang pengamen tentang betapa perihnya
menatap pengaya di balik kaca mobil di perempatan lampu merah simpang raya
(2)
setelah hujan reda
tak terdengar angin ribut
tak terkabar petir menggelegar
ini malam tepat pukul 22.10 jarum jam membentuk huruf V
langit mendadak bersih: sebentar lagi langit bakal robek tak tercabik
dawai gitar yang kamu petik dentingnya menyayatnyayat terbatabata
menusuknusuk telinga kanan kiri tak henti
sementara desah angin menyelinap perlahan keluar
dari kisikisi jendela
(3)
kukira batang pepohonan berduri
itu rapuh
nyatanya tak
sekuntum mawar putih kesukaanmu
kuncup-mekar
duh
di dadamu gejolak
tambah berbinar
Ikuti tulisan menarik Slamet Samsoerizal lainnya di sini.