Sen, 12 Okt 2020
kepada saya
Yth. Sahabat Bahasa
Berdasarkan pertanyaan yang Saudara ajukan melalui laman http://ahlibahasa.kemdikbud.go.id pada Jumat, 9 Oktober 2020, berikut ini kami sampaikan jawaban dari pertanyaan tersebut.
Pertanyaan: Bentuk manakah yang benar PELEPASAN atau PENGLEPASAN untuk acara perpisahan siswa kelas VI, IX, dan XII?
Jawaban: Kata yang benar adalah pelepasan, yang berati proses, cara, atau perbuatan melepaskan. Penglepasan tidak terdapat dalam bentukan kata yang berasal dari kata dasar lepas.
Salam kami,
Petugas Pelayanan Kebahasaan dan Kesastraan
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
***
Kutipan panjang tersebut sengaja dikutip lengkap dengan cara salin tempel atau copy paste. Kutipan tersebut saya ambil dari surat elektronik atau pos elektronik (e-mail), berkalender 12 Oktober 2020 dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Pertanyaan yang saya ajukan berkaitan dengan perhelatan sekolah yang akan melaksanakan acara akhir tahun pelajaran bagi siswa kelas VI SD, kelas IX SMP, dan kelas XII SMA.
Istilah yang lazim dikenal awam dalam perhelatan tersebut adalah perpisahan. Sejak 1970-an hingga pertengahan 1980-an, istilah perpisahan demikian populer dan digunakan dalam setiap acara yang bernuansa “pisah.” Maka, kita mendengar ada acara “perpisahan siswa kelas VI,” menyimak percakapan “Baru menghadiri perpisahan atasan saya” atau di sekolah kita mendengar rumpian anak-anak “Acara perpisahan sekolah kita direncanakan ke luar kota.”
Pelepasan atau Penglepasan?
Entah mengapa, acara perpisahan tergeser tapi belum tergusur dengan istilah “pelepasan.” Alasan penggantian tersebut, menurut narasumber (1988) dalam suatu acara di forum Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (sekarang bernama Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa/Badan Bahasa) dikemukakan memiliki konotasi kurang tepat.
Makna perpisahan mengindikasikan adanya nilai rasa ‘perceraian; bertemu dan pamit/pisah untuk selamanya.’ Lalu muncul istilah yang lebih pantas: “pelepasan.” Dimana-mana pun terutama untuk acara sekolah yang setiap tahun pada akhir pelajaran, menggunakan “pelepasan” sebagai pengganti “perpisahan.”
Sebagai bahasa yang dinamis, dengan penuturnya yang semakin peduli terhadap bahasa Indonesia mengritik penggunaan “pelepasan”. Alasannya, istilah pelepasan berkaitan dengan dubur atau anus. Oleh sebab itu, kata tersebut tidak pantas disematkan pada helat yang demikian penting.
Pusat Bahasa, lewat forum diskusi yang saya ikuti kala itu, menawarkan istilah “penglepasan” sebagai istilah khusus untuk sebuah acara pengganti “perpisahan.” Sempat bertahan, 10 tahunan sejak istiah tersebut ditawarkan kepada khalayak. Setidaknya dari amatan awam saya selaku penutur dan insan yang kadang diundang dalam helat perpisahan, eh, “penglepasan.”
Kini, kita menyaksikan dimana-mana istilah “penglepasan” kembali ke habitat asal. Istilah yang banyak digunakan adalah “perpisahan.” Berbahasa memang terkadang suka berurusan dengan “suka tidak suka, enak atau tak enak.” Jarang yang mengemukakan dari sisi pragmatik.
Berbahasa berkaitan dengan warga penutur, budaya, dan sejumlah pemaknaan yang dirasakan cocok atau tidak. Kita masih ingat, ketika TVRI pada 1980 – 1990, usai membacakan berita dan menyiarkan (sekarang istilah tersebut diganti dengan menayangkan) “Ramalan Cuaca.”
Tersebab istilah “ramalan” tidak mengesankan ilmiah dan lebih dekat dengan klenik dan perdukunan, maka istilah tersebut digusur menjadi “prakiraan.” BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) sebagai lembaga yang menganalisis berdasarkan kajian ilmiah tentang cuaca, dalam hal ini lebih diparesiasi.
Istilah pelepasan, belakangan ini kembali marak digunakan untuk sebuah acara akhir tahun di berbagai jenjang pendidikan pada kelas akhir SD, SMP, SMA,dan SMK. Maknanya sebagai disampaikan oleh Badan Bahasa yang dikirim melalui surat elektronik “kepada saya” memberikan penegasan.
Pertanyaan: Bentuk manakah yang benar PELEPASAN atau PENGLEPASAN untuk acara perpisahan siswa kelas VI, IX, dan XII?
Jawaban: Kata yang benar adalah pelepasan, yang berati proses, cara, atau perbuatan melepaskan. Penglepasan tidak terdapat dalam bentukan kata yang berasal dari kata dasar lepas.
Menarik dicatat berkaitan dengan pelepasan yang dilakukan para pejabat, penjabat, atau direktur yang akan mutasi ke tempat lain -entah pensiun, naik jabatan. Istilah yang digunakan adalah “lepas sambut” dalam pengertian instansi, perusahaan,dan lembaga akan melepas pejabat yang lama dan menyambut pejabat baru. Malah ada pula yang menggunakan istilah “pisah sambut.” Tampaknya istilah “pisah sambut” dikenakan kepada mereka: pejabat, pegawai, karyawan yang memasuki gerbang purnabakti atau pensiun.
Ikuti tulisan menarik Slamet Samsoerizal lainnya di sini.