x

ilustr: Medium

Iklan

Bambang Udoyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Maret 2022

Selasa, 14 Juni 2022 11:58 WIB

Kalau Ada Sinar di Hatimu Kamu Akan Menemukan Jalan Pulang

Hidup ini memang tidak mudah. Banyak jalan yang menyesatkan. Maka kita harus punya peta jalan. Bagaimana cara dapatkan peta itu? Silahkan baca terus.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh: Bambang Udoyono, penulis buku

Kalau ada sinar di hatimu, kamu akan menemukan jalan pulang.  Demikian kalimat bijaksana dari Maulana Jalaludin Rumi.  Mari kita bahas bersama nasehatnya agar kita mandapatkan manfaatnya.

Sinar apakah yang dimaksud Rumi?  Sinar di dalam hati pastilah bukan sembarang sinar, tapi sinar petunjuk dari sang pencipta manusia dan jagad raya. Dalam bahasa Arab  sang khalik, kalau ciptaan mahluk.  Pertanyaannya apakah sinar itu diberikan kepada semua orang?  Bagaimana cara mendapatkannya?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Allah SWT adalah Maha Pengasih, Maha Penyayang.  Maka sinar itu sejatinya diberikan kepada semua orang.   Meskipun demikian hati harus bersih dan sehat dulu.  Hati yang kotor, yang penuh itikad buruk, dan tidak sehat tidak mampu menerima sinar petunjuk itu.  Maka hati harus dijaga kebersihannya.  Caranya dengan menjaga masukan.  Anda harus menerapkan saringan atau filter.  Ibarat kolam berair jernih, jangan biarkan air kotor memasukinya.  Kata kata kotor, gambar kotor, tindakan yang kotor dan segala yang kotor jangan biarkan masuk.  Kriteria bersih atau kotor sudah jelas berasal ajaran Al Qur’an.  Bagaimana kalau hati sudah terlanjur   kotor dan tidak sehat?  Jangan kuatir masih ada harapan, tapi harus melalui proses pembersihan dulu.  Tentu saja ada tata caranya pembersihan ini.  Setelah bersih insya Allah hati bisa menerima sinar petunjuk ini. 

Pertanyaan selanjutnya, jalan pulang ke mana?  Pastilah ke asal kita yaitu akherat.  Kita memang hanya tinggal sementara saja di dunia ini.  Saya ada sebuah peri bahasa Jawa yang mengatakan “Urip nang donya   ming mampir ngombé” (Hidup di dunia hanya mampir minum).   Karena kita hanya singgah sebentar saja di dunia ini maka orang Jawa mengibaratkan hanya mampir minum saja, hanya transit saja. Dunia ini bukan tujuan akhir.  Setelah transit di dunia ini kita akan melanjutkan perjalanan.  Pulang ke alam keabadian yaitu akherat.  Roh kita tidak akan membawa harta, pangkat, jabatan dan kekuasaan.  Semua milik akan ditinggalkan di dunia kecuali amal. 

Dengan hati bersih dan sehat maka hati kita insya Allah akan mendapat sinar petunjuk.  Dengan petunjuk, panduan Allah swt inilah insya Allah kita melihat jalan hidup yang lurus.  Kita akan menjadi hamba Allah swt yang terbimbing.  Kita akan mengabdikan diri hanya kepada Allah swt, tidak kepada yang lain.  Kemudian ketika sudah tiba saatnya  kembali ke asal di akherat kita akan tahu jalan.  Kita akan dibimbing menuju  ke jalan yang benar, ke tujuan yang benar, ke rumah kita di alam akherat.

Itulah saya kira maksud Jalaludin Rumi.  Semoga kita bisa menemukan jalan benar untuk pulang ke rumah di akherat.   

 

Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler