Kamu Adalah Busur, Anakmu Adalah Panah

Sabtu, 9 Juli 2022 16:57 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Orang tua itu ibarat busur yang melesatkan anaknya ke masa depan yang cerah. Ikuti terus artikel ini.

Kamu Adalah Busur, Anakmu Adalah Panah

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bambang Udoyono, penulis buku

 

 

You are the bows from which your children as living arrows are sent forth (Khalil Gibran)

Kali ini kita akan membahas sebuah quote yang sangat indah dari Khalil Gibran, seorang penulis dan seniman Lebanon yang sudah kondang ke seantero dunia.  Arti harafiah dari  quote  nya   adalah   “Anda adalah busur untuk melesatkan anak anda seperti anak panah”.    Tidak susah memahami quote ini.  Mari kita bahas dalam kaitan dengan topik parenting.

Ibarat busur dan anak panah

 

Indah sekali perumpamaan dari Khalil Gibran ini yang mengibaratkan orang tua seperti busur dan anak sebagai panahnya.  Busur ditarik direntangkan lantas mendorong anak panah melesat cepat menuju sasarannya.  Busur ditarik artinya orang tua menyediakan semua sumber sumbernya untuk anak anaknya.  Satu hal penting yang harus disadari adalah bukan hanya sekedar dana saja.  Ini sudah jelas.  Tapi masih ada lagi.  Orang tua harus mendoakan anak anaknya.  Karena itu religi menjadi penting.  Justru inilah faktor terpenting dalam keberhasilan total, keberhasilan yang bukan hanya di dunia tapi sampai ke akherat.

Dua ekstrim orang tua

 

Sebenarnya tidak perlu dikatakan lagi bahwa orang tua wajib memberikan kasih sayangnya.  Tapi sayang masih ada juga orang tua yang kurang maksimal dalam memberikan kasih sayangnya.  Ada yang memperlakukan anaknya dengan keras bahkan kejam. Ada orang tua yang tega  meninggalkan keluarganya.  Di sisi lain ada yang memberikan kasih sayangnya kebablasan.   Saya sudah pernah menulis artikel soal ini dengan mengambil metafora dari kebudayaan Jawa yaitu cerita tentang Lesmono Mondro Kumoro.  Dia adalah anak Suyudono alias Duryudono sang raja besar Ngestino (Hastinapura).  Sebagai anak raja besar dia mendapat perlakuan istimewa.  Semua orang tunduk taat.  Semua keperluannya dilayani oleh banyak abdi dalem.  Akibatnya ternyata buruk. Dia menjadi bersikap manja dan demanding.  Dia menjadi malas belajar dan berlatih.  Akhirnya dia tidak memiliki kemampuan apapun.  Jadi perlakuan memanjakan justru berakibat buruk. Ini justru menumpulkan semua potensinya.  Jadi kasih sayang harus diberikan dengan benar.  Orang tua harus mendidik anak menjadi mandiri dan memiliki kompetensi.  Agar mandiri tidak perlu segalanya dilayani oleh pembantu atau sopir.  Pendidikan kemandirian ini perlu dipikirkan mendalam oleh kedua orang tua.  

 

Membangun kompetensi anak

 

Kompetensi seseorang itu memiliki tiga unsur yaitu attitude (sikap mental), knowledge (pengetahuan) dan skill (ketrampilan).   Sikap mental ini dibentuknya terutama di keluarga.  Perlakuan dan pendidikan di keluarganyalah yang membentuk sikap mentalnya.  Pengetahuan dan ketrampilan bisa didapat di sekolah dan di keluarga. 

 

Perlakuan orang tua yang sewajarya, yang tidak memanjakan akan membentuk  sikap mental yang positif yaitu yang mampu mandiri, tidak cengeng, tidak gampang putus asa, gigih, curious.    Contoh dari orang tua juga sangat penting.  Anak akan belajar dari contoh lebih banyak daripada dari nasehat.  Lagipula nasehat dengan contoh harus sama.  Kalau orang tua hanya menasehati anak untuk puasa tapi dia sendiri tidak puasa maka akan sia sia saja nasehatnya.  Demikian juga soal lainnya.

 

Kiat memperlakukan anak juga sebaiknya disesuaikan dengan usia anak.  Kiat mendidik anak kecil tentu saja berbeda dengan kiat mendidik anak yang sudah remaja dan dewasa.   Ketika sudah remaja apalagi dewasa maka komunikasi dua rah harus mendapat porsi lebih besar.  Wacana atau obrolan haru  dirancang dengan baik.  Obrolan ngalor ngidul memang baik tapi jangan brhenti di situ saja.  Di balik kegiatan ngobrol santai itu bisa disisipkan ajaran serius.  Pemikiran para tokoh besar bisa dibahas dengan ringan di saat ngobrol sembari makan di rumah makan atau di rumah.  itulah yang sudah saya tulis.  Semoga bisa membantu anda mencari ide memakai wacana untuk mengembangkan attitude, skil dan knowledge anak anak anda.

Ringkasan

 

Orang tua ibarat busur yang melesatkan anak panah menuju sasarannya. Artinya orang tua perlu mengembangkan karakter dan kemampuan anak anaknya.  Berwacana alias berdialog da arah sangat penting untuk menemukan dan mengembangkan potensi mereka. Hindari sikap ekstrim keras dan ekstrim memanjakan. Keduanya berdampak buruk. Latih mereka mandiri. Maka mereka akan menemukan potensi dan jalannya sendiri.

 

 

 

 

 

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler