x

Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh. Dari Wikipedia

Iklan

Taufan S. Chandranegara

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 Juni 2022

Selasa, 12 Juli 2022 13:26 WIB

Kisah Cinta Tanah Merdeka

Sebuah negeri. Tanah lahir beta. Negeri leluhur beta. Bersyukur kaya agraris, kaya lautan, kaya udara, kaya oksigen, kaya kebaikan, kaya perdamaian, teladan bagi bumi. Bersyukur, tanah merdeka memberi banyak rezeki. Salam baik saudaraku.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Adakalanya pertimbangan keadilan, norma-norma hukum bagai cuaca merubah awan-awan di musim kemarau menuju musim penghujan atau sebaliknya. Barangkali, hakikat kewajiban mencapai makrifat, mufakat-total. Langit di negeri ini milik kami-Bukan langit di negeri alien itu.  

Langitku natural. Bagus nan indah. Baik nan benar. Kadang bagai cermin air bergerak alamiah menjadi blur nan fokus, berulang kali bersama kewajaran harmoni iklim di usia musim. Gerakan cuaca tanpa terasa memindahkan waktu siang menjadi sore lalu berlalu menuju malam, gelap-gulita bersama bintang kecil gemerlap penerang nurani. 
***
Nurani. Ada, di antara cuaca gelap ataupun terang, kadang setitik cercah cahaya bermanfaat filsafat tertulis di teks buku-buku norma hukum-hukum. Berguna bagi semua iklim di musim-musim.

Ada harapan di cahaya. Di berbagai sudut pandang, disikap kehidupan. Berlaku bagi personal maupun kelompok bening untuk kebijaksanaan negeri tercinta.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tapi, tidak untuk gerombolan rayap pemangsa segala kisah tentang sejarah semesta, liurnya mencoba menyulap menjadi daur ulang sejarah semesta baru. 

Seakan-akan mampu merubah kebenaran sejarah bumi, menjadi wajah baru hipokrisi hu.la.la strategis multilateral atau antar benua, mungkin juga antar planet, simpan pinjam senjata perang lempar batu sembunyi tangan, memencet hidung kelinci, si lemah.
*** 
Syair Tanah Merdeka

Alam telah menetapkan norma hukum hujan-petir, kemarau-mata air, asal tanah menjadi benih tertanam. Bukan fosil batu akik, lantas mencoba membiaskan seakan-akan indah, namun tak sampai menjadi cermin keteladanan. Sekadar amsal ham.him.hum, ambiguitas mastodon malam. Tidak boleh yaa, membuat hujan api merahpadam. 
***
Realitas sejarah, Kiai Modjo (1792-1849) dan Sentot Prawirodirdjo (1807-1855), dua Panglima Perang Diponegoro. Perlawanan gigih pada hegemoni kolonial, satu sikap mengambil kembali hak keadilan milik kemanusiaan leluhur bangsa.

Pangeran Diponegoro, marah kepada kolonial Belanda, hak leluhurnya dialihkan tanpa keadilan yang beradab di atas kebenaran. Maka berkobar-lah! The Java War (De Java Oorlog). Perang Diponegoro 1825-1830, demi hak-hak keadilan. Perang, membakar hutan belantara kolonialisme-imperialisme. Perang, demi kesetiaan pada tanah leluhur, kini menjadi negeri nan elok. Terima kasih pahlawan.

Meski barangkali masih ada momok wajah baru neo-kolonialisme, neo-imperialisme atau mungkin di antara keduanya ‘neo-komunisme’, masih mengintip kesempatan di planet bumi ini, lewat tekno-sains, bahkan mungkin menyenelinap dalam sistem dagang oligarki kapitalisme-berkedok, sembunyi di laci-laci modern demokrasi dunia. 
***
Syair Tanah Pekerja

Itu sebabnya pula norma hukum wajib selalu menolak politisasi badai mengayun lautan agar keadilan menjadi kesejahteraan keimanan, tidak sekadar menjadi buih gelombang menyalak melukai negeri tercinta ini, oleh karena itu, mewaspadai neo-komunisme, wajib terus dikobarkan. Anak-anak bangsa wajib tetap setia menjaga, Sang Dwiwarna-Negeri Tercinta.
***
Kewajiban, menjaga Sang Dwiwarna, tetap utuh dalam ‘Iman Kesatuan Nasionalisme Pancasila’, adiluhung, negeri berdaulat kepada, Tuhan Yang Maha Esa, bukan kepada dogma materialisme oligarki-pupuk penyubur gerakan korupsi-wajib pula dibasmi. 

Kewajiban 'Merah Putih', menjaga-Keutuhan Bangsa inheren Pancasila. Salam Indonesia Bersatu, negeri para sahabat. 
***
Jabodetabek Indonesia, Juli 12, 2022.

Ikuti tulisan menarik Taufan S. Chandranegara lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu