x

poster bahasa sastra dan politik

Iklan

Nur Fuji H.

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 10 Juli 2022

Selasa, 12 Juli 2022 18:32 WIB

Bahasa dan Kampanye.

Artikel berjudul Bahasa dan Kampanye ini berisikan mengenai penggunaan bahasa dalam berkampanye

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Jika dilihat dari fungsi, bahasa digunakan sebagai alat mengekspresikan diri, alat komunikasi, dan alat adaptasi sosial dalam lingkungan dan situasi tertentu, serta menjadi kontrol sosial. Sedangkan kampanye memiliki pengertian sebuah upaya yang terorganisir bertujuan untuk memengaruhi proses pengambilan keputusan para pemilih dalam sebuah politik. Maka dalam berkampanye, sebuah partai berusaha semaksimal mungkin untuk mengolah bahasa yang menarik dengan tujuan memikat hati masyarakat ke dalam sebuah partai setelah khalayak ramai membaca kalimat kampanye tersebut dalam sebuah media, baik media cetak, maupun media visual.

Lalu bagaimana bahasa dalam sebuah kampanye?. Bahasa dalam kampanye merupakan bentuk olahan kata yang berbentuk kalimat indah yang kemudian ditulis dalam papan reklame, spanduk, koran, majalah, atau juga dilakukan secara langsung melalui tuturan yang kemudian disebarluaskan melalui media elektronik, baik televisi, iklan radio, atau billboard.

Jika dikaitkan dengan realita saat ini, menunjukkan bahwa kampanye politik merupakan penerapan dari komunikasi politik oleh kandidat kepada khalayak, dimana mayoritas politik mengemas bahasa secara konotasi, sehingga membawakan kesan yang kuat serta indah dalam berkampanye. Tidak hanya itu, penggunaan bahasa secara konotasi ini sendiri memiliki kesan yang ramah dan merakyat, sehingga tidak dapat dipungkiri lagi jika setiap tahunnya persentase penggunaan bahasa yang bermakna konotasi ini semakin merata.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di samping itu bahasa dalam berkampanye juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, sehingga penggunaan bahasa pada kampanye bersifat heterogen dan terbuka, dengan demikian dalam berkampanye juga melibatkan bahasa daerah serta bahasa asing. Dimana dalam merangkai bahasa dalam berkampanye juga dibedakan atas beberapa subdimensi, pertama adalah bidang atau topik pembicaraan, dimana dalam hal ini berdasarkan sifat kampanye resmi atau tidaknya. Selanjutnya adalah cara, yakni adalah medium lisan atau tulis. Dan tenor, yaitu mengacu ke hubungan peran antarpartisipan, antara caleg dan calon pemilih yang dalam penelitian ini tenor dipandang sebagai faktor penentu tingkat keresmian situasi dan derajat keresmian gaya bahasa yang digunakan.

Ikuti tulisan menarik Nur Fuji H. lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu