x

Timnas U-19

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Rabu, 13 Juli 2022 06:37 WIB

Ayo PSSI dan Semuanya Mawas Diri dari Kejadian Timnas U-19

Ayo MAWAS DIRI. Pahami juga beda rekomendasi, titipan, dan pemain betul-betul pilihan murni STy atau pelatih. Bukan karena pelatih hanya disodori nama. Ujungnya pelatih malah minta rekomendasi pemain yang kompeten dari publik sepak bola nasional. Malu, lah. Ayo sudahi meratapi tersingkirnya Timnas U-19. Mawas Dirilah!

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Setelah Timnas U-19 gagal melangkah ke babak semi final Piala AFF U-19 2022 karena tersingkir oleh aturan head to head, banyak sekali netizen atau warganet atau publik sepak bola nasional yang bertanya dan meminta komentar melalui media sosial kepada saya. Saya pun menjawab, memang regulasinya seperti itu, yang terjadi harus seperti itu.

Saya pun malas membahasnya dalam artikel. Namun, hingga detik ini, masaih ramai perbincangan menyoal Vietnam dan Thailand tidak fair play dan sejenisnya. Sampai PSSI akan melakukan protes ke AFF dan ada publik sepak bola nasional yang meminta PSSI ke luar dari AFF, jujur saya miris.

Ketidakmampuan yang diperbuat oleh diri sendiri, tetapi menyalahkan orang/pihak lain. Dan, mengabaikan aturan yang memang telah ditentukan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Atas kondisi yang masih mencuat ini, sampai-sampai media massa Vietnam pun ada yang menyerang bahwa Indonesia tak mampu menang vs Vietnam dan Thailand, mengapa tidak lolos ke semi final marah dan protes?

Saya pun akhirnya, ketik artikel ini. Sebab, saya berharap ada mawas diri agar tidak mempermalukan diri sendiri.

Sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mawas diri adalah melihat (memeriksa, mengoreksi) diri sendiri secara jujur. Yah, mawas diri. Itulah yang wajib dilakukan oleh PSSI, Shin Tae-yong (STy), dan seluruh penggawa Garuda Muda yang sempat merasakan direkomendasi PSSI, kemudian dipilih STy menjadi bagian dari skuad Timnas U-19 di Piala AFF U-19 2022.

Apa menyadari?

Mawas diri , juga wajib dilakukan oleh segenap publik sepak bola nasional atau netizen atau warganet yang masih merasakan bahwa laga Vietnam U-19 versus Thailand U-19 tidak sportif, tidak fair play, main mata, atau apa pun sebutannya.

Sebab sejak awal, dalam Piala AFF U-19 2022 ada regulasi tentang aturan head to head, kemudian baru hitungan gol bagi tim yang memiliki nilai akhir sama dalam fase Grup untuk penentuan tim yang lolos ke semi final, seharusnya hal itu dipahami dengan cerdas oleh PSSI, STy, para pemain U-19, dan publik sepak bola nasional.

Apakah PSSI, STy, para pemain U-19, dan sebagian publik sepak bola nasional tidak menyadari, mengapa Vietnam U-19 dan Thailand U-19 tidak harus menang banyak gol saat meladeni tim lemah Filipina, Brunei, dan Myanmar? Tetapi berjuang sekuat daya (cerdas/licik) untuk tidak kalah dari Garuda Muda U-19?

Bila semua menyadari, maka seharusnya saat penentuan jadwal laga Grup A, juga dicermati. Mengapa Vietnam U-19 dan Thailand U-19 bertemu di laga atau partai terakhir. Setelah keduanya bersua Indonesia?

Keanehan jadwal Vietnam vs Thailand

Sejak awal gelaran Piala AFF U-19 2022 ini, saya sudah mencari tahu bahwa regulasi yang lolos ke partai semi final, hitungan awalnya adalah head to head bila terjadi nilai sama antara tiga tim. Sebab Grup A dihuni oleh 6 Tim. Dan, diprediksi akan terjadi hitungan head to head karena Grup A di huni Indonesia, Vietnam, dan Thailand.

Namun, saya melihat ada keanehan. Mengapa jadwal laga Vietnam dan Thailand ada di partai terakhir, setelah sebelumnya masing-masing menghadapi Indonesia? Sepertinya, penyusunan jadwal ini sudah diatur dari jauh hari oleh pihak berkepentingan demi mengantisipasi kelolosan Vietnam dan Thailand. Ternyata benar, setelah kedua tim mampu menahan imbang tanpa gol Indonesia, mereka memainkan kesempatan adanya aturan head to head.

Indikator yang nampak lainnya, baik Vietnam mau pun Thailand tidak perlu berpikir menang banyak gol atas tiga tim lemah di Grup A, yang oleh pasukan STy, dihujani banyak gol. Pertanyaanya, apakah bila mau main serius dan laga mereka menghadapi tiga tim lemah harus membuat gol sebanyak-banyaknya karena aturannya bukan head to head, Vietnam dan Thailand tidak mampu menang banyak versus Brunei, Filipina, dan Myanmar?

Untuk apa marah, protes?

Jadi, untuk apa ada netizen atau warganet atau publik sepak bola nasional meminta PSSI ke luar dari AFF? Untuk apa PSSI melayangkan protes ke AFF? Mawas diri saja. Jangan bikin malu karena tak siap dan tak cerdas menyikapi regulasi Piala AFF U-19 2022. Mengapa Vietnam dan Thailand memahami?

Mengapa STy dan pasukan Timnas U-19 tak mampu membuat gol ke gawang Vietnam dan Thailand? Itu kunci masalahnya Indonesia tersingkir . Mengapa Timnas U-19 tak mampu menyaingi Vietnam dan Thailand? Mampunya hanya menang pada tim di level bawah. Itu, masalahnya.

Piala Dunia U-20, kok TC ke Eropa

Sekarang, apa perlu Timnas U-19 TC-TCan lagi ke Eropa? Bukankah pasukan U-19 di Piala AFF sudah TC Ke Korea Selatan, Turkiye, dan ikut Toulon Cup Prancis? Tapi hasilnya apa? Tersingkir di Piala AFF U-19 2022, dan tetap tak mampu menang atas Vietnam dan Thailand yang belum tentu lolos ke Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia. Untuk apa TC ke Eropa lagi sampai 50 hari? Kan Piala Dunia akan berlangsung di Indonesia? Heran? Buang-buang duit saja.

PSSI perhatikan regulasi Piala AFF U-16

Coba PSSI, perhatikan regulasi Piala AFF U-16 2022 yang akan digelar di Yogyakarta beberapa hari lagi. Jangan sampai salah. Nanti kalah head to head lagi!

Ayo mawas diri. Pahami juga beda rekomendasi, titipan, dan pemain betul-betul pilihan murni STy atau pelatih. Bukan karena pelatih hanya disodori nama. Ujungnya pelatih malah minta rekomendasi pemain yang kompeten dari publik sepak bola nasional. Malu, lah.

Ayo sudahi meratapi tersingkirnya Timnas U-19. Mawas dirilah!

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler