x

Chico Aura Dwi Wardoyo. Foto: Antara

Iklan

muhammad rizal

Pemula dan terus belajar
Bergabung Sejak: 27 Maret 2022

Jumat, 15 Juli 2022 10:40 WIB

Menanti Ledakan Chico

Chico Dwi Aura Wardoyo, tunggal putra keempat badminton Indonesia akhirnya mampu meraih gelar World Tour Super 500 pertamanya. Datang sebagai pemain pengganti, Chico mampu membuktikan diri bahwa dia siap untuk diperhitungkan kedepannya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Minggu, 10 Juli 2022 lalu, Chico Aura Dwi Wardoyo mendapatkan gelar yang sudah lama dirinya nantikan, yaitu juara Malaysia Master Super 500. Turnamen kelas tiga BWF dari hierarki rangkaian World Tour Series ini membuktikan bahwa Chico siap untuk menjadi penerus tunggal putra badminton Indonesia yang beberapa kali mendapatkan kritikan tajam, karena penampilan yang dirasa masih angin-anginan dari para pemain tunggal diatasnya seperti Jonathan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, dan Shesar Rustavito. Chico memberikan harapan bahwa tunggal putra Indonesia masih memiliki taji dikancah badminton dunia.

Kemenangan yang diraih setelah mengalahkan salah satu unggulan dalam turnamen Malaysia Master, Ng Ka Long Angus asal Hongkong dengan straigth game 22-20, 21-15. Kemenangan meyakinkan ini didapatkannya melalui babak tiap babak yang sebelumnya selalu dilewati dengan rubber game dirasa istimewa karena kemampuan fisik Chico dianggap luar biasa dan diatas rata-rata. Apalagi dirinya datang sebagai pemain pengganti yang menggantikan salah satu tunggal putra Indonesia yang mengalami cedera, Shesar Rustavito. Kesempatan yang datang padanya tidak disia-siakan begitu saja, apalagi pada turnamen-turnamen sebelumnya Chico kebanyakan selalu gugur di fase-fase awal.

Pemain-pemain yang dikalahkan Chico seperti keterangan diatas dikalahkan dengan melewati rubber game pun sebenarnya bukan pemain-pemain kacangan. Nama-nama seperti Lee Cheuk Yiu, Kantaphon Wangcharoen, teman senegaranya Anthony Sinisuka Ginting, dan Lu Guang Zu sebelum menghadapi Ng Ka Long Angus adalah pemain-pemain yang cukup disegani dalam tatanan tunggal putra badminton dunia. Pemain kelahiran Jayapura, 24 tahun lalu ini pun dirasa sudah siap untuk menyandang sebagai penggangu dominasi-dominasi badminton yang sekarang ini berkutat dengan nama-nama 10 besar saja, seperti Victor Axelsen, Kento Momota, atau Chou Tien Chen. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tapi, sayagnya disaat sorotan berpusat kepada dirinya, Chico dalam turnamen Singapore Open yang mulai diadakan minggu ini harus gugur awal-awal kembali oleh salah satu pemain berbakat asal Kanada, Brian Yang dengan skor 12-21, 17-21. Walaupun kestabilannya belum terjaga, Chico adalah harapan baru pemain tunggal badminton Indonesia, karena akhirnya kita tidak hanya bergantung kepada Jonathan, Anthony, ataupun Shesar untuk mengandalkan gelar juara dalam turnamen-turnamen penting. Bagi peraih  medali perak dalam ajang World Badminton Champions 2016 ini, gelar Malaysia Masters penting untuk meningkatkan kepercayaan dirinya bahwa Chico bisa menjadi penerus kolega-koleganya.

Walaupun sebenarnya secara usia dirinya hanya berselisih bulan dengan pemain Indonesia lainnya, Jonathan Christie. Kisah yang mungkin hampir sama dengan Shesar Rustavito yang butuh waktu untuk kembali kepada kemampuan terbaiknya, Chico pun dianggap masih bisa meningkatkan potensinya. Sebagai pemain keturunan Papua pertama yang mampu meraih gelar penting diajang turnamen badminton level dunia, Chico Aura Dwi Wardoyo harus mulai kita perhatikan baik-baik dan terus didukung.

Ikuti tulisan menarik muhammad rizal lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler