x

Iklan

Bambang Udoyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Maret 2022

Selasa, 19 Juli 2022 08:58 WIB

Menguasai Bahasa Lain Ibarat Memiliki Jiwa Kedua

Menguasai bahasa lain, selain bahasa ibu, memiliki banyak keuntungan. Salah satunya, itu adalah tiket masuk untuk menjadi warga dunia. Artinya, kita akan mampu memahami pikiran, perasaan, cara hidup, gaya hidup bangsa lain. Kita akan mampu mempelajari dan menguasai ilmu pengetahuan mereka. Itulah jiwa kedua kita.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh: Bambang Udoyono, penulis buku

 

Kata mutiara Charle Magne

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

To have another language is to possess a second soul.  “Menguasai satu bahasa lagi adalah memiliki jiwa kedua”.  Itulah kata mutiara Charlemagne alias Charles the Great alias Karel yang Agung, sang kaisar Jerman di abad ke-8.  Dialah pendiri Holy Roman Empire yang berkuasa di Eropa Barat selama berabad abad.  Buat saya kalimatnya sangat menarik dan sangat menginspirasi.  Apa maksudnya? Mari kita bahas.

Mari kita lihat di Indonesia saja.  Semua suku memiliki bahasanya sendiri sendiri sehingga di masa lalu nenek moyang kita merasa sebagai anggota sebuah suku tertentu saja.  Kemudian setelah bahasa Melayu berkembang menjadi bahasa Indonesia mulailah orang menyadari bahwa kita bukan hanya anggota sebuah suku tertentu tapi juga warga sebuah negara yang lebih luas daripada wilayah suku asal kita.  Sebagian besar kita adalah orang Jawa tapi juga sekaligus orang Indonesia.  Kita memiliki dua jiwa.  Apalagi kalau penguasaan bahasa ditambah lagi dengan bahasa asing, misalnya bahasa Inggris, yang paling banyak penganutnya.  Maka kita menjadi warga dunia, meskipun secara formal kita warga Indonesia.

Keuntungan menguasai bahasa asing

Banyak sekali keuntungan yang didapatkan ketika kita sudah menjadi warga dunia.  Kita akan mampu memahami dengan baik pikiran, perasaan, cara hidup, gaya hidup bangsa lain.  Kita akan mampu mempelajari dan menguasai ilmu pengetahuan mereka. 

Kalau mau kuliah di manca negara Anda harus menguasai bahasa asing sampai tingkat lanjutan.  Anda lalu harus ikut ujian TOEFL (Test of English as a Foreign Language).  Ada lagi IELTS (International English Language Testing Service).  Sedangkan untuk komunikasi bisnis ada TOEIC (Test of English for Internatioal Communication)  Selain itu ada berbagai test yang dikembangkan oleh institusi bahasa di beberapa negara.  Tapi yang paling dikenal luas ya ketiga test itu tadi.

Selain bisa menguasai  iptek, kita bisa memahami kebudayaan orang lain yang berupa seni dan sastra.  Buku yang diterbitkan dalam bahasa Inggris saja ada ratusan ribu judul setiap tahun dalam berbagai genre. Saya sendiri sampai sekarang lebih menikmati, lebih menyukai membaca buku berbahasa asing dan lebih menyukai lagu Barat daripada campur sari.  Selain karena selera, mereka memang lebih unggul.

Kalau Anda juga menguasai bahasa asing lain seperti Prancis misalnya, maka akan makin luas lagi bacaan Anda dan tontonan Anda.  Akibatnya wawasan Anda akan makin luas. 

Kita juga bisa berteman dengan warga negara lain,  dari kebudayaan lain. Mungkin sekedar teman ngobrol dan tukar pikiran. Mungkin juga mitra bisnis. Semuanya bisa membawa manfaat.  Kita bisa belajar memahami kebudayaan mereka, cara pAndang mereka terhadap kehidupan, filosofi kehidupan mereka dll.  Itu semua akan meluaskan wawasan kita.  Jadi kita bisa menikmati best of both worlds.

Manfaat luasnya wawasan

Apa sih manfaatnya meluaskan wawasan?  Demikian barangkali Anda bertanya.  Ternyata banyak sekali. Paling tidak Anda memiliki banyak sumber rujukan yang akan sangat bermanfaat ketika Anda mengambil keputusan.  Apalagi jika Anda berada dalam posisi kepemimpinan yang harus secara berkala membuat keputusan yang mempengaruhi kehidupan anak buah Anda.  Seorang pemimpin harus memiliki wawasan yang sangat luas. Makin tinggi kedudukannya harus makin luas wawasannya, agar makin berkualitas keputusan dan policy yang dibuatnya.

Harry Truman, mantan presiden Amerika Serikat mengatakan “not all readers are leaders but all leaders are readers.”  Tidak semua pembaca menjadi pemimpin tapi pemimpin adalah pembaca.  Pemimpin yang baik adalah pembaca yang baik.  Dia harus kaya ilmu, kaya wawasan, berarti harus banyak membaca.  Sayangnya buku dalam bahasa Indonesia masih sedikit dibanding buku berbahasa asing.  Maka cara terbaik adalah menguasai bahasa asing, minimal bahasa Inggris, sampai tingkat lanjutan.

Itulah cara terbaik meluaskan wawasan agar cakrawala pemikiran lebih luas daripada samudra.  Agar tindakan dan omongan tidak keliru.   Maka mari kita terus menerus belajar.  Muslim yang baik adalah muslim yang mentaati perintah Allah swt untuk terus menerus belajar.   Carilah guru yang bagus, yang memiliki program mengajar yang bagus.  Dalam istilah sekarang competency-based training.    Tujuan pemelajarannya adalah kompetensi spesifik dalam bahasa Inggris. 

Pelatihan berbasis kompetensi

 

Dalam kelas yang demikian para siswa akan terlibat aktif, tidak hanya pasif dalam kegiatan kelas.   Jadi beda sekali dengan kelas tradisional yang hanya membuat murid ngantuk dan biasanya hanya berfokus pada grammar,   bukan pada kompetensi tertentu.

Dalam amatan saya masa muda adalah masa terbaik untuk belajar bahasa asing.  Meskipun demikian buat yang pernah muda jangan putus asa.  Teruslah belajar dari orang yang bisa mengajari Anda dengan baik.  Paling tidak akan ada kemajuan.  Otak Anda juga akan berkembang dan makin sehat.

Menyiapkan anak mampu berbahasa asing

 

Dari perspektif parenting  Anda sebagai orang tua yang baik juga mesti menyiapkan kemampuan anak anak Anda dalam bahasa asing.  Jangan biarkan mereka hanya menguasai bahasa Indonesia dan bahasa daerah saja.  Di era ketika dunia ini tanpa batas, anak anak Anda mestinya menjadi warga dunia.  Pastikan mereka memiliki pendidikan bahasa asing yang baik, agar mereka memiliki kemampuan berbahasa asing dengan lancar. 

Apakah ada tips untuk mengembangkan kemampuan bahasa asing?  Ada,  jangan kuatir.   Penguasaan bahasa asing ditentukan oleh exposure Anda kepada bahasa tersebut.  Maka upayakan total exposure.  Bagaimana caranya?  Salah satu cara terbaik adalah dengan mengadakan perjalanan  ke manca negara.  Sejak di pesawat Anda sudah harus omong dalam bahasa asing dengan pramugari, lalu dengan orang hotel, restaurant, pedagang, guide, dll.   Kalau masih belum percaya diri jangan pergi sendiri.  Gabung saja dengan group yang dikelola biro perjalanan wisata.  Nanti Anda dan rombongan akan diantar oleh seorang professional tour leader.  Dialah yang akan mengelola perjalanan Anda agar aman, nyaman, dan lancar jaya.  Di tempat tujuan akan ada local guide yang akan menerangkan buat Anda.  Kalau ingin berlatih bahasa Inggris mintalah tour leader nya tidak usah menerjemahkan omongan guide.

Pilihan lain backpacking. Jalan sendiri, tidak ikut group yang dikelola oleh perusahaan perjalanan wisata.  Konsekwensinya ya lebih ribet karena Anda harus mengurusi sendiri semuanya. Jadi Anda harus menguasai banyak hal, seperti bahasa asing, mengenali medan, kemampuan baca peta dsb.

Semakin banyak Anda berwisata akan semakin bagus pengaruhnya terhadap kompetensi Anda dalam bahasa asing.  Jadi sejak sekarang impikan, niatkan untuk berwisata ke manca negara agar kemampuan bahasa asing Anda dan anak anak Anda meningkat dengan pesat.  Selamat belajar.

Ringkasan

Menguasai bahasa asing mininal satu membawa banyak manfaat. Kuta bisa belajar iptek dan budaya dari negri lain. Kita bisa berteman atau bermitra bisnis dnegan orang asing dll.  Maka susunlah rencana strategis untuk mengembangkan kemampuan anak anak Anda dalam berbahasa asing.  Ikut pelatihan berbasis kompetensi, nonton dan berwisata akan mendukung kemampuan berbahasa asing.

Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler