dunia ...
kian menggejala jalan mengarah
pada kekacauan, pada ketidakpatutan
di seluruh sendi kehidupan tanpa ruang sisa
krisis multivalen nampak tak terhindarkan
mengapa?
karena manusia ‘tlah lalai kepada Tuhannya
Sang Pencipta Segala yang seharusnya dihamba
mengapa terjadi krisis berkait dengan perut?
keserakahan membabi buta demi hegemoni
adalah jawabnya ...
dominasi kekuasaan tak terkendali menghegemoni antar negeri
adalah titik pijak hulu yang mengharu biru ...
hukum dan keadilan tinggal nyanyian retoris
bergaung dari ruang gulita tak berpelita
krisis karena bawah perut pun menyeruak berasak-asak
pencabulan tak lagi kenal adab, kian biadab
korupsi predatori menjadi-jadi, akut menuju bangkrut
marak berarak satu demi satu menjadi beribu-ribu
hukum dan keadilan tinggal nyanyian retoris
karena sang penegak ‘tlah sempoyongan
terbius dan mabuk opium, candu, marijuana kebiadaban
mengubur dalam-dalam pikiran sikap arif bijaksana
menjelmalah perilaku angkara murka
dalam topeng dan jubah cendekia aulia memadu palsu ...
jikalau demikan, kemanakah bahtera kita hendak melaju?
menuju pulau emaskah?
hanyalah mimpi yang tak terbeli
karena sungguh tak disadari, betapa manusia ‘tlah lepas diri
dari kepatuhan atas ketetapan Sang Ilahi
cennderung berlaku timpang, menepis kikis berlaku seimbang ...
Kota Malang, Juli hari keenam belas, Dua Ribu Dua Puluh Dua,
“Saatnya sadar diri berintrospeksi demi padamu negeri ibu pertiwi ...”
Ikuti tulisan menarik sucahyo adi swasono lainnya di sini.