PADA SEBUAH KELUH
Ranah merampas akar rumput
menikam desah terompet
gunung mengamuk dalam tumpukan batu-batu
hati yang basah air mata
ribuan jarak tertempuh
kaki mengeluh lebam membiru
Lampu gantung di sudut kamar jatuh
pecahnya sampai di pusara
kupungut beling berdarah jingga
kau tertidur dalam jerami berkutu
Siang tadi kukira kau mandi pasir
ada butir putih berhimpit di rambutmu
kulihat mereka berlarian
mungkin bermain petak umpet
Irama tanpa syair membelah langkah
lapar menjerit frustasi
meja makan hampa
tudung saji terlentang di tanah
sendok patah kehilangan jejak
Kucari engkau di kerlip lampu yang tersisa
kematian terbahak di setiap takik nafas
air matanya terus membasah, tetesnya membanjiri sawah
mataku matamu tak beradu
: jiwa saling menelikung.
Papua, 2012
Sumber gambar: sloechle dari Pixabay
Ikuti tulisan menarik Mukhotib MD lainnya di sini.