x

Iklan

Johanes Sutanto

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Jumat, 22 Juli 2022 07:37 WIB

5 Tip Investasi Saham di Tengah Ancaman Resesi dan Ketidakpastian Global

Ekonomi global kini tengah berada di tengah ancaman resesi global. Ancaman resesi ini mendatangkan ketidakpastian global. Bank Dunia, Dana Moneter Dunia (IMF) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun telah memberi peringatan potensi perekonomian 60 negara di dunia terancam runtuh. Sementara itu, survei Bloomberg menyebutkan kalau Indonesia masuk ke dalam 15 negara yang berpotensi mengalami resesi. 

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ekonomi global kini tengah berada di tengah ancaman resesi global. Ancaman resesi ini mendatangkan ketidakpastian global. Bank Dunia, Dana Moneter Dunia (IMF) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun telah memberi peringatan potensi perekonomian 60 negara di dunia terancam runtuh. Sementara itu, survei Bloomberg menyebutkan kalau Indonesia masuk ke dalam 15 negara yang berpotensi mengalami resesi. 

Sebuah negara dikatakan mengalami resesi jika Produk Domestik Bruto (PDB) telah jatuh selama dua kuartal berturut-turut. Tanda konkret resesi di sebuah negara yakni inflasi tinggi, namun di sisi lain daya beli masyarakat merosot. Tanda berikutnya adalah kesempatan kerja yang kian memburuk dan jumlah pengangguran yang meningkat.

Faktor lain yang kian memperburuk ekonomi global adalah perang Rusia VS Ukraini yang belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Perang yang sudah berlangsung sejak 24 Februari 2022 lalu itu menyebabkan harga energi melonjak tajam.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perang Rusia vs Ukraina melejitkan harga komoditas energi yang berdampak pada peningkatan inflasi di berbagai negara. Kelangkaan bahan bakar kini sedang melanda dunia.

Sementara negara lain menghadapi kondisi global seperti ini dalam was-was, beruntungnya Indonesia masih bisa optimis karena APBN dari sisi korporasi maupun dari rumah tangga relatif dalam situasi lebih baik dari negara lain.

Namun kondisi global saat ini tak dipungkiri berdampak pada pasar saham di Indonesia. Saham-saham pun bergejolak dan beberapa saham blue chip pun ikut tergerus. Pasar saham sedang volatile.
 
Nah, dihadapkan pada ancaman resesi yang nyata-nyata memberikan dampak pada pasar saham maka penting bagi investor untuk memahami 5 tip dalam investasi saham berikut ini:

1. Jangan Gampang Panik

Gampang panik dalam banyak situasi memang merugikan. Begitu juga saat melihat saham-saham sedang berguguran lalu gampang panik bisa berakibat fatal. Jika kepanikannya tidak terkendali, seorang investor bisa saja menjual sahamnya dalam kondisi rugi besar. So, mengendalikan diri biar kagak gampang panik itu penting. Bagaimana pun setiap keputusan wajib hukumnya didasarkan pada kesadaran penuh. Begitu juga dalam investasi saham, seorang investor wajib selalu berpegang pada analisis yang komprehensif dan tujuan jangka panjang investasinya. Dengan begitu, ia tidak akan gampang tergoncang atau bereaksi secara spontan dengan kondisi pasar yang sedang volatile.

2. Review Portofolio Secara Komprehensif

Saat pasar sedang terguncang, ada baiknya memang melakukan review atas portofolio secara komprehensif agar didapatkan konfirmasi kalau saham-saham yang dimiliki akan benar-benar berpotensi memberikan cuan tinggi. Nah untuk melakukan review komprehensif ini, baik secara fundamental maupun teknikal, bukan perkara yang sulit. Analisis ini bisa dilakukan dengan mudah dengan memanfaatkan data-data, informasi dan tools yang disediakan dalam aplikasi untuk transaksi saham. Semisal di aplikasi IPOT milik Indo Premier Sekuritas, analisis fundamental dan teknikal bisa dilakukan dengan mudah. Data, informasi dan tools yang komprehensif memudahkan investor dalam menganalisis saham.

3. Diversifikasi dan Sebarkan Risiko

Saat market sedang volatile maka diversifikasi bisa menjadi solusi. Diversifikasi ini berarti mengurangi porsi aset di investasi yang berisiko tinggi ke aset yang risikonya lebih rendah. Sebagai bentuk reaksi spontan yang realistis saat menghadapi pasar saham yang lagi berguguran dan sebagai bentuk upaya perlindungan aset adalah mendiversifikasi ke beberapa investasi alias tidak menumpuk semuanya di saham, tetapi bisa juga dialihkan ke reksa dana pasar uang atau reksa dana pendapatan tetap yang memiliki risiko lebih ringan dibandingkan saham.

4. Manfaatkan Harga Murah

Di tengah ancaman resesi, harga-harga saham berguguran. Kendati sedang berguguran, pada dasarnya ini diartikan sebagai peluang besar untuk mendapatkan cuan yang besar. Saat saham-saham sedang berguguran, sejatinya adalah momen untuk membeli saham-saham bagus dengan harga yang sedang diskon atau murah. Untuk mengetahui harga suatu saham sedang murah, ada baiknya memahami saham yang valuasinya memang lagi murah, karena murah itu bukan melulu soal nominal harga saham, tetapi jelas terkait dengan nilai valuasi sahamnya. Untuk mengukur valuasi harga suatu saham, investor sebaiknya menilai dari rasio keuangan seperti Price to Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV). Rasio keuangan ini bisa menjadi parameter dalam mengukur valuasi harga suatu saham benar-benar murah atau tidak. 

5. Bersabar Kunci Kesuksesan Investasi

Kunci investasi adalah bersabar. Saham-saham yang sedang merosot tidak akan berlangsung selamanya. Setelah saham turun maka masih ada peluang untuk pemulihan. Nah, jika bisa bersabar dan justru mengakumulasi saham-saham yang sedang turun maka hasil investasinya justru akan lebih besar. Pasar saham menawarkan prospek pertumbuhan aset yang lebih besar untuk jangka panjang. So, bersabar itu kunci, meski tak melupakan yang namanya review dengan analisis yang komprehensif.

Ikuti tulisan menarik Johanes Sutanto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler