---

Rabu, 3 Agustus 2022 06:40 WIB

• Fiksi
• Topik Utama

Belajar Kepada Kepompong

• puisi
• #puisiindonesiana.tempo.co
• religiusitas

---

Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.

Baca Juga

Oleh: Fabian Satya Rabani

5 hari lalu

Masih Ada di Ruang Sunyi

dunia tak berhenti berubah/ dan aku terombang-ambing lepas arah/ arti sejati tak bisa ditelaah/ sebab rindu dicengkram sepi dan lelah/

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

5 hari lalu

Hikmah Perjuangan

Tiadalah kesulitan yang kekal menerjang, selama sang hamba Tuhan berharap.

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Puisi Kematian

Melatih dan mempersiapkan diri sebelum ajal menjemput menuju pengadilan Tuhan. Tak seorangpun bisa mengelak, membela dan menolong, kecuali diri sendiri.

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Jumat, 12 April 2024 05:59 WIB

Kesiapan Menerima Petunjuk Allah

Seorang beruntung dengan hati yang lapang, merasakan manfaat kebenaran petunjuk-Nya.

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Kamis, 11 April 2024 07:14 WIB

Hamba Allah yang Terpilih

Maka mudahlah kita untuk mengenal, siapa-siapa pilihan Tuhan sebenarnya.

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Rabu, 10 April 2024 09:18 WIB

Establishment

Panorama cerpen, imaji mengurai sel-sel otak agar tetap sehat walafiat. Tak ada pembaca tak ada seni susastra. Jelajah imajinasi.

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Selasa, 9 April 2024 17:00 WIB

Kisah Ilmu, Kebaikan, dan Doa

Ingatlah tiga amalan terlaksana ... yang membuat kita di alam sana ... hidup selamanya dalam keabadian.

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Selasa, 9 April 2024 13:46 WIB

Menggenggam Dunia

Kugenggam dunia penuh cita, melalui untaian kata tercipta.

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Selasa, 9 April 2024 06:01 WIB

Mengendalikan Hasrat

Seorang yang sudah mencapai hasrat tentang kemanusiaan dan ketuhanan, niscaya dirinya diliputi keinginan mulia.

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Selasa, 9 April 2024 05:58 WIB

Sifat Kebanyakan Manusia

Itulah sebab manusia terjebak dalam siklus nikmat berujung kesengsaraan.