x

image: Healthshots

Iklan

Bambang Udoyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Maret 2022

Rabu, 3 Agustus 2022 17:04 WIB

Cara Menyikapi Permintaan Tolong

Dalam masyarakat banyak sekali orang yang meminta tolong dengan bebragai macam alasan dan cara. Sedangkan kita sebagai muslim dianjurkan suka menolong. Bagaimana cara menyiasatinya? Sila baca.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh: Bambang Udoyono, penulis buku

 

Di masyarakat kita terdapat banyak sekali orang bermasalah. Semua orang punya masalah sih, tapi banyak yang menghadapi masalah berat sehingga membutuhkan pertolongan.  Melihat banyaknya orang yang memiliki masalah berat, saya yakin Anda pernah dimintai tolong oleh orang lain. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Banyak orang membutuhkan pertolongan keuangan.  Anda pasti pernah bertemu orang yang meminta bantuan keuangan dengan berbagai alasan. Saya lihat di masyarakat ada orang yang menolak memberikan bantuan keuangan meskipun dia mampu.  Alasannya macam macam, tapi yang jelas dia tidak ikhlas memberikan bantuan uang. Dalam pandangan saya kita sebaiknya memberi bantuan kalau kita mampu. Memang resikonya uang kita tidak kembali.

Sebaiknya kita menata hati agar rela sebagian uang kita tidak kembali ketika dipinjam.  Niatkan saja sebagai sedekah. Nnati akan ada pahalanya.  Tidak mudah memang. Meskipun kita lapang tapi ketika tahu orang yang mau meminjam uang itu hidupnya ruwet kadang kita tidak rela. Ada kendala di hati kita.

Menolak memberi bantuan keuangan sebenarnya tidak salah. Meskipun demikian caranya menyampaikan harus elegan. Tujuannya agar tidak menyakiti hati orang dan agar hubungan baik tetap terjaga. Jangan sampai terjadi pertengkaran.

Menolak memberi bantuan keuangan juga sebaiknya menghindari afirmasi negatif.  Hindari kalimat yang menyatakan bahwa Anda tidak punya uang. Pikiran bawah sadar kita tidak tahu apakah kita berbohong atau berkata benar. Kalimat yang diulang ulang pelan pelan akan masuk ke pikiran bawah sadar. Jadi temukan kalimat lain yang elegan.

Permintaan ‘pengertian’

 

Ada lagi permintaan yaitu permintaan ‘pengertian’.  Kalau profesi Anda dosen, guru, pengajar mestinya sering mendapat permintaan semacam ini. Ada saja murid atau mahasiswa yang memintanya. Alasannya macam macam.  Intinya mereka minta nilai lebih tinggi atau lulus.

Jika Anda dalam posisi yang menentukan dalam rekrutmen karyawan baru atau jabatan tertentu mungkin sering juga mendapat permintaan serupa. Ada saja orang yang meminta pekerjaan atau jabatan. Mungkin untuk dia sendiri atau anaknya, adiknya dsb.

Permintaan ‘pengertian’ itu artinya ya kalau si calon tidak memenuhi syarat dia tetap minta diterima. Jadi dia minta keistimewaan.

Ketika si peminta itu orang lain yang tidak dekat kita mudah saja menolaknya. Tapi ketika si peminta itu teman dekat apalagi kerabat dekat bahan saudara kandung,  maka kita menghadapi dilema.

Kalau kita menolak permintaan itu maka ada resiko hubungan akan memburuk. Tapi tempat bekerja kita mendapat tenaga kerja yang kompeten.  Kalau kita mengutamakan hubungan saudara, artinya kita mengorbankan tempat kerja kita, kalau saudara tadi kurang kompeten.

Inilah ujian untuk kita. Kepada siapakah komitmen kita. Apakah kepada keluarga atau kepada bangsa dan negara?  Di zaman kekinian Indonesia membutuhkan banyak sekali tenaga kerja yang kompeten dan berkarakter unggul. Jadi sebaiknya Anda mengutamakan komitmen kepada bangsa dan negara.

Tentu saja Anda perlu menyampaikan dengan halus. Toh rezeki bisa dicari di banyak tempat misalnya.   

Buat Anda yang anak anaknya sedang mencari pekerjaan, sebaiknya tanamkan saja karakter dan kompetensi unggul. Kalau anak anak Anda sudah memiliki dua unsur tersebut maka Anda tidak perlu melobby saudar yang sudah berda di tempat tinggi untuk mencarikan pekerjaaan anak anak Anda.

Kaitan dengan parenting

 

Apa kaitannya dengan parenting?  Adalah.  Sejak awal pernikahan (calon) pasutri sebaiknya sudah merancang keluarga macam apa yang akan dibangun.  Pasutri mesti merancang budaya keluarga agar anak anaknya memiliki karanter dan kompetensi yang unggul.  Anak anak yang memiliki keunggulan karakter dan kompetensi tidak takur dengan persaingan di bursa tenaga kerja.

Ringkasan

 

Banyaknya orang bermasalah dalam masyarakat membuat mereka kadang membutuhkan pertolongan. Budaya dan mentaltas jalan pintas memperparah keadaan. Mereka suka minta tolong dan bahkan minta keistimewaan. Hubunga  kekerabatan jadi akar nepotisme. Tapi karena Indonesia membutuhkan banyak naker yang berkarakter kuat dan kompeten, berilah mereka pengertian yang benar. Buat para orang tua sejak awal beri masukan anak anak Anda agar memiliki karakter dan kompetensi yang unggul

Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Sengketa?

Oleh: sucahyo adi swasono

2 jam lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB