Anak perawan gelisah menunggu kabar
dari kekasihnya yang tak tahu kemana rimba
angin telah membawa pergi perahunya
menitik hilang di samudera biru
tak bertepi tak bertujuan.
Jemari lentik pada tenunan tersulam kehidupan
riwayat silam kuda-kuda liar di hutan,
tombak para nelayan dan bunga-bunga yang gaib
menjelma kain hangat tak bertuan.
Nona tenun terus karena sebentar malam
Tuhan akan mengirimkan badai
menyeret kapal kembali ke dermaga
membawa kekasihmu yang setiap hari
tak jemu kau doakan.
(Nusa indah, '22)
Ikuti tulisan menarik Jerpis M. lainnya di sini.