Pilon - Fiksi - www.indonesiana.id
x

https://pin.it/1cAwSTB\xd foto dari pintrees

Winda Pipit

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 9 Agustus 2022

Rabu, 10 Agustus 2022 16:18 WIB

  • Fiksi
  • Topik Utama
  • Pilon

    Puisi

    Dibaca : 259 kali

    Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

    PILON

    Senin pagi yang me-Lugu

    Waktu lalu ku tatap jalan raya namun tak cukup panjang kali lebarnya

    Terhenti, langsung ku tepikan kendaraan yang bising lalu lalangnya

    Cermati sekali lagi pariwara hiruk pikuk

    Entah kapan yang fana ini kan lenyap terkutuk

     

    Aku ini Berandal kecil

    Berlenggak lenggok tuk terlihat tengil

    Yang selalu membawa jangkar waktu

    Terselip di belakang sakuku

     

    Akan ku ancam Dia dengan sumpah serapahku

    Bayang Bergemericik parau suaranya ditelingaku

    Memekak asma di tiap malam menjelujur

    Katanya tak perlu gundah membatin terbujur

     

    Sejak saat itu ubin menjadi lebih dingin dari biasanya

    Rintik nirwana yang sedang ku saup dengan tangan

    Tak ada lagi kenikmatan memintanya

    Biar kubuang lerai didalam dekapan

     

    Ingin sekali mulutnya ku tancap paku emas

    Antara teluh dan buhul yang ingin ku remas

    Sampai dia sang adikara

    Bajingan tengik!

    Melebur dalam lupa

     

    #LombaPuisiTerokaIndonesiana

    Ikuti tulisan menarik Winda Pipit lainnya di sini.



    Suka dengan apa yang Anda baca?

    Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.




    Oleh: Merta Merdeka

    1 hari lalu

    Bertaruh

    Dibaca : 98 kali




    Oleh: Frank Jiib

    5 hari lalu

    Untuk Adikku

    Dibaca : 122 kali