Apa yang bisa kutulis untuk menggambarkan sesosok Chairil?
haruskah dahulu kuanggap nabi penerang bahasa dan literasi(a)?
Tidak cukupkah andai kumenghias kata untuk melangitkan jerihnya,
badannya, arah sisir rambutnya, genggam tangan kala isap rokoknya,
atau kerah kancing satu terbukanya?
“Tidak, kamu hanya perlu menggambar isi di balik kepulan asap yang diisap. Dari sana kamu akan tahu, asap itu tadi yang bakal membunuh perompak-perompak megalomania, yang saat ini duduk di atas altar, sembari berkoar dan berkata: semua idea dari seonggok tubuh tiada harga di hadapan lima monyong bedil dan takhta.”
Semarang, 2022
#LombaPuisiTerokaIndonesiana
Ikuti tulisan menarik Muhammad Faisal DH lainnya di sini.