Menyeka tetesan eluh teduh aransemen klausa
Terdampar mengusap lelunturan tinta kertas usang
di mata pria muda pada masanya
Sekali
sejalan
bangkit lahir kembali dan bekata, “Slebew ... .”
Tentu bukan! Ini yang dia kata, “Hidup kembali. Dan bara kagum menjadi api!”
Di Meja Makan
Bersama Chairil
ambilkan aku, sebilah sajak
lengkap dengan kepulan
kenduri logos peradaban tanah timur hingga barat
Sebab hanya itu yang bisa
buatku dan buatnya tanggal dari lapar,
tinggal menetap menatap masa
Bila mana tidak,
kami hidup kedua kalinya
‘kan menyaksi anak negeri
berjalan dengan otak dan kaki yang keduanya mati.
Semarang, 2022
#LombaPuisiTerokaIndonesiana
Ikuti tulisan menarik Muhammad Faisal DH lainnya di sini.