Bangunlah Chairil!
Ini negeri telah banyak sampah kata-kata
Tak ada lagi seleksi pilihan kata-kata terbaik
Semua kata langsung dimakan tanpa pernah
Dikunyah. Mulut-mulut hanya mengobral
Janji-janji manis dan tak pernah dipikirkan
Meski saat moment kita nikmati kopi pahit
Jangan menangis, Chairil!
Jika pelabuhan kini hanya untuk keluh kesah
Seperti dinding medsos tempat orang-orang
Nyerocos. Puisi katanya sudah menjadi basi
yang laku hanyalah hujatan dan caci maki
Saling serang tanpa ada rasa kasih sayang
Cinta hanya sekedar isapan jempol belaka
Pahamilah, Chairil!
Tak ada makna yang abadi dalam puisi
yang ada hanyalah orang-orang pembual
Di negeri yang penuh dengan ingar-bingar.
Hujatan dan caci maki menjadi komoditi
Pameran harta kekayaan sebagai andalan
Tragisnya kini berujung dengan tahanan
Chairil, sedu sedan aku mengingatmu!
Pengadegan, Pancoran, Jakarta Selatan, 2022
Ikuti tulisan menarik Akhmad Sekhu lainnya di sini.