x

Pastikan tak tertibkan Perppu KPK

Iklan

Indrato Sumantoro

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 30 Juli 2021

Jumat, 12 Agustus 2022 13:11 WIB

Aspal Alam Buton, 8 Tahun Pemerintahan Jokowi

Pemerintahan Pak Jokowi sebentar lagi akan berusia 8 tahun. Ini berarti masa jabatan Pak Jokowi sebagai RI 1 akan tinggal tersisa 2 tahun lagi. Pada awal pemerintahan Pak Jokowi di bulan Januari 2015, Pak Jokowi sudah pernah menginstruksikan kepada semua jajaran Kementerian-kementerian terkait untuk menggantikan aspal impor dengan aspal Buton. Bagaimana hasil dari instruksi tersebut sekarang ini? Apakah aspal Buton sekarang ini sudah mampu menggantikan aspal impor? Mudah-mudahan Pak Jokowi sendiri yang akan dapat menjelaskannya kepada seluruh rakyat Indonesia, mengapa sudah 42 tahun Indonesia masih terus mengimpor aspal?. Dan mengapa sampai sekarang ini aspal alam Buton masih belum juga mampu menggantikan aspal impor? Masa pemerintahan Pak Jokowi tinggal tersisa 2 tahun lagi. Mampukah Pak Jokowi menjawab dengan jujur tantangan berat ini? Aspal alam Buton untuk mengsubstitusi aspal impor adalah tantangan zaman, Pak Jokowi !.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pak Jokowi pertama kali dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia ke 7 pada tanggal 20 Oktober 2014. Jadi pada tanggal 20 Oktober 2022 nanti, pemerintahan Pak Jokowi akan berusia 8 tahun. Ini berarti masa jabatan Pak Jokowi sebagai RI 1 akan tinggal tersisa 2 tahun lagi. Apa yang sudah Pak Jokowi perbuat untuk aspal Buton dalam kurun waktu 8 tahun pemerintahannya?

Pada awal pemerintahan Pak Jokowi di bulan Januari 2015, Pak Jokowi sudah pernah menginstruksikan kepada semua jajaran Kementerian-kementerian terkait untuk menggantikan aspal impor dengan aspal Buton. Ini pemikiran dan upaya Pak Jokowi yang sangat jenius dan brilian. Pak Jokowi mampu mendengarkan suara hati nurani rakyat Indonesia dengan baik.

Bagaimana hasil instruksi tersebut sekarang ini, 8 tahun kemudian? Apakah aspal alam Buton sekarang ini sudah mampu menggantikan aspal impor? Mudah-mudahan Pak Jokowi sendiri yang akan dapat menjelaskannya kepada seluruh rakyat Indonesia, mengapa sudah 42 tahun Indonesia masih terus mengimpor aspal? Dan mengapa sampai sekarang ini aspal alam Buton masih belum juga mampu menggantikan aspal impor?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebenarnya Pak Jokowi sudah sering dan berulang kali menginstruksikan, menyarankan, dan mengarahkan kepada semua para Menterinya agar seluruh rakyat Indonesia harus mau menggunakan produk-produk lokal. Dan jangan mau harus terus bergantung kepada produk-produk impor. Dengan membeli produk-produk impor yang paling diuntungkan adalah negara-negara lain. Sedangkan Indonesia sendiri hanya bisa “gigit jari”, karena hal ini telah mengakibatkan dan menyebabkan banyak sekali pengangguran di dalam negeri. Alangkah mirisnya nasib negaraku, Indonesia.

Tahukah Pak Jokowi bahwa aspal adalah komoditas impor yang paling besar nilainya? Dan tahukah juga Pak Jokowi bahwa Indonesia sudah mengimpor aspal selama 42 tahun lebih? Apa arti informasi ini bagi Pak Jokowi? Pak Jokowi boleh saja marah-marah, karena Pak Jokowi baru saja sadar dan tahu bahwa Indonesia sebenarnya sudah cukup lama dan banyak sekali mengimpor produk-produk yang sebenarnya sudah bisa dibuat sendiri di dalam negeri. Tetapi mohon Pak Jokowi jangan marah-marah terus. Karena dengan marah-marah Pak Jokowi tidak akan merubah keadaan dan menyelesaikan masalah dengan baik. Pak Jokowi sejatinya harus bersikap jujur dan berpikir lebih visioner, logis, dan patriotik dalam mencari solusi-solusi jitu untuk menyelesaikan masalah-masalah kebijakan impor ini. Khususnya impor aspal yang nilainya paling besar dibandingkan dengan nilai produk-produk impor yang lain. 

Mungkin upaya-upaya dari kementerian-kementerian terkait selama ini untuk mengsubstitusi aspal impor dengan aspal alam Buton sudah cukup agresif dan maksimal. Tetapi mengapa sampai sekarang ini masih belum juga menghasilkan apa-apa? Apakah mungkin karena ada kesalahan strategi dan visi, atau kurang memahami masalah-masalah yang sedang terjadi di lapangan? Mudah-mudahan Pak Jokowi dapat segera mengadakan sidang kabinet dengan para menteri terkait, khususnya untuk membahas mengenai masalah mengapa sudah 42 tahun Indonesia masih terus mengimpor aspal? Dan mengapa aspal Buton masih belum juga mampu menggantikan aspal impor?

Alangkah bahagianya rakyat Indonesia, apabila Pak Jokowi dapat menyampaikan hasil sidang Kabinet tersebut kepada masyarakat luas agar seluruh rakyat Indonesia dapat memahami dan mendukung upaya-upaya Pak Jokowi untuk segera membangun dan mengembangkan Industri hilirisasi aspal alam Buton sebelum masa jabatan Presiden berakhir 2 tahun lagi di tahun 2024.

Sejatinya, kalau Pak Jokowi mau serius dan bersungguh-sungguh secepatnya menyelesaikan masalah pembangunan dan pengembangan hilirisasi aspal alam Buton, solusinya adalah sangat mudah dan sederhana sekali. Yaitu: Investor – Investor – Investor. Hakikatnya, sesuatu yang mudah itu jangan sekali-kali dipersulit. Ini adalah prinsip dasar dalam menyelesaikan suatu masalah yang seolah-olah rumit secara lebih efektif dan efisien. Dan sebenarnya apa yang Pak Jokowi sudah upayakan selama ini adalah sudah tepat dan benar.

Baru-baru ini di bulan Juli 2022, Pak Jokowi sudah melakukan pelawatan ke luar negeri untuk mengundang para Investor dari negara-negara sahabat di Asia Timur untuk berinvestasi di Indonesia. Pak Jokowi sudah bertemu dengan Presiden China Xi Jinping, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, dan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol untuk membicarakan masalah perdagangan dan investasi. Sekarang Pak Jokowi telah kembali ke Indonesia dengan membawa hasil komitmen bahwa negara-negara sahabat tersebut akan memperkuat kerjasama perdagangan dan investasi di Indonesia. Adapun Proyek - proyek yang akan dikerjakan bersama-sama adalah Proyek-proyek prioritas dan strategis nasional untuk meningkatkan pertumbuhan dan pemulihan ekonomi Indonesia.

Sejauh ini langkah-langkah Pak Jokowi sudah mantap dan 100% memenuhi harapan rakyat. Sudah sesuai, sejalan, dan searah dengan amanah suara hati nurani rakyat. Tetapi alangkah sangat disesalkan sekali bahwa tampaknya masih ada sesuatu yang terlewatkan. Dan masih belum sempurna dilaksanakan dengan baik oleh Pak Jokowi ketika berkunjung ke China, Jepang, dan Korea Selatan tersebut. Mungkin saja Pak Jokowi telah lupa dengan janji dan instruksi beliau yang telah diucapkannya di tahun 2015 yang lalu untuk menggantikan aspal impor dengan aspal alam Buton.

Pak Jokowi tidak membicarakan dan menyampaikan secara khusus mengenai rencana Program hilirisasi aspal alam Buton untuk mengsubstitusi aspal impor dengan Presiden Xi Jinping, Perdana Menteri Fumio Kishida, dan Presiden Yoon Suk Yeol. Sangat disayangkan sekali bahwa sekarang ini kesempatan emas tersebut telah hilang lenyap begitu saja tanpa ada kesan sama sekali. Ini sejatinya adalah momentum yang paling ditunggu-tunggu, pas, dan tepat sasaran untuk membahas suara hati nurani rakyat Indonesia terkait dengan Program hilirisasi aspal alam Buton yang telah terkendala cukup lama, karena belum ada satupun investor yang berminat.

Dengan janji dan jaminan dari Pak Jokowi bahwa Program hilirisasi aspal alam Buton ini adalah sangat vital, prioritas, dan strategis untuk meningkatkan pertumbuhan dan pemulihan ekonomi Indonesia, maka Pak Jokowi dapat mengundang para Investor dari China, Jepang, dan Korea Selatan untuk berinvestasi di Pulau Buton. Pak Jokowi bisa menambahkan juga bahwa sudah 42 tahun Indonesia mengimpor aspal senilai kurang lebih US$ 600 – 900 juta per tahun. Dengan mengsubstitusi aspal impor dengan aspal alam Buton, maka devisa negara yang dikeluarkan sebesar US$ 600 – 900 juta per tahun tersebut akan dapat dimanfaatkan di dalam negeri untuk menunjang pembangunan dan pengembangan industri hilirisasi aspal alam Buton.

Rakyat Indonesia merasa sangat sedih dan kecewa sekali, karena harapan yang sudah demikian sangat besarnya dan sangat lama dinanti-nantikan itu untuk mendapatkan Investor dari China, Jepang, dan Korea Selatan untuk mewujudkan Program hilirisasi aspal alam Buton masih belum juga kesampaian. Apakah mungkin masih ada kesempatan lain yang lebih baik? Ada pepatah yang mengatakan: “Lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali”.

'Oleh karena itu, alangkah bijaknya Pak Jokowi seandainya saja Pak Jokowi masih mau berupaya memperbaiki keadaan dengan mengundang para duta besar  beserta para Investor dari China, Jepang, dan Korea Selatan untuk segera datang berkunjung ke Pulau Buton. Pak Jokowi sendiri akan dapat menunjukkan kepada para Duta Besar dan Investor tersebut mengenai betapa luar biasa besar potensi sumber daya aspal alam Buton untuk mampu mengsubstitusi aspal impor, bahkan untuk ekspor.

Rakyat Indonesia akan sangat berterima kasih dan menghargai sekali upaya-upaya Pak Jokowi dalam hal ini. Alangkah gembira dan terhiburnya rakyat Indonesia seandainya saja “Pekerjaan Rumah” ini bisa Pak Jokowi wujudkan dalam waktu dekat untuk mengobati rasa kekecewaan yang mendalam dari rakyat Indonesia. Semoga saja Pak Jokowi sekarang ini masih mampu mendengarkan jeritan suara hati nurani rakyat Indonesia.

Ikuti tulisan menarik Indrato Sumantoro lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu